Kisah Tasripin, Konglomerat Semarang yang Ditakuti Serdadu Belanda Gara-gara Uang Koin Ratu Willem

Minggu, 15 Mei 2022 - 07:06 WIB
Tasripin juga mempunyai beberapa istri, anaknya antara lain bernama Amat Tasan yang mengalami masa-masa munculnya Sarekat Dagang Islam (SDI) yang kemudian menjadi Sarekat Islam (SI).

Setelah kematian Amat Tasan, bisnis keturunan Tasripin masih berjalan meskipun popularitasnya menurun. Sekitar 1950-an, sebuah badan usaha bernama Tasriepien Concern masih ada di Semarang.

"Keturunan-keturunan Tasripin kerap memakai suku kata Tas pada nama mereka. Tas Sekti misalnya, yang merupakan mertua dari Menteri Agama Republik Indonesia era Orde Baru, Munawir Sjadzali," katanya.

Masjid Tasripin

Di kawasan Kampung Kulitan ada masjid tingkat dua bercat hijau itu berdiri kokoh. Masjid bernama At-Taqwa itu merupakan saksi sejarah kejayaan Tasripin, warga pribumi terkaya di Kota Semarang pada zaman penjajahan Belanda.

Masjid At-Taqwa atau yang lebih dikenal warga dengan sebutan masjid Tasripin ini menjadi salah satu bangunan bersejarah di Kota Semarang.

Menurut keterangan warga sekitar, masjid tersebut dibangun oleh Tasripin sebagai tempat beribadah keluarganya juga para pekerjanya.

“Masjid ini dulunya hanya sebuah langgar atau musala kecil yang terbuat dari kayu jati dengan tingkat dua. Bagian bawah untuk wudhu, sementara bagian atas untuk salat dan kegiatan ibadah lainnya,” kata Mariman,61, warga sekitar Masjid Tasripin beberapa waktu lalu.

Masih segar di benak Mariman salah seorang warga, saat ia kecil dulu sering mengaji di langgar milik Tasripin itu. Bahkan, hampir setiap malam dia bersama anak-anak kecil seuisianya sering tidur di langgar setelah acara mengaji selesai.

“Saya lahir sekitar tahun 1952 dan langgar ini sudah berdiri. Saat saya kecil sering mengaji di sini bersama kawan-kawan saya,” sebutnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More