Seniman Yogyakarta Ini Diseret ke Pengadilan Musik Gara-gara Album Kudu
Sabtu, 27 November 2021 - 10:00 WIB
"Apakah ada korelasi antara Kudu dengan isi lagu. Karena kalau diartikan bahasa Sunda, Kudu artinya harus," tanya Pidi Baiq.
Pertanyaan itupun dijawab Bagus, bahwa tak ada korelasi judul album dengan isi lagunya. "Tidak ada hubungan apapun, karena tidak mau terjebak soal bikin judul lagu," jelas dia.
Walaupun, secara eksplisit dia menjelaskan bahwa makna Kudu adalah sebuah ajakan agar masyarakat harus berbuat positif, harus semangat, harus tegar, dan lainnya.
Menurut dia, album ini direkam pada pertengahan Februari 2021 di Bali dan dikerjakan secara gotong royong melibatkan beberapa kawan musisi. Mengingat tidak ada satupun orang yang siap menghadapi pandemi yang datang secara tiba-tiba pada awal tahun 2020, maka gotong royong adalah semangat hidup yang harus tetap tumbuh.
Album Kudu ini terdiri atas 12 lagu. Lagu banyak membahas tentang perdamaian. Walaupun, isu isu yang dibahas dilatarbelakangi oleh kondisi perselisihan. "Lagu-lagu ini diharapkan mampu membangkitkan harapan teman-teman musisi untuk terus berkarya," katanya.
Salah satu judul lagu "Lagu Hari Ini" misalnya, mengangkat tentang kondisi pandemi. Sebuah kondisi dimana banyak orang yang perjalanannya melambat, makin privat, rentan. "Ini menggambarkan bagaimana kita ini sangat rentan terhadap sebuah kondisi, seperti pandemi," ujar dia.
Bagus pun diputus persidangan dengan kesimpulan lolos bersyarat. Dia harus meneruskan karyanya dengan lebih banyak kolaborasi. "Setelah ini tentu akan terus melanjutkan hidup dan terus berkarya. Kemudian menulis lagu dan bisa kolaborasi dengan seniman lain," imbuh dia.
Sementara itu, perwakilan DCDC Cokelat Kita Addy mengaku, salah satu alasan menyeret Bagus ke Pengadilan Musik adalah karena terjadinya perubahan nama yang signifikan dari karier musiknya. Selama ini nama Sisir Tanah cukup terkenal tapi saat ini memilih debut sendiri.
"Aktivitas terbaru dari Bagus Dwi Danto bersama debutnya Kudu membuatnya terseret untuk diadili di Pengadilan Musik ini," kata dia.
Pada kesempatan itu, DCDC juga memperkenalkan sebuah produk baru, DCDC Magazine. Sebuah media berbasis majalah yang akan mengupas tentang musik indie di Indoensia, namun dijadikan lebih detail dan lengkap.
Pertanyaan itupun dijawab Bagus, bahwa tak ada korelasi judul album dengan isi lagunya. "Tidak ada hubungan apapun, karena tidak mau terjebak soal bikin judul lagu," jelas dia.
Walaupun, secara eksplisit dia menjelaskan bahwa makna Kudu adalah sebuah ajakan agar masyarakat harus berbuat positif, harus semangat, harus tegar, dan lainnya.
Menurut dia, album ini direkam pada pertengahan Februari 2021 di Bali dan dikerjakan secara gotong royong melibatkan beberapa kawan musisi. Mengingat tidak ada satupun orang yang siap menghadapi pandemi yang datang secara tiba-tiba pada awal tahun 2020, maka gotong royong adalah semangat hidup yang harus tetap tumbuh.
Album Kudu ini terdiri atas 12 lagu. Lagu banyak membahas tentang perdamaian. Walaupun, isu isu yang dibahas dilatarbelakangi oleh kondisi perselisihan. "Lagu-lagu ini diharapkan mampu membangkitkan harapan teman-teman musisi untuk terus berkarya," katanya.
Salah satu judul lagu "Lagu Hari Ini" misalnya, mengangkat tentang kondisi pandemi. Sebuah kondisi dimana banyak orang yang perjalanannya melambat, makin privat, rentan. "Ini menggambarkan bagaimana kita ini sangat rentan terhadap sebuah kondisi, seperti pandemi," ujar dia.
Bagus pun diputus persidangan dengan kesimpulan lolos bersyarat. Dia harus meneruskan karyanya dengan lebih banyak kolaborasi. "Setelah ini tentu akan terus melanjutkan hidup dan terus berkarya. Kemudian menulis lagu dan bisa kolaborasi dengan seniman lain," imbuh dia.
Sementara itu, perwakilan DCDC Cokelat Kita Addy mengaku, salah satu alasan menyeret Bagus ke Pengadilan Musik adalah karena terjadinya perubahan nama yang signifikan dari karier musiknya. Selama ini nama Sisir Tanah cukup terkenal tapi saat ini memilih debut sendiri.
"Aktivitas terbaru dari Bagus Dwi Danto bersama debutnya Kudu membuatnya terseret untuk diadili di Pengadilan Musik ini," kata dia.
Pada kesempatan itu, DCDC juga memperkenalkan sebuah produk baru, DCDC Magazine. Sebuah media berbasis majalah yang akan mengupas tentang musik indie di Indoensia, namun dijadikan lebih detail dan lengkap.
tulis komentar anda