Jadi Langganan Tiap Musim Hujan, Dewan Soroti Penanganan Banjir di Makassar
Rabu, 08 Desember 2021 - 10:12 WIB
"Ini memang diterjang terus sama hujan 3 hari berturut-turut. Pastilah akan membanjiri kota. BMKG juga sebelumnya sudah lebih dahulu peringatkan. Ini memang curah hujan luar biasa. Dan pasti ada faktor juga dengan tidak adanya pembangunan drainase," tuturnya.
Makanya legislator PPP ini mendorong penganggaran pada 2022 yang fokus pada pembangunan drainase. Sehingga anggaran Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar turut bertambah menjadi Rp258,5 miliar.
"Kita sudah porsi untuk 2022 itu bisa dikerjakan oleh teman-teman Dinas Pekerjaan Umum, yang jelas tahun depan kita fokus pembenahan," pungkasnya.
Sementara itu Tim Kajian Banjir Sulsel, Syamsu Ridjal menilai banyaknya titik banjir yang terbentuk disebabkan oleh permasalah yang kompleks.
Selain intensitas hujan yang tinggi, faktor lainnya adalah pembenahan yang belum komprehensif. "Termasuk klasik lagi alasannya bahwa saluran-saluran kita kan tidak bagus kondisinya. Kalaupun bagus itu dari pemerintah tidak komprehensif toh," ujarnya.
Dia mencontohkan beberapa fungsi drainase di Kota Makassar terganggu oleh jaringan kabel. Sampah-sampah rawan tersaring sehingga menghambat air.
Selain itu, daerah resapan kian minim, salah satu solusinya perlu ada kajian kemampuan muatan air di setiap drainase dan kanal di Kota Makassar.
"Kalau ini (debit air) tidak cukup yah tidak bisa. Sekarang sudah berbeda karena dulu sebagian air masuk resapan tapi sekarang resapan kurang, makanya perlu diperhatikan drainase apakah mempu menampung debit itu," ujarnya.
Hal itu, kata dia, perlu dikaji dengan komprehensif. Salah satu solusinya bisa saja dengan pelebaran drainase.
Makanya legislator PPP ini mendorong penganggaran pada 2022 yang fokus pada pembangunan drainase. Sehingga anggaran Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar turut bertambah menjadi Rp258,5 miliar.
"Kita sudah porsi untuk 2022 itu bisa dikerjakan oleh teman-teman Dinas Pekerjaan Umum, yang jelas tahun depan kita fokus pembenahan," pungkasnya.
Sementara itu Tim Kajian Banjir Sulsel, Syamsu Ridjal menilai banyaknya titik banjir yang terbentuk disebabkan oleh permasalah yang kompleks.
Selain intensitas hujan yang tinggi, faktor lainnya adalah pembenahan yang belum komprehensif. "Termasuk klasik lagi alasannya bahwa saluran-saluran kita kan tidak bagus kondisinya. Kalaupun bagus itu dari pemerintah tidak komprehensif toh," ujarnya.
Dia mencontohkan beberapa fungsi drainase di Kota Makassar terganggu oleh jaringan kabel. Sampah-sampah rawan tersaring sehingga menghambat air.
Selain itu, daerah resapan kian minim, salah satu solusinya perlu ada kajian kemampuan muatan air di setiap drainase dan kanal di Kota Makassar.
"Kalau ini (debit air) tidak cukup yah tidak bisa. Sekarang sudah berbeda karena dulu sebagian air masuk resapan tapi sekarang resapan kurang, makanya perlu diperhatikan drainase apakah mempu menampung debit itu," ujarnya.
Hal itu, kata dia, perlu dikaji dengan komprehensif. Salah satu solusinya bisa saja dengan pelebaran drainase.
tulis komentar anda