Janggal dengan Kematian Bripda Diego Rumaropen, sang Nenek: Saya Mohon Keadilan untuk Cucu Saya!
Senin, 20 Juni 2022 - 11:22 WIB
WAMENA - Peristiwa penyerangan oleh Orang Tidak Dikenal (OTK) yang menewaskan Bripda Diego Fernando Rumaropen, meninggalkan duka bagi keluarga. Keluarga meminta penjelasan mengenai penyerangan yang menyebabkan Personel Kompi III Yon D Brimob Wamena, Polda Papua itu tewas.
Keluarga merasa terpukul dan merasa kehilangan atas kematian Bripda Diego dengan cara yang sangat tragis tersebut. Tak hanya menyebabkan Bripda Diego Rumaropen meninggal dunia.
Para pelaku juga membawa kabur dua senjata api laras panjang organik milik Brimob. Atas peristiwa ini, pihak keluarga besar dari Bripda Diego Rumaropen menuntut penjelasan resmi dari pimpinan Diego.
Menurut nenek korban, Sanderina Morin, tragedi maut yang merenggut nyawa cucunya bagi keluarga sangat janggal. Menurut Sanderina yang juga merupakan anggota DPRD Kabupaten Jayawijaya, pihak keluarga menuntut adanya keadilan untuk cucu tercinta.
“Apakah Almarhum Diego tidak tahu itu daerah merah (Napua)? Saya mohon keadilan untuk cucu saya,” ungkapnya, disela-sela pertemuan antara keluarga korban bersama dengan Dansat Brimob Polda Papua di rumah duka di Jalan Trikora, Wamena, Minggu (19/6/2022).
Baca: Kronologi Anggota Brimob Bripda Diego Rumaropen Meninggal Diserang OTK di Papua.
Kepada wartawan, Sanderina menuntut agar sebelum jenazah korban dimakamkan pihak Kepolisian bersama satuan Brimob dapat menghadirkan para saksi bersama Danki yang saat kejadian ada bersama-sama dengan korban, untuk memberikan penjelasan kepada keluarga korban.
“Kami keluarga mau hadirkan Dankinya untuk berikan keterangan. Jangan sampai dia (Danki) jual senjata dengan korbankan cucu saya. Kami keluarga harap tindak lanjut masalah ini,” ujarnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabar Seminggu Ini Berpotensi Angin Kencang dan Hujan Ekstrem.
Sebelumnya diberitakan, Orang Tidak Dikenal (OTK) membacok personel Brimob Polda Papua, Bripda Diego Fernando Rumaropen hingga meninggal dunia pada Sabtu pekan kemarin. Selain menyerang Bripda Diego Rumaropen, pelaku juga membawa kabur dua pucuk senjata api laras panjang organik milik satuan elite Polri.
Keluarga merasa terpukul dan merasa kehilangan atas kematian Bripda Diego dengan cara yang sangat tragis tersebut. Tak hanya menyebabkan Bripda Diego Rumaropen meninggal dunia.
Para pelaku juga membawa kabur dua senjata api laras panjang organik milik Brimob. Atas peristiwa ini, pihak keluarga besar dari Bripda Diego Rumaropen menuntut penjelasan resmi dari pimpinan Diego.
Menurut nenek korban, Sanderina Morin, tragedi maut yang merenggut nyawa cucunya bagi keluarga sangat janggal. Menurut Sanderina yang juga merupakan anggota DPRD Kabupaten Jayawijaya, pihak keluarga menuntut adanya keadilan untuk cucu tercinta.
“Apakah Almarhum Diego tidak tahu itu daerah merah (Napua)? Saya mohon keadilan untuk cucu saya,” ungkapnya, disela-sela pertemuan antara keluarga korban bersama dengan Dansat Brimob Polda Papua di rumah duka di Jalan Trikora, Wamena, Minggu (19/6/2022).
Baca: Kronologi Anggota Brimob Bripda Diego Rumaropen Meninggal Diserang OTK di Papua.
Kepada wartawan, Sanderina menuntut agar sebelum jenazah korban dimakamkan pihak Kepolisian bersama satuan Brimob dapat menghadirkan para saksi bersama Danki yang saat kejadian ada bersama-sama dengan korban, untuk memberikan penjelasan kepada keluarga korban.
“Kami keluarga mau hadirkan Dankinya untuk berikan keterangan. Jangan sampai dia (Danki) jual senjata dengan korbankan cucu saya. Kami keluarga harap tindak lanjut masalah ini,” ujarnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabar Seminggu Ini Berpotensi Angin Kencang dan Hujan Ekstrem.
Sebelumnya diberitakan, Orang Tidak Dikenal (OTK) membacok personel Brimob Polda Papua, Bripda Diego Fernando Rumaropen hingga meninggal dunia pada Sabtu pekan kemarin. Selain menyerang Bripda Diego Rumaropen, pelaku juga membawa kabur dua pucuk senjata api laras panjang organik milik satuan elite Polri.
(nag)
tulis komentar anda