Belum Vaksin Gegara Idap Penyakit, Pelajar di Bulukumba Tak Diikutkan PTM
Jum'at, 07 Januari 2022 - 13:24 WIB
Sebelumnya, salah seorang orang tua siswa mempersoalkan kebijakan sekolah yang tidak membolehkan siswa belajar tatap muka karena belum vaksin . Warga Kecamatan Bulukumpa atas nama Hasanuddin Hamid mencurahkan isi hatinya di sosial media miliknya.
Ia mengaku dilema atas kebijakan pemerintah yang tidak membolehkan siswa sekolah mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) sebelum divaksin . Hasanuddin mengungkapkan bahwa anaknya sekarang duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Atas (SMA), dimana pihak sekolah tidak membiarkan anaknya mengikuti PTM.
Bukannya tidak mau divaksin , kata dia, tetapi anaknya menderita penyakit yang membuatnya tidak cocok untuk divaksin. "Anak saya adalah Penderita Syndrom Nefrotik Lupus. Penyakit ini akan diderita seumur hidupnya karena belum ditemukan obat yg bisa menyembuhkannya hingga saat ini," kata dia.
"Di beberapa tempat pelaksanaan vaksin, anak saya sudah mengantri untuk ikut vaksin namun hasil skrining tetap tidak membolehkan anak saya untuk divaksin," lanjutnya.
Meski anaknya telah memiliki keterangan tidak bisa divaksin dari dokter puskesmas, namun pihak sekolah masih tetap tidak membiarkannya ikut sekolah tatap muka.
"Persoalannya kemudian adalah Sekolah tidak membolehkan anak saya untuk ikut pembalajaran tatap muka dengan dalih menjalankan aturan," ujarnya.
Hasanuddin mengatakan bahwa bukannya dirinya tidak taat terhadap protokol kesehatan namun, ia meminta kebijakan pihak sekolah agar memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mendapatkan pembelajaran tatap muka, mengingat anaknya sudah kelas 3 dan sebentar lagi akan memasuki masa ujian akhir.
"Jika mengacu pada aturan herd immunity, dimana Bulukumba oleh data Disdukcapil, jumlah penduduknya yang telah melakukan vaksin sudah mencapai 70 persen. Artinya herd immunity (kekebalan kelompok) telah terbentuk," tukasnya.
Lihat Juga: Vaksin Covid-19 Berbayar Ratusan Ribu Tahun Depan, Menkes Imbau Vaksinasi Sekarang Mumpung Gratis
Ia mengaku dilema atas kebijakan pemerintah yang tidak membolehkan siswa sekolah mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) sebelum divaksin . Hasanuddin mengungkapkan bahwa anaknya sekarang duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Atas (SMA), dimana pihak sekolah tidak membiarkan anaknya mengikuti PTM.
Bukannya tidak mau divaksin , kata dia, tetapi anaknya menderita penyakit yang membuatnya tidak cocok untuk divaksin. "Anak saya adalah Penderita Syndrom Nefrotik Lupus. Penyakit ini akan diderita seumur hidupnya karena belum ditemukan obat yg bisa menyembuhkannya hingga saat ini," kata dia.
"Di beberapa tempat pelaksanaan vaksin, anak saya sudah mengantri untuk ikut vaksin namun hasil skrining tetap tidak membolehkan anak saya untuk divaksin," lanjutnya.
Meski anaknya telah memiliki keterangan tidak bisa divaksin dari dokter puskesmas, namun pihak sekolah masih tetap tidak membiarkannya ikut sekolah tatap muka.
"Persoalannya kemudian adalah Sekolah tidak membolehkan anak saya untuk ikut pembalajaran tatap muka dengan dalih menjalankan aturan," ujarnya.
Hasanuddin mengatakan bahwa bukannya dirinya tidak taat terhadap protokol kesehatan namun, ia meminta kebijakan pihak sekolah agar memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mendapatkan pembelajaran tatap muka, mengingat anaknya sudah kelas 3 dan sebentar lagi akan memasuki masa ujian akhir.
"Jika mengacu pada aturan herd immunity, dimana Bulukumba oleh data Disdukcapil, jumlah penduduknya yang telah melakukan vaksin sudah mencapai 70 persen. Artinya herd immunity (kekebalan kelompok) telah terbentuk," tukasnya.
Lihat Juga: Vaksin Covid-19 Berbayar Ratusan Ribu Tahun Depan, Menkes Imbau Vaksinasi Sekarang Mumpung Gratis
(tri)
tulis komentar anda