Hari Pertama Ramadhan, Masjid-masjid di Asia Sepi
Sabtu, 25 April 2020 - 06:30 WIB
KUALA LUMPUR - Wabah virus corona masih melanda, Ramadhan di negara-negara Asia pun terasa berbeda. Warga Muslim diminta tetap menjaga jarak dan beribadah di rumah.
Padahal biasanya Ramadhan menjadi saat keluarga dan teman berkumpul, ibadah salat Tarawih dan buka puasa bersama. Kini, populasi 1,8 miliar Muslim di Asia harus menghindari berbagai aktivitas itu untuk mencegah penyebaran virus corona.
“Seperti saat kita puasa, kita harus berjuang dan melawan nafsu kita,” papar Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin saat pidato di televisi.
Pemerintah Malaysia memperpanjang pembatasan gerak warga hingga 12 Mei, membatalkan pasar malam Ramadhan dan melarang warga beribadah di masjid. Warga juga dilarang pulang kampung atau mudik.
Di Asia Selatan, Ramadan diperkirakan dimulai pada Sabtu (25/4). Para pemimpin 160 juta Muslim di India meminta umat Islam menaati kebijakan lockdown pada bulan puasa ini.
Semua kegiatan Ramadhan yang dilakukan Islamic Centre India akan dilakukan secara livestream, termasuk saat membaca Alquran setiap malam.
“Ini cara terbaik untuk berdoa pada Allah dan menjaga semua orang selamat,” ungkap Ketua Islamic Centre India Khalid Rashid Firangi Mahali. (Baca juga : Wabah Covid-19 Masjid Al Aqsa Tutup, Ramadhan di Palestina Terasa Sepi )
Pemerintah Bangladesh telah memerintahkan masjid-masjid membatasi salat Tarawih hanya untuk 12 orang dan melarang buka puasa bersama.
Adapun Sri Lanka telah menutup semua masjid untuk berbagai aktivitas.
Di Aljazair, pemerintah memperpendek jam malam dan mencabut lockdown total di provinsi dekat ibu kota Algiers untuk memberi peluang umat Islam menjalankan ibadah saat Ramadhan.
Ibu kota Nigeria, Niamey, tampak tenang tapi polisi dikerahkan untuk berjaga setelah kerusuhan menolak jam malam dan penutupan masjid.
“Saya meminta Anda lebih sabar karena sabar adalah tanda orang beriman,” kata Perdana Menteri Nigeria Brigi Rafini saat pidato di televisi.
Padahal biasanya Ramadhan menjadi saat keluarga dan teman berkumpul, ibadah salat Tarawih dan buka puasa bersama. Kini, populasi 1,8 miliar Muslim di Asia harus menghindari berbagai aktivitas itu untuk mencegah penyebaran virus corona.
“Seperti saat kita puasa, kita harus berjuang dan melawan nafsu kita,” papar Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin saat pidato di televisi.
Pemerintah Malaysia memperpanjang pembatasan gerak warga hingga 12 Mei, membatalkan pasar malam Ramadhan dan melarang warga beribadah di masjid. Warga juga dilarang pulang kampung atau mudik.
Di Asia Selatan, Ramadan diperkirakan dimulai pada Sabtu (25/4). Para pemimpin 160 juta Muslim di India meminta umat Islam menaati kebijakan lockdown pada bulan puasa ini.
Semua kegiatan Ramadhan yang dilakukan Islamic Centre India akan dilakukan secara livestream, termasuk saat membaca Alquran setiap malam.
“Ini cara terbaik untuk berdoa pada Allah dan menjaga semua orang selamat,” ungkap Ketua Islamic Centre India Khalid Rashid Firangi Mahali. (Baca juga : Wabah Covid-19 Masjid Al Aqsa Tutup, Ramadhan di Palestina Terasa Sepi )
Pemerintah Bangladesh telah memerintahkan masjid-masjid membatasi salat Tarawih hanya untuk 12 orang dan melarang buka puasa bersama.
Adapun Sri Lanka telah menutup semua masjid untuk berbagai aktivitas.
Di Aljazair, pemerintah memperpendek jam malam dan mencabut lockdown total di provinsi dekat ibu kota Algiers untuk memberi peluang umat Islam menjalankan ibadah saat Ramadhan.
Ibu kota Nigeria, Niamey, tampak tenang tapi polisi dikerahkan untuk berjaga setelah kerusuhan menolak jam malam dan penutupan masjid.
“Saya meminta Anda lebih sabar karena sabar adalah tanda orang beriman,” kata Perdana Menteri Nigeria Brigi Rafini saat pidato di televisi.
(nfl)
tulis komentar anda