Kematian Tragis Sultan Khairun di Benteng Kastela Korban Tipu Muslihat Portugis
Sabtu, 19 Februari 2022 - 05:11 WIB
Tanpa ada prasangka, Sultan Khairun memenuhi undangan itu dengan dikawal segelintir pengawal. Tragis, kedatangan Sultan Khairun ke Benteng Kastela hanya akal-akalan jahat Gubernur Diego Lopez de Mesquita untuk membunuh sang raja. Saat berada di Benteng Kastela, Sultan Khairun pun dibunuh secara keji oleh sersan Antonio Pimental atas perintah Diego Lopez de Mesquita.
Sultan Khairun dibunuh Antonio Pimental memakai keris yang ditusukkan secara kejam ke tubuhnya hingga meninggal. Kematian Sultan Khairun yang tragis memantik bara kebencian rakyat Maluku terhadap Portugis. Setelah Sultan Khairun meninggal, Baabullah Datu Syah, putera sulung Sultan Khairun naik takhta.
Sultan Baabullah menuntut pemerintah kolonial Portugis bertanggung jawab dengan menghukum Gubernur Diego Lopez de Mesquita. Namun, tuntutan Sultan Baabullah tidak digubris Portugis dengan membiarkan Gubernur Diego Lopez de Mesquita tetap bebas. Sultan Baabullah marah dan mengobarkan perlawanan.
Diceritakan, Sultan Baabullah bersama rakyat Ternate mengepung Benteng Kastela yang juga dikenal sebagai Benteng Gam Lamo (artinya kampung besar) selama 4 tahun disertai ultimatum agar Portugis minggat dari Ternate. Dipimpin Sultan Baabullah, yang naik takhta menggantikan ayahnya, Sultan Khairun, perlawanan mengusir Portugis dikobarkan. Sultan Baabullah memimpin perjuangan rakyat Maluku yang akhirnya berhasil mengusir Portugis dari Bumi Maluku untuk selamanya tahun 1575.
Referensi:
M Adnan, Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250-1800 Jilid I, Universitas Khairun Ternate 2002
Lihat Juga: Buka Kompetisi Sains Madrasah 2024, Menag Ajak Peserta Bantu Korban Banjir Bandang Ternate
Sultan Khairun dibunuh Antonio Pimental memakai keris yang ditusukkan secara kejam ke tubuhnya hingga meninggal. Kematian Sultan Khairun yang tragis memantik bara kebencian rakyat Maluku terhadap Portugis. Setelah Sultan Khairun meninggal, Baabullah Datu Syah, putera sulung Sultan Khairun naik takhta.
Sultan Baabullah menuntut pemerintah kolonial Portugis bertanggung jawab dengan menghukum Gubernur Diego Lopez de Mesquita. Namun, tuntutan Sultan Baabullah tidak digubris Portugis dengan membiarkan Gubernur Diego Lopez de Mesquita tetap bebas. Sultan Baabullah marah dan mengobarkan perlawanan.
Diceritakan, Sultan Baabullah bersama rakyat Ternate mengepung Benteng Kastela yang juga dikenal sebagai Benteng Gam Lamo (artinya kampung besar) selama 4 tahun disertai ultimatum agar Portugis minggat dari Ternate. Dipimpin Sultan Baabullah, yang naik takhta menggantikan ayahnya, Sultan Khairun, perlawanan mengusir Portugis dikobarkan. Sultan Baabullah memimpin perjuangan rakyat Maluku yang akhirnya berhasil mengusir Portugis dari Bumi Maluku untuk selamanya tahun 1575.
Referensi:
M Adnan, Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250-1800 Jilid I, Universitas Khairun Ternate 2002
Lihat Juga: Buka Kompetisi Sains Madrasah 2024, Menag Ajak Peserta Bantu Korban Banjir Bandang Ternate
(aww)
tulis komentar anda