Panasnya Persaingan Dagang di Jalur Strategis Picu Kerajaan Chola Serang Sriwijaya
Selasa, 21 Juni 2022 - 05:05 WIB
Di sisi lain, Tambralinga mendekati raja Sriwijaya, Sangrama Vijayatungavarman untuk meminta dukungannya. Hal inilah yang menjadi dasar bagi Chola bangkit melawan Sriwijaya.
Alasan lain, seperti disampaikan sejarawan Nilakanta Sastri, dipicu oleh langkah Sriwijaya yang membatasi perdagangan Kerajaan Chola dengan Kekaisaran Cina. Jadi, ambisi Rajendra, konflik kerajaan sahabat dan persaingan perdagangan menjadi pemicu penyerangan terhadap Sriwijaya.
Pada 1025 M, Chola melancarkan serangan ke Kerajaan Sriwijaya. Dikisahkan, Angkatan Laut Kerajaan Chola berlayar menuju ke timur, berlabuh di Pelabuhan Lamuri atau Kedah di Semenanjung Melayu. Dari situ, armada Chola melanjutkan pelayaran ke Selat Malaka.
Armada Kerajaan Chola mengambil rute singkat dengan menyuuri pantai barat Sumatra dan berlabuh di Barus, sebuah pelabuhan di pantai barat Sumatra yang, pada waktu itu, dikendalikan oleh para pedagang Tamil.
Di pelabuhan ini , Angkatan Laut Chola mengisi kembali stok makanan mereka dan kemudian berlayar ke selatan di sepanjang pantai barat Sumatra.
Rajendra Chola menyerang dari selatan Kerajaan Sriwijaya dan di Selat Malaka. Pusat kerajaan di Palembang dikepung armada Chola. Disebutkan bahwa serangan ini benar-benar tidak pernah diduga oleh Raja Sangrama Vijayatungavarman.
Dengan pertahanan yang tidak terorganisir dengan baik, pasukan Chola berhasil mematahkan perlawanan armada Sriwijaya dan istana dikuasai.
Dalam serangan itu, Raja Sangrama Vijayatungavarman ditangkap. Gerbang Vidhyadara Torana dan segala perhiasan permata diambil sebagai hadiah untuk kemenangan Rajendra. Untuk memastikan Sriwijaya lemah, Chola juga melumpuhkan berbagai pelabuhan Sriwijaya lainnya.
Pasukan Chola menaklukkan pasukan Sriwijaya di Pannai, Malaya, Mapappala, Takuapa di Thailand, Nakkavaram di Kepulauan Nicobar dan Kedah.
Dengan meraih kemenangan atas Sriwijaya, Chola menguasai jalur perdagangan. Kemenangan Rajendra Chola sekaligus mengakhiri mengakhiri dinasti Sailendra atas Sriwijaya. Kemenangan Chola juga memberi peluang bagi pedagang -pedagang Tamil mendapatkan akses yang besar di sektor bisnis di wilayah Sumatera dan Semenanjung Malaya.
Alasan lain, seperti disampaikan sejarawan Nilakanta Sastri, dipicu oleh langkah Sriwijaya yang membatasi perdagangan Kerajaan Chola dengan Kekaisaran Cina. Jadi, ambisi Rajendra, konflik kerajaan sahabat dan persaingan perdagangan menjadi pemicu penyerangan terhadap Sriwijaya.
Pada 1025 M, Chola melancarkan serangan ke Kerajaan Sriwijaya. Dikisahkan, Angkatan Laut Kerajaan Chola berlayar menuju ke timur, berlabuh di Pelabuhan Lamuri atau Kedah di Semenanjung Melayu. Dari situ, armada Chola melanjutkan pelayaran ke Selat Malaka.
Armada Kerajaan Chola mengambil rute singkat dengan menyuuri pantai barat Sumatra dan berlabuh di Barus, sebuah pelabuhan di pantai barat Sumatra yang, pada waktu itu, dikendalikan oleh para pedagang Tamil.
Di pelabuhan ini , Angkatan Laut Chola mengisi kembali stok makanan mereka dan kemudian berlayar ke selatan di sepanjang pantai barat Sumatra.
Rajendra Chola menyerang dari selatan Kerajaan Sriwijaya dan di Selat Malaka. Pusat kerajaan di Palembang dikepung armada Chola. Disebutkan bahwa serangan ini benar-benar tidak pernah diduga oleh Raja Sangrama Vijayatungavarman.
Dengan pertahanan yang tidak terorganisir dengan baik, pasukan Chola berhasil mematahkan perlawanan armada Sriwijaya dan istana dikuasai.
Dalam serangan itu, Raja Sangrama Vijayatungavarman ditangkap. Gerbang Vidhyadara Torana dan segala perhiasan permata diambil sebagai hadiah untuk kemenangan Rajendra. Untuk memastikan Sriwijaya lemah, Chola juga melumpuhkan berbagai pelabuhan Sriwijaya lainnya.
Pasukan Chola menaklukkan pasukan Sriwijaya di Pannai, Malaya, Mapappala, Takuapa di Thailand, Nakkavaram di Kepulauan Nicobar dan Kedah.
Dengan meraih kemenangan atas Sriwijaya, Chola menguasai jalur perdagangan. Kemenangan Rajendra Chola sekaligus mengakhiri mengakhiri dinasti Sailendra atas Sriwijaya. Kemenangan Chola juga memberi peluang bagi pedagang -pedagang Tamil mendapatkan akses yang besar di sektor bisnis di wilayah Sumatera dan Semenanjung Malaya.
tulis komentar anda