Pasar Loak Cinde, Mal Serba Ada di Pusat Kota Palembang
Rabu, 24 Juni 2020 - 12:21 WIB
PALEMBANG - Pusat perbelanjaan modern seperti mal dan toko serba ada boleh saja mengklaim serba ada. Namun Pasar Loak Cinde di Palembang yang menyediakan berbagai barang baik baru maupun bekas, tentu lebih pantas disebut mal.
Pasar loak Cinde di Palembang tetap bertahan hingga sekarang. Pasar yang menempati empat ruas jalan (Jalan Karet, Jalan Raden Muhamad, Jalan Raden Nangling, dan Jalan Cinde Welan, serta Lorong Kebon) di sekitar Jalan Sudirman ini mampu bertahan dari berbagai gempuran. (Baca: Cegah Penyimpangan, KPU PALI Gelar Bimtek Keuangan )
Pasar yang disebutkan telah ada sejak era 60-an ini mampu bertahan dari gempuran krisis moneter, bertahan dari anjloknya harga komoditi andalan Sumsel (karet dan sawit), dan tetap eksis di tengah bermunculan mal, serta tetap ramai dikunjungi di tengah bermunculan situs perdagangan online.
Ketika berbincang dengan sejumlah pedagang, mereka tak mampu memberikan jawaban alasan Pasar Loak Cinde bertahan dan tetap ramai termasuk di saat Pandemi COVID-19. Bahkan di sampingnya juga berdiri Palembang Indah Mal dengan konsep modernnya. Lalu di Jalan Letkol Iskandar dan Jalan Sudirman berdiri sejumlah toko dan bengkel yang menyediakan produk yang serupa. Namun Pasar Loak Cinde tetap bertahan dan ramai, terutama di pagi Sabtu dan Minggu.
Mail (57), salah satu pedagang yang biasa menggelar dagangannya di Jalan Cinde Welan mengungkapkan, yang membuat Pasar Cinde bertahan karena semua barang dari semua usia ada. Maksudnya, tersedia banyak berbagai barang bekas, mulai dari onderdil kendaraan bekas, lemari bekas, piringan hitam hingga tali sepatu bekas. “Tapi juga ada yang baru, soal harga kesepakatan tawar – menawar,” katanya tertawa.
Uniknya lagi di Pasar Loak Cinde seakan tersedia semua barang yang dibutuhkan. Tinggal tanya ke salah salah satu pedagang, maka barang yang dicari akan tersedia. Jika Anda mencari mesin kapal bekas pun juga tersedia. Mesin ketik jadul, juga ada. Atau baut kecil bekas pun tersedia.
Selain onderdil kendaraan dan kapal di tempat ini juga tersedia barang antik, barang hobi seperti burung dan perlengkapannya, peralatan mancing dan sebagainya. Tak akan selesai jika harus disebutkan barang apa saja yang tersedia di tempat ini. Jika suka koleksi batu cincin atau akik, juga tersedia banyak di tempat ini.
Mungkin itu yang membuatnya bertahan. Selain itu, jika bicara pasar tradisional yang menyediakan sayuran segar dan lauk – pauk serta alat pertanian. Tinggal berjalan sedikit ke sampingnya akan tersedia semuanya di Pasar Tradisional Cinde Palembang. Memang Pasar Cinde terdiri dari dua bagian, yakni Pasar Tradisional yang menjual aneka kebutuhan dapur, sembako dll, dan Pasar Loak yang akan memuaskan kebutuhan pengunjung. (Baca: Sulawesi Selatan Raih Tiga Gelar Juara Lomba Inovasi New Norma )
Dahulu, kawasan Cinde sempat dicap sebagai tempat yang rawan kriminal. Juga dihembuskan jika barang yang dijual di Pasar Loak Cinde merupakan hasil curian. Terlepas benar atau salah, Pasar Loak Cinde tak pernah sepi apalagi tutup. Bahkan bagi warga yang lama menetap di Palembang, main ke Pasar Cinde sambil mengisi akhir pekan sambil sarapan soto babat di sekitarnya, menjadi kenangan.
“Lucunya itu kadang ke sini (Cinde) tidak ada yang dicari atau hendak dibeli. Habis jogging lihat-lihat ada yang menarik dan cocok harga, beli. Kadang juga tidak belanja apapun, cuma lihat – lihat dan sarapan,” ujar Siddik, pengunjung dari Plaju yang ditemui, Minggu pagi (21/6/2020).
Pasar loak Cinde di Palembang tetap bertahan hingga sekarang. Pasar yang menempati empat ruas jalan (Jalan Karet, Jalan Raden Muhamad, Jalan Raden Nangling, dan Jalan Cinde Welan, serta Lorong Kebon) di sekitar Jalan Sudirman ini mampu bertahan dari berbagai gempuran. (Baca: Cegah Penyimpangan, KPU PALI Gelar Bimtek Keuangan )
Pasar yang disebutkan telah ada sejak era 60-an ini mampu bertahan dari gempuran krisis moneter, bertahan dari anjloknya harga komoditi andalan Sumsel (karet dan sawit), dan tetap eksis di tengah bermunculan mal, serta tetap ramai dikunjungi di tengah bermunculan situs perdagangan online.
Ketika berbincang dengan sejumlah pedagang, mereka tak mampu memberikan jawaban alasan Pasar Loak Cinde bertahan dan tetap ramai termasuk di saat Pandemi COVID-19. Bahkan di sampingnya juga berdiri Palembang Indah Mal dengan konsep modernnya. Lalu di Jalan Letkol Iskandar dan Jalan Sudirman berdiri sejumlah toko dan bengkel yang menyediakan produk yang serupa. Namun Pasar Loak Cinde tetap bertahan dan ramai, terutama di pagi Sabtu dan Minggu.
Mail (57), salah satu pedagang yang biasa menggelar dagangannya di Jalan Cinde Welan mengungkapkan, yang membuat Pasar Cinde bertahan karena semua barang dari semua usia ada. Maksudnya, tersedia banyak berbagai barang bekas, mulai dari onderdil kendaraan bekas, lemari bekas, piringan hitam hingga tali sepatu bekas. “Tapi juga ada yang baru, soal harga kesepakatan tawar – menawar,” katanya tertawa.
Uniknya lagi di Pasar Loak Cinde seakan tersedia semua barang yang dibutuhkan. Tinggal tanya ke salah salah satu pedagang, maka barang yang dicari akan tersedia. Jika Anda mencari mesin kapal bekas pun juga tersedia. Mesin ketik jadul, juga ada. Atau baut kecil bekas pun tersedia.
Selain onderdil kendaraan dan kapal di tempat ini juga tersedia barang antik, barang hobi seperti burung dan perlengkapannya, peralatan mancing dan sebagainya. Tak akan selesai jika harus disebutkan barang apa saja yang tersedia di tempat ini. Jika suka koleksi batu cincin atau akik, juga tersedia banyak di tempat ini.
Mungkin itu yang membuatnya bertahan. Selain itu, jika bicara pasar tradisional yang menyediakan sayuran segar dan lauk – pauk serta alat pertanian. Tinggal berjalan sedikit ke sampingnya akan tersedia semuanya di Pasar Tradisional Cinde Palembang. Memang Pasar Cinde terdiri dari dua bagian, yakni Pasar Tradisional yang menjual aneka kebutuhan dapur, sembako dll, dan Pasar Loak yang akan memuaskan kebutuhan pengunjung. (Baca: Sulawesi Selatan Raih Tiga Gelar Juara Lomba Inovasi New Norma )
Dahulu, kawasan Cinde sempat dicap sebagai tempat yang rawan kriminal. Juga dihembuskan jika barang yang dijual di Pasar Loak Cinde merupakan hasil curian. Terlepas benar atau salah, Pasar Loak Cinde tak pernah sepi apalagi tutup. Bahkan bagi warga yang lama menetap di Palembang, main ke Pasar Cinde sambil mengisi akhir pekan sambil sarapan soto babat di sekitarnya, menjadi kenangan.
“Lucunya itu kadang ke sini (Cinde) tidak ada yang dicari atau hendak dibeli. Habis jogging lihat-lihat ada yang menarik dan cocok harga, beli. Kadang juga tidak belanja apapun, cuma lihat – lihat dan sarapan,” ujar Siddik, pengunjung dari Plaju yang ditemui, Minggu pagi (21/6/2020).
(don)
tulis komentar anda