Pejuang Wisuda Daring, Sempat Jual Sepatu untuk Ongkir Revisi Skripsi
Jum'at, 19 Juni 2020 - 23:31 WIB
SURABAYA - Di tengah pandemi Covid-19 ribuan mahasiswa di seluruh Indonesia harus merelakan prosesi wisuda diadakan secara daring. Banyak dari mereka yang harus berjuang lewat daring untuk menuntaskan masa studinya di tingkat perguruan tinggi.
Aditya Novrian, wisudawan dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Nurul Fitriani dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Unair menjadi salah satu wisudawan yang harus mencatatkan sejarahnya dengan prosesi daring. Keduanya menjalani wisuda online Unair pada 27 Juni mendatang.
Aditya Novrian menuturkan, dirinya bangga dan terharu menjalani masa wisuda di tengah pandemi. Banyak terbatasan yang membuatnya tak harus lemah untuk bisa menatap masa depannya.(Baca juga: Tegur Pembeli hingga Pakai Nampan, Ini Protokol Kesehatan di Toko Kelontong )
“Lebih banyak terharu, karena pertama kali seumur hidup tidak dapat merasakan wisuda tatap muka. Tapi dapat bangga bertemu mahasiswa seluruh Indonesia ternyata juga memiliki pengalaman yang sama,” kata Adit, Jumat (19/6/2020).
Kisah perjuangan dalam menyelesaikan tugas akhir menjadi catatan tersendiri. Tak mau membuang waktu untuk segera lulus, pandemi Covid-19 tak menyurutkan niatnya segera menyelesaikan studi di Jurusan Sejarah.
Berbagai langkah ditempuhnya, mulai dari menjadi mahasiswa yang melakukan sidang online pertama kali di Jurusan Ilmu Sejarah. Sama seperti pengalaman mahasiswa lainnya, ia pun harus melakukan proses revisi skripsi.
Adit harus mengirimkan file skripsi melalui jasa paket. Untuk menutup biaya itu, Adit harus menjual beberapa barang seperti ponsel dan sepatu. Semua itu dilakukannya untuk bisa terus bertahan dan sukses di tengah pandemi.
Baca juga: Panglima TNI Minta Daerah Serius Tangani COVID-19
Bahkan, Adit juga aktif menulis opini di beberapa media untuk membuatnya semakin produktif di tengah pandemi. Ruang literasi itu dijalaninya untuk bisa terus produktif dan bisa mengasah kemampuan.
Nurul Fitriani, mahasiswa lainnya mengatakan, perjalanan dirinya menyelesaikan pendidikan di tengah pandemi tak akan dilupakan. Meskipun banyak tantangan, ia mengaku lega untuk bisa menyelesaikan pendidikan dan terus mewujudkan cita-citanya.
Keduanya pun berkeyakinan, lulusan tahun ini atau mahasiswa angkatan 2020 adalah manusia yang lebih adaptif dan mudah untuk berinovasi. Sehingga mereka saat diberi tantangan apa pun harus mempunyai jalan keluar.
“Pandemi ini menjadi tantangan bagi kami semua untuk terus maju dan berkembang,” katanya.
Aditya Novrian, wisudawan dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Nurul Fitriani dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Unair menjadi salah satu wisudawan yang harus mencatatkan sejarahnya dengan prosesi daring. Keduanya menjalani wisuda online Unair pada 27 Juni mendatang.
Aditya Novrian menuturkan, dirinya bangga dan terharu menjalani masa wisuda di tengah pandemi. Banyak terbatasan yang membuatnya tak harus lemah untuk bisa menatap masa depannya.(Baca juga: Tegur Pembeli hingga Pakai Nampan, Ini Protokol Kesehatan di Toko Kelontong )
“Lebih banyak terharu, karena pertama kali seumur hidup tidak dapat merasakan wisuda tatap muka. Tapi dapat bangga bertemu mahasiswa seluruh Indonesia ternyata juga memiliki pengalaman yang sama,” kata Adit, Jumat (19/6/2020).
Kisah perjuangan dalam menyelesaikan tugas akhir menjadi catatan tersendiri. Tak mau membuang waktu untuk segera lulus, pandemi Covid-19 tak menyurutkan niatnya segera menyelesaikan studi di Jurusan Sejarah.
Berbagai langkah ditempuhnya, mulai dari menjadi mahasiswa yang melakukan sidang online pertama kali di Jurusan Ilmu Sejarah. Sama seperti pengalaman mahasiswa lainnya, ia pun harus melakukan proses revisi skripsi.
Adit harus mengirimkan file skripsi melalui jasa paket. Untuk menutup biaya itu, Adit harus menjual beberapa barang seperti ponsel dan sepatu. Semua itu dilakukannya untuk bisa terus bertahan dan sukses di tengah pandemi.
Baca juga: Panglima TNI Minta Daerah Serius Tangani COVID-19
Bahkan, Adit juga aktif menulis opini di beberapa media untuk membuatnya semakin produktif di tengah pandemi. Ruang literasi itu dijalaninya untuk bisa terus produktif dan bisa mengasah kemampuan.
Nurul Fitriani, mahasiswa lainnya mengatakan, perjalanan dirinya menyelesaikan pendidikan di tengah pandemi tak akan dilupakan. Meskipun banyak tantangan, ia mengaku lega untuk bisa menyelesaikan pendidikan dan terus mewujudkan cita-citanya.
Keduanya pun berkeyakinan, lulusan tahun ini atau mahasiswa angkatan 2020 adalah manusia yang lebih adaptif dan mudah untuk berinovasi. Sehingga mereka saat diberi tantangan apa pun harus mempunyai jalan keluar.
“Pandemi ini menjadi tantangan bagi kami semua untuk terus maju dan berkembang,” katanya.
(msd)
tulis komentar anda