Laksamana Cheng Ho, Penjelajah Muslim China yang Ikut Sebarkan Islam di Nusantara
Senin, 14 Februari 2022 - 04:59 WIB
Laksamana Cheng Ho , nama yang tidak asing bagi orang Indonesia. Cheng Ho diyakini ikut menyebarkan agama Islam di Nusantara melalui ekspedisinya antara 1405 hingga 1433.
Dia merupakan penjelajah terkenal dari China. Selama kurang lebih 28 tahun melakukan ekspedisi ke berbagai negeri di Afrika dan Asia, termasuk Indonesia dengan armadanya terdiri 307 kapal yang membawa sekitar 27.000 pelaut.
Muhibah pelayaran Cheng Ho ke Nusantara ini untuk perdagangan dan mempererat hubungan antara negara Tiongkok dan negara-negara Asia Afrika.
Baca juga: Kisah Perang Saudara Kerajaan Majapahit, Kepala Bhre Wirabhumi Dipenggal oleh Prajurit Raja Suhita
Banyak dari anak buah kapal Laksamana Zheng He adalah Muslim, seperti Ma Huan, Guo Chong Li dan Ha San Shaban dan Pu He-ri. Ma Huan dan Guo Chong-li pandai berbahasa Arab dan Persia. Keduanya bekerja sebagai penerjemah. Ha San adalah seorang ulama Masjid Yang Shi di kota Ki An.
Kisah tentang Laksamana Cheng Ho dikupas dalam buku "Laksamana Cheng Ho- Kisah Ekspedisi Tionghoa Muslim "dan buku "Laksamana Cheng Ho: Jejak Damai Penjelajah Dunia".
Sudah tujuh kali Cheng Ho mengunjungi Nusantara (Kepulauan Indonesia). Ketika singgah di Samudera Pasai, ia menghadiah Sultan Aceh sebuah lonceng raksasa "Cakra Donya", yang hingga kini tersimpan di museum Banda Aceh.
Pada 1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati ( Cirebon), dan menghadiahi beberapa cindera mata khas Tiongkok kepada Sultan Cirebon. Salah satu peninggalannya, sebuah piring keramik yang bertuliskan ayat Kursi masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Dalam perjalanannya melalui laut Jawa, Wang Jinghong (orang kedua dalam armada Cheng Ho) sakit keras. Wang akhirnya turun di pantai Simongan, Semarang dan menetap di sana.
Dia merupakan penjelajah terkenal dari China. Selama kurang lebih 28 tahun melakukan ekspedisi ke berbagai negeri di Afrika dan Asia, termasuk Indonesia dengan armadanya terdiri 307 kapal yang membawa sekitar 27.000 pelaut.
Muhibah pelayaran Cheng Ho ke Nusantara ini untuk perdagangan dan mempererat hubungan antara negara Tiongkok dan negara-negara Asia Afrika.
Baca juga: Kisah Perang Saudara Kerajaan Majapahit, Kepala Bhre Wirabhumi Dipenggal oleh Prajurit Raja Suhita
Banyak dari anak buah kapal Laksamana Zheng He adalah Muslim, seperti Ma Huan, Guo Chong Li dan Ha San Shaban dan Pu He-ri. Ma Huan dan Guo Chong-li pandai berbahasa Arab dan Persia. Keduanya bekerja sebagai penerjemah. Ha San adalah seorang ulama Masjid Yang Shi di kota Ki An.
Kisah tentang Laksamana Cheng Ho dikupas dalam buku "Laksamana Cheng Ho- Kisah Ekspedisi Tionghoa Muslim "dan buku "Laksamana Cheng Ho: Jejak Damai Penjelajah Dunia".
Sudah tujuh kali Cheng Ho mengunjungi Nusantara (Kepulauan Indonesia). Ketika singgah di Samudera Pasai, ia menghadiah Sultan Aceh sebuah lonceng raksasa "Cakra Donya", yang hingga kini tersimpan di museum Banda Aceh.
Pada 1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati ( Cirebon), dan menghadiahi beberapa cindera mata khas Tiongkok kepada Sultan Cirebon. Salah satu peninggalannya, sebuah piring keramik yang bertuliskan ayat Kursi masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Dalam perjalanannya melalui laut Jawa, Wang Jinghong (orang kedua dalam armada Cheng Ho) sakit keras. Wang akhirnya turun di pantai Simongan, Semarang dan menetap di sana.
tulis komentar anda