Mahasiswa Pertanyakan Realisasi Pengadaan Mesin Pemintal Benang Sutera
Selasa, 21 Juni 2022 - 23:46 WIB
WAJO - Aliansi Mahasiswa Indonesia Wajo Bersatu (AMIWB), menyambangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Wajo, Selasa (21/6/2022). Mereka mendesak anggoat DPRD Kabupaten Wajo untuk segera mencari tau realisasi pengadaan mesin pemintal benang sutera di Kabupaten Wajo.
Ketua AMIWB, Syaifullah mengatakan, pada tahun 2021 Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan menganggarkan pengadaan barang berupa belanja modal mesin proses pemintal benang sutera, melalui APBD Provinsi.
Namun sampai sejauh ini realisasi dari wujud mesin tersebut belum pernah terlihat. Padahal diketahui batas akhir pelaksanaan kontrak hanya sampai Desember 2021.
"Dimana mesin pemintalnya, sampai saat ini kami belum melihat mesin itu. Kami juga minta informasi ke Disperingdakop Kabupaten Wajo semuanya bungkam," ujarnya.
Kecurigaan Syaifullah semakin bertambah, sebab tak satupun perwakilan dari Disperingdakop hadir dalam undangan Dewan untuk menghadiri aspirasi pada hari ini.
"Kalau memang tidak ada apa-apa, kenapa tidak satupun perwakilan dari Disperungdakop hadir. Ada apa, apa yang disembunyikan," tanya syaifullah.
Sementara, Tim penererima Aspirasi DPRD Kabupaten Wajo, Taqwa Gaffar sangat menyayangkan sikap dari Disperingdakop Kabupaten Wajo yang tidak hadir dalam memenuhi undangan aspirasi bersama teman-teman mahasiswa.
Ia pun akan segera memanggil Kepala Disperingdakop ke gedung DPRD Wajo untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) mempertanyakan realisasi mesin pemintal benang sutera di Kabupaten Wajo.
Ketua AMIWB, Syaifullah mengatakan, pada tahun 2021 Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan menganggarkan pengadaan barang berupa belanja modal mesin proses pemintal benang sutera, melalui APBD Provinsi.
Namun sampai sejauh ini realisasi dari wujud mesin tersebut belum pernah terlihat. Padahal diketahui batas akhir pelaksanaan kontrak hanya sampai Desember 2021.
"Dimana mesin pemintalnya, sampai saat ini kami belum melihat mesin itu. Kami juga minta informasi ke Disperingdakop Kabupaten Wajo semuanya bungkam," ujarnya.
Kecurigaan Syaifullah semakin bertambah, sebab tak satupun perwakilan dari Disperingdakop hadir dalam undangan Dewan untuk menghadiri aspirasi pada hari ini.
"Kalau memang tidak ada apa-apa, kenapa tidak satupun perwakilan dari Disperungdakop hadir. Ada apa, apa yang disembunyikan," tanya syaifullah.
Sementara, Tim penererima Aspirasi DPRD Kabupaten Wajo, Taqwa Gaffar sangat menyayangkan sikap dari Disperingdakop Kabupaten Wajo yang tidak hadir dalam memenuhi undangan aspirasi bersama teman-teman mahasiswa.
Ia pun akan segera memanggil Kepala Disperingdakop ke gedung DPRD Wajo untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) mempertanyakan realisasi mesin pemintal benang sutera di Kabupaten Wajo.
tulis komentar anda