Asmara Terlarang Untung Surapati Budak yang Menikahi Noni Belanda Anak Juragannya
Sabtu, 25 Desember 2021 - 05:15 WIB
Kisah Asmara terlarang Untung Surapati budak yang menikahi noni Belanda anak juragannya yang menggegerkan VOC di masa pemerintahan Hindia Belanda. Cerita pagi kali ini menyuguhkan kisah asmara terlarang Untung Surapati dengan noni Belanda anak juragannya yang bernama Suzanne.
Untung Surapati yang terlahir dengan nama Surawiraji, lahir di Bali pada 1660. Dalam Babad Tanah Jawi, sosok Untung Surapati atau Untung Suropati adalah rakyat jelata dan budak VOC yang kelak menjadi seorang bangsawan dan Tumenggung atau Bupati Pasuruan.
Kisah Untung Surapati tertulis dalam roman Van Slaaf Tot Vorst yang ditulis Melati Van Java yang merupakan samaran dari Nicolina Maria Christina Sloot yang terbit 1887. Cerita roman ini kemudian diterjemahkan oleh Ferdinand Wiggers dan diterbitkan pada 1898 dengan judul Dari Boedak Sampe Djadi Radja.
Kala itu, Surawiraji merupakan salah satu dari ribuan orang Bali yang tinggal di Batavia (sekarang Jakarta). Surawiraji saat masih kecil dijual sebagai budak kepada seorang perwira VOC. Nah, oleh perwira VOC ini, Untung kecil dijual kembali kepada Edele Heer Moor, petinggi VOC.
Meneer Moor merujuk pada Dick Hartoko (1985) disebut-sebut sebagai Dewan Hindia yang merupakan jabatan tertinggi pemerintahan di masa Hindia Belanda. Dari sumber lain disebutkan bahwa Moor komandan militer pasukan VOC.
Nasib sebagai budak mengantarkan Untung Surapati secara emosional sangat dekat dengan majikannya yang bernama Edele Heer Moor. Bagi Moor, kehadiran Untung membuat usaha dagangnya maju pesat dan mendatangkan keuntungan.
Dalam buku Untung Surapati Melawan VOC Sampai Mati karya Sri Wintala Ahmad, berawal dari sinilah sang majikan memberi Surawiraji nama Untung. Kendati statusnya budak, Untung menjadi anak emas Meneer Moor. Kepercayaan Meneer Moor kepada Untung menjadi awal pembuka kisah asmara terlarang Untung Surapati dengan Suzanne.
Saking percayanya Meneer Moor kepada Untung, dia memberi keleluasaan untuk menemani anaknya, noni Belanda yang cantik, Suzanne. Seperti pepatah Jawa tresna jalaran saka kulina alias cinta tumbuh karena kebiasaan, antara Untung dan Suzanne tumbuh benih-benih asmara. Di hati Suzanne, sosok Untung telah mencuri hatinya. Bara asmara yang meledak-ledak di hati Suzanne membuatnya cinta mati kepada budak ayahnya tersebut.
Untung Surapati yang terlahir dengan nama Surawiraji, lahir di Bali pada 1660. Dalam Babad Tanah Jawi, sosok Untung Surapati atau Untung Suropati adalah rakyat jelata dan budak VOC yang kelak menjadi seorang bangsawan dan Tumenggung atau Bupati Pasuruan.
Kisah Untung Surapati tertulis dalam roman Van Slaaf Tot Vorst yang ditulis Melati Van Java yang merupakan samaran dari Nicolina Maria Christina Sloot yang terbit 1887. Cerita roman ini kemudian diterjemahkan oleh Ferdinand Wiggers dan diterbitkan pada 1898 dengan judul Dari Boedak Sampe Djadi Radja.
Kala itu, Surawiraji merupakan salah satu dari ribuan orang Bali yang tinggal di Batavia (sekarang Jakarta). Surawiraji saat masih kecil dijual sebagai budak kepada seorang perwira VOC. Nah, oleh perwira VOC ini, Untung kecil dijual kembali kepada Edele Heer Moor, petinggi VOC.
Meneer Moor merujuk pada Dick Hartoko (1985) disebut-sebut sebagai Dewan Hindia yang merupakan jabatan tertinggi pemerintahan di masa Hindia Belanda. Dari sumber lain disebutkan bahwa Moor komandan militer pasukan VOC.
Nasib sebagai budak mengantarkan Untung Surapati secara emosional sangat dekat dengan majikannya yang bernama Edele Heer Moor. Bagi Moor, kehadiran Untung membuat usaha dagangnya maju pesat dan mendatangkan keuntungan.
Dalam buku Untung Surapati Melawan VOC Sampai Mati karya Sri Wintala Ahmad, berawal dari sinilah sang majikan memberi Surawiraji nama Untung. Kendati statusnya budak, Untung menjadi anak emas Meneer Moor. Kepercayaan Meneer Moor kepada Untung menjadi awal pembuka kisah asmara terlarang Untung Surapati dengan Suzanne.
Saking percayanya Meneer Moor kepada Untung, dia memberi keleluasaan untuk menemani anaknya, noni Belanda yang cantik, Suzanne. Seperti pepatah Jawa tresna jalaran saka kulina alias cinta tumbuh karena kebiasaan, antara Untung dan Suzanne tumbuh benih-benih asmara. Di hati Suzanne, sosok Untung telah mencuri hatinya. Bara asmara yang meledak-ledak di hati Suzanne membuatnya cinta mati kepada budak ayahnya tersebut.
tulis komentar anda