Terhasut VOC, Sultan Haji Putra Mahkota Banten Memberontak dan Kudeta Ayahnya
Rabu, 01 Desember 2021 - 05:05 WIB
Sementara itu, Pangeran Yogya mempertahankan daerah Kenari dengan kekuatan sekitar 400 orang, Kyai Arya Jungpati dengan jumlah pasukan sekitar 120 orang mempertahankan daerah Kartasana.
Sekitar 400 orang mempertahankan daerah Serang, 400 sampai 500 orang mempertahankan daerah Jambangan, sebanyak 500 orang berupaya untuk mempertahankan Tirtayasa, dan sekitar 100 orang memperkuat daerah Bojonglopang.
Serangan hebat yang dilakukan oleh pasukan VOC berhasil mendesak barisan Banten sehingga Margasana, Kacirebonan dan Tangerang dapat dikuasai juga oleh VOC. Sultan Ageng kemudian mengundurkan diri ke Tirtayasa yang dijadikan pusat pertahanannya. Tanara dan Pontang juga diperkuat pertahanannya.
Di Kademangan ada pasukan sekitar 1.200 orang di bawah pimpinan Arya Wangsadiraja. Mereka cukup lama dapat bertahan, tetapi pada tanggal 2 Desember 1682 Kademangan akhirnya jatuh juga setelah terjadi pertempuran sengit antara kedua pasukan. Dalam serangkaian pertempuran ini di kedua belah pihak banyak yang gugur. Sebagian pasukan Banten mengungsi ke Ciapus, Pagutan, dan Jasinga.
Dengan jatuhnya pertahanan Kademangan, tinggal Tirtayasa yang menjadi bulan-bulanan VOC. Serangan umum dimulai dari daerah pantai menuju Tanara dan Tangkurak. Pada tanggal 28 Desember 1682 pasukan Jonker, Tack, dan Miichielsz menyerang Pontang, Tanara, dan Tirtayasa serta membakarnya.
Ledakan-ledakan dan pembakaran menghancurkan keraton Tirtayasa. Akan tetapi Sultan Ageng Tirtayasa berhasil menyelamatkan diri ke pedalaman. Pangeran Arya Purbaya juga berhasil lolos dengan selamat dengan terlebih dahulu membakar benteng dan keratonnya.
Belanda beberapa kali berusaha membujuk Sultan Ageng Tirtayasa untuk menghentikan perlawanan. Namun, ketika Sultan Ageng Tirtayasa hendak kembali ke Keraton Surosowan, Sultan Haji dan VOC segera menangkapnya. Sultan Ageng Tirtayasa kemudian dipenjarakan di Batavia sampai ia meninggal pada 1692.
Setelah penangkapan Sultan Ageng Tirtayasa, perlawanan rakyat Banten tidak langsung padam. Akan tetapi, dengan restu VOC, Sultan Haji dapat naik takhta menjadi penguasa Kesultanan Banten. VOC pun perlahan-lahan mulai menguasai Kesultanan Banten, dan sebagai simbol kekuasaannya, VOC membangun benteng pertahanan pada 1684-1685.
Baca Juga
Sekitar 400 orang mempertahankan daerah Serang, 400 sampai 500 orang mempertahankan daerah Jambangan, sebanyak 500 orang berupaya untuk mempertahankan Tirtayasa, dan sekitar 100 orang memperkuat daerah Bojonglopang.
Serangan hebat yang dilakukan oleh pasukan VOC berhasil mendesak barisan Banten sehingga Margasana, Kacirebonan dan Tangerang dapat dikuasai juga oleh VOC. Sultan Ageng kemudian mengundurkan diri ke Tirtayasa yang dijadikan pusat pertahanannya. Tanara dan Pontang juga diperkuat pertahanannya.
Di Kademangan ada pasukan sekitar 1.200 orang di bawah pimpinan Arya Wangsadiraja. Mereka cukup lama dapat bertahan, tetapi pada tanggal 2 Desember 1682 Kademangan akhirnya jatuh juga setelah terjadi pertempuran sengit antara kedua pasukan. Dalam serangkaian pertempuran ini di kedua belah pihak banyak yang gugur. Sebagian pasukan Banten mengungsi ke Ciapus, Pagutan, dan Jasinga.
Dengan jatuhnya pertahanan Kademangan, tinggal Tirtayasa yang menjadi bulan-bulanan VOC. Serangan umum dimulai dari daerah pantai menuju Tanara dan Tangkurak. Pada tanggal 28 Desember 1682 pasukan Jonker, Tack, dan Miichielsz menyerang Pontang, Tanara, dan Tirtayasa serta membakarnya.
Baca Juga
Ledakan-ledakan dan pembakaran menghancurkan keraton Tirtayasa. Akan tetapi Sultan Ageng Tirtayasa berhasil menyelamatkan diri ke pedalaman. Pangeran Arya Purbaya juga berhasil lolos dengan selamat dengan terlebih dahulu membakar benteng dan keratonnya.
Belanda beberapa kali berusaha membujuk Sultan Ageng Tirtayasa untuk menghentikan perlawanan. Namun, ketika Sultan Ageng Tirtayasa hendak kembali ke Keraton Surosowan, Sultan Haji dan VOC segera menangkapnya. Sultan Ageng Tirtayasa kemudian dipenjarakan di Batavia sampai ia meninggal pada 1692.
Setelah penangkapan Sultan Ageng Tirtayasa, perlawanan rakyat Banten tidak langsung padam. Akan tetapi, dengan restu VOC, Sultan Haji dapat naik takhta menjadi penguasa Kesultanan Banten. VOC pun perlahan-lahan mulai menguasai Kesultanan Banten, dan sebagai simbol kekuasaannya, VOC membangun benteng pertahanan pada 1684-1685.
tulis komentar anda