Rata-rata 2.000 Nyawa Melayang di AS dalam Sehari Akibat Virus Corona
Jum'at, 24 April 2020 - 21:48 WIB
WASHNGTON - Kematian akibat COVID-19 di Amerika Serikat (AS) mencapai 49 ribu pada hari Kamis waktu setempat.
Menurut penghitungan Reuters, jumlah nyawa yang hilang akibat virus Corona pada bulan April naik rata-rata 2.000 per hari.
Pada tingkat itu, kematian di AS akan mencapai 50 ribu paling lambat hari Jumat waktu setempat.
Sementara itu, jumlah kasus infeksi di AS mendekati angka 860 ribu dengan banyak negara bagian belum melaporkannya.
"Kasus infeksi di AS naik lebih dari 30.000 pada hari Rabu, kenaikan terbesar dalam lima hari tetapi sejalan dengan rata-rata 30.000 kasus baru per hari pada bulan April," seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/4/2020).
Di seluruh negeri, para pejabat negara itu mengatakan masih ada hambatan dalam kapasitas pengujian, kekurangan bahan seperti alat swabs yang digunakan untuk mengambil sampel dan tidak cukup pekerja untuk melacak infeksi.
Selain angka kematian yang mengejutkan, klaim pengangguran melonjak pada hari Kamis dan menegaskan kembali angka ekonomi yang suram akibat pandemi virus Corona.
Lebih dari 26,5 juta orang Amerika telah mencari tunjangan pengangguran selama lima minggu terakhir. Jumlah ini seolah mengkonfirmasi bahwa semua pekerjaan yang diperoleh selama ledakan kerja terpanjang dalam sejarah AS telah disapu virus Corona.
Sebuah survei Reuters/Ipsos pada bulan ini menunjukkan mayoritas bipartisan orang Amerika ingin terus berlindung di tempat untuk melindungi diri mereka dari virus Corona, meskipun berdampak pada ekonomi.
Menurut penghitungan Reuters, jumlah nyawa yang hilang akibat virus Corona pada bulan April naik rata-rata 2.000 per hari.
Pada tingkat itu, kematian di AS akan mencapai 50 ribu paling lambat hari Jumat waktu setempat.
Sementara itu, jumlah kasus infeksi di AS mendekati angka 860 ribu dengan banyak negara bagian belum melaporkannya.
"Kasus infeksi di AS naik lebih dari 30.000 pada hari Rabu, kenaikan terbesar dalam lima hari tetapi sejalan dengan rata-rata 30.000 kasus baru per hari pada bulan April," seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/4/2020).
Di seluruh negeri, para pejabat negara itu mengatakan masih ada hambatan dalam kapasitas pengujian, kekurangan bahan seperti alat swabs yang digunakan untuk mengambil sampel dan tidak cukup pekerja untuk melacak infeksi.
Selain angka kematian yang mengejutkan, klaim pengangguran melonjak pada hari Kamis dan menegaskan kembali angka ekonomi yang suram akibat pandemi virus Corona.
Lebih dari 26,5 juta orang Amerika telah mencari tunjangan pengangguran selama lima minggu terakhir. Jumlah ini seolah mengkonfirmasi bahwa semua pekerjaan yang diperoleh selama ledakan kerja terpanjang dalam sejarah AS telah disapu virus Corona.
Sebuah survei Reuters/Ipsos pada bulan ini menunjukkan mayoritas bipartisan orang Amerika ingin terus berlindung di tempat untuk melindungi diri mereka dari virus Corona, meskipun berdampak pada ekonomi.
(vit)
tulis komentar anda