Indahnya Toleransi di Kota Malang, Pastor dan Suster Sambut Umat Muslim Usai Sholat di Halaman Gereja
Senin, 02 Mei 2022 - 20:21 WIB
Romo Yoris menyatakan, bahwa ini bukanlah kali pertama pihaknya mempersilakan umat muslim menggunakan pelataran gereja untuk Sholat Idul Fitri. "Setiap tahun dilakukan. Namun karena dua tahun kemarin pandemi, dan kegiatan sholat dibatasi maka kami juga tidak melakukannya," ungkapnya.
"Kami hadir, tikar-tikar kami gelar. Tapi yang terpenting adalah keramahtamahan. Kita belajar kebhinekaan. Kami juga berterima kasih kepada temen-teman muslim yang mendoakan kami dan hidup bersama kami. Apalagi ini Kota Malang, keragamannya kuat sekali," ujar Romo Paulus Teguh, O. Carm.
Pastor yang akrab disapa Romo Teguh itu, mengungkapkan bahwa Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Kayutangan juga membuat kebijakan untuk mengundur waktu ibadat pagi umat Katolik yang biasanya digelar pukul 06.00 WIB, menjadi pukul 12.00 WIB.
Wali Kota Malang, Sutiaji menyambut baik kerukunan yang terjaga di Bumi Arema ini. Menurutnya keberagaman senantiasa menjadi kekayaan Kota Malang, sebagai miniatur Indonesia, dan melindunginya telah digariskan dalam misi ketiga pembangunan daerah. "NKRI sudah final. Komitmen Pemkot Malang sudah nyata juga di misi ketiga. Maka, keberagaman seperti yang tersaji hari ini dalam momen Idul Fitri sangat indah untuk kita rawat bersama," ungkapnya.
Kegembiraan bersama di Hari Raya Idul Fitri, menjadi penutup Sholat Idul Fitri di kawasan bersejarah di Kota Malang tersebut. Para romo, suster, dan umat Katolik saling bersalam-salaman dengan umat muslim yang selesai menjalankan Sholat Idul Fitri.
Beberapa orang muda Katolik juga meriahkan suasana, dengan mendendangkan lagu-lagu bertema lebaran. Tak jarang juga, umat muslim yang hendak pulang ke rumah usai Sholat Idul Fitri, mengabadikan momen ini dengan berfoto bersama umat Katolik di halaman Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Kayutangan.
"Kami hadir, tikar-tikar kami gelar. Tapi yang terpenting adalah keramahtamahan. Kita belajar kebhinekaan. Kami juga berterima kasih kepada temen-teman muslim yang mendoakan kami dan hidup bersama kami. Apalagi ini Kota Malang, keragamannya kuat sekali," ujar Romo Paulus Teguh, O. Carm.
Baca Juga
Pastor yang akrab disapa Romo Teguh itu, mengungkapkan bahwa Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Kayutangan juga membuat kebijakan untuk mengundur waktu ibadat pagi umat Katolik yang biasanya digelar pukul 06.00 WIB, menjadi pukul 12.00 WIB.
Wali Kota Malang, Sutiaji menyambut baik kerukunan yang terjaga di Bumi Arema ini. Menurutnya keberagaman senantiasa menjadi kekayaan Kota Malang, sebagai miniatur Indonesia, dan melindunginya telah digariskan dalam misi ketiga pembangunan daerah. "NKRI sudah final. Komitmen Pemkot Malang sudah nyata juga di misi ketiga. Maka, keberagaman seperti yang tersaji hari ini dalam momen Idul Fitri sangat indah untuk kita rawat bersama," ungkapnya.
Kegembiraan bersama di Hari Raya Idul Fitri, menjadi penutup Sholat Idul Fitri di kawasan bersejarah di Kota Malang tersebut. Para romo, suster, dan umat Katolik saling bersalam-salaman dengan umat muslim yang selesai menjalankan Sholat Idul Fitri.
Baca Juga
Beberapa orang muda Katolik juga meriahkan suasana, dengan mendendangkan lagu-lagu bertema lebaran. Tak jarang juga, umat muslim yang hendak pulang ke rumah usai Sholat Idul Fitri, mengabadikan momen ini dengan berfoto bersama umat Katolik di halaman Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Kayutangan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda