Kisah Tjong A Fie, Crazy Rich Era Kolonial yang Dermawan dan Menghormati Keberagaman
Senin, 16 Mei 2022 - 06:41 WIB
Lahir dengan nama Tjong Fung Nam, Tjong A Fie merupakan keturunan orang Hakka di Sungkow, Meixian, Guangdong, Tiongkok. Sebelum dikenal dengan nama Tjong A Fie, dia juga pernah diberi nama Tjong Yiauw Hian.
Meskipun dikenal sebagai crazy rich, siapa sangka Tjong A Fie dilahirkan dari keluarga yang sederhana. Bahkan, Tjong A Fie dan kakaknya Tjong Yong Hian, harus meninggalkan sekolah untuk membantu menjaga toko milik ayahnya.
Putus sekolah, dan mendapatkan pendidikan sedanya, tidak membuat kemampuan itelektual Tjong A Fie surut. Dia bahkan memiliki kecerdasan yang luar biasa, serta memiliki kemampuan berdagang yang tinggi. Tak heran, usah keluarganya menjadi sukses.
Merantau ke wilayah Hindia Belanda, menjadi pilihan Tjong A Fie muda, dengan tujuan mencari penghidupan yang lebih baik. Dia berangkat ke Medan, pada tahun 1875, saat usianya masih sangat belia, yakni 18 tahun.
Berbekal sedikit uang, Tjong A Fie muda nekat mengadu nasib di Medan. Dia menyusul kakaknya, Tjong Yong Hian yang sudah lima tahun hidup di jantungnya Sumatera Utara. Tiba di Medan, Tjong A Fie bekerja di toko milik Tjong Sui Fo yang merupakan teman kakaknya.
Kerjanya serabutan, tugasnya menangani pembukuan toko, melayani para pelanggan, hingga menagih utang. Bahkan, dia juga harus menjalankan tuga-tuga lain di toko tersebut, agar bisnis tetap bisa berjalan.
Tjong A Fie dikenal sangat ramah dan mudah bergaul, sehingga temannya sangat banyak. Bukan hanya orang Tionghoa saja, dia juga bersahabat dengan orang Melayu, Arab, India, dan pastinya orang Belanda.
Sebagai perantauan, dia sangat menghormati budaya masyarakat lokal. Salah satunya dibuktikannya dengan belajar berbicara menggunakan bahasa Melayu, yang kala itu sudah menjadi bahasa perantara masyarakat di tanah Deli.
Baca Juga
Meskipun dikenal sebagai crazy rich, siapa sangka Tjong A Fie dilahirkan dari keluarga yang sederhana. Bahkan, Tjong A Fie dan kakaknya Tjong Yong Hian, harus meninggalkan sekolah untuk membantu menjaga toko milik ayahnya.
Putus sekolah, dan mendapatkan pendidikan sedanya, tidak membuat kemampuan itelektual Tjong A Fie surut. Dia bahkan memiliki kecerdasan yang luar biasa, serta memiliki kemampuan berdagang yang tinggi. Tak heran, usah keluarganya menjadi sukses.
Merantau ke wilayah Hindia Belanda, menjadi pilihan Tjong A Fie muda, dengan tujuan mencari penghidupan yang lebih baik. Dia berangkat ke Medan, pada tahun 1875, saat usianya masih sangat belia, yakni 18 tahun.
Berbekal sedikit uang, Tjong A Fie muda nekat mengadu nasib di Medan. Dia menyusul kakaknya, Tjong Yong Hian yang sudah lima tahun hidup di jantungnya Sumatera Utara. Tiba di Medan, Tjong A Fie bekerja di toko milik Tjong Sui Fo yang merupakan teman kakaknya.
Kerjanya serabutan, tugasnya menangani pembukuan toko, melayani para pelanggan, hingga menagih utang. Bahkan, dia juga harus menjalankan tuga-tuga lain di toko tersebut, agar bisnis tetap bisa berjalan.
Baca Juga
Tjong A Fie dikenal sangat ramah dan mudah bergaul, sehingga temannya sangat banyak. Bukan hanya orang Tionghoa saja, dia juga bersahabat dengan orang Melayu, Arab, India, dan pastinya orang Belanda.
Sebagai perantauan, dia sangat menghormati budaya masyarakat lokal. Salah satunya dibuktikannya dengan belajar berbicara menggunakan bahasa Melayu, yang kala itu sudah menjadi bahasa perantara masyarakat di tanah Deli.
tulis komentar anda