Pemerintah Inggris Perluas Program Akses Digital ke Indonesia Timur
Selasa, 14 Juni 2022 - 08:37 WIB
"Mengenai akses digital untuk perempuan penyandang disabilitas kaum tertinggal, jadi kita fokus pada kaum termarjinalkan dan program kita sudah berjalan pada tahun 2019. Kita kita sudah juga bekerja sama dengan mitra-mitra kita dengan program yang difokuskan pada kewirausahaan," ujarnya saat sesi konferensi pers di Hotel Novotel, Makassar, Senin (13/6/2022).
Dalam program yang bekerjasama dengan British Council dalam partisipasi digital inklusif, akan melibatkan pelatihan keterampilan digital dasar dan menengah untuk kaum marjinal seperti kaum muda dan latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah, perempuan dan penyandang disabilitas di Sulsel, Nusa Tenggara Timur, Ambon, Pulau Banda, Papua, dan Papua Barat.
Sementara itu Pendiri Berdayabareng.com, Nicky Clara mengatakan, guna menutup kesenjangan digital harus dipastikan agar setiap masyarakat di Indonesia Timur dapat menjangkau internet pada tahun 2030. Hal ini mengharuskan pemerintah dan pemangku kepentingan dalam meningkatkan infrastruktur berkelanjutan.
"Melalui program ini saya mencoba merancang gerakan praktis dengan meningkatkan kesadaran akan kesenjangan digital dan memerangi stereotip melalui citra perempuan, penyandang disabilitas dan kelompok marjinal lainnya yang lebih berdaya di ranah digital," paparnya.
Sementara itu melalui data asosiasi Internet APJI, pertumbuhan penyediaan layanan internet telah berkembang pesat selama pandemi hingga 200 perusahaan yang aktif.
Namun, disparitas akses informasi di desa terpencil masih terbilang lemah sehingga menjadikan akses internet masih cenderung melemah untuk beberapa daerah termasuk yang berada di wilayah Indonesai Timur.
Melalui gerakan yang bekerja sama dengan Common Room Network Foundation sejak tahun 2020, pengembangan inisiatif melalui program 'Indigenous Comunity Networks Flatform and Tech Hub For Rusal Inovation' terus digencarkan hingga saat ini terus dilakukan demi mendukung penyetaraan akses internet di setiap daerah.
"Pelatihan, pendampingan dan peningkatan kapasitas bagi warga merupakan persyaratan penting dalam dalam mendorong pengembangan dan pemanfaatan infrastruktur internet berbasi masyarakat di pedesaan dan daerah terpencil," terang Direktur Common Room Network Foundation, Gustaff H Iskandar.
Dalam program yang bekerjasama dengan British Council dalam partisipasi digital inklusif, akan melibatkan pelatihan keterampilan digital dasar dan menengah untuk kaum marjinal seperti kaum muda dan latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah, perempuan dan penyandang disabilitas di Sulsel, Nusa Tenggara Timur, Ambon, Pulau Banda, Papua, dan Papua Barat.
Sementara itu Pendiri Berdayabareng.com, Nicky Clara mengatakan, guna menutup kesenjangan digital harus dipastikan agar setiap masyarakat di Indonesia Timur dapat menjangkau internet pada tahun 2030. Hal ini mengharuskan pemerintah dan pemangku kepentingan dalam meningkatkan infrastruktur berkelanjutan.
"Melalui program ini saya mencoba merancang gerakan praktis dengan meningkatkan kesadaran akan kesenjangan digital dan memerangi stereotip melalui citra perempuan, penyandang disabilitas dan kelompok marjinal lainnya yang lebih berdaya di ranah digital," paparnya.
Sementara itu melalui data asosiasi Internet APJI, pertumbuhan penyediaan layanan internet telah berkembang pesat selama pandemi hingga 200 perusahaan yang aktif.
Namun, disparitas akses informasi di desa terpencil masih terbilang lemah sehingga menjadikan akses internet masih cenderung melemah untuk beberapa daerah termasuk yang berada di wilayah Indonesai Timur.
Melalui gerakan yang bekerja sama dengan Common Room Network Foundation sejak tahun 2020, pengembangan inisiatif melalui program 'Indigenous Comunity Networks Flatform and Tech Hub For Rusal Inovation' terus digencarkan hingga saat ini terus dilakukan demi mendukung penyetaraan akses internet di setiap daerah.
"Pelatihan, pendampingan dan peningkatan kapasitas bagi warga merupakan persyaratan penting dalam dalam mendorong pengembangan dan pemanfaatan infrastruktur internet berbasi masyarakat di pedesaan dan daerah terpencil," terang Direktur Common Room Network Foundation, Gustaff H Iskandar.
(agn)
tulis komentar anda