Aprindo Gandeng Microsoft Percepat Digitalisasi Ritel Modern dan UMKM Indonesia
Rabu, 10 November 2021 - 16:41 WIB
Aprindo gandeng Microsoft akselerasi digitalisasi ritel modern dan UMKM Indonesia.Foto/ist
SURABAYA - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Microsoft menyelenggarakan rangkaian kegiatan Hari Ritel Nasional 2021 yang jatuh 11 November besok secara hybrid.
Kegiatan dengan tema “Ritel Tangguh, UMKM Maju, Indonesia Bangkit” ini terdiri dari aktivitas pendidikan dan pelatihan melalui seri webinar daring, gelaran produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pemberian apresiasi kepada sosok yang mendorong pertumbuhan dan kemajuan ritel modern, aktivitas lowongan kerja, serta berbagai inisiatif yang sinergis dan kolaboratif.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Oke Nurwan, ritel modern adalah pelaku usaha di sektor strategis hilir yang memberikan ketersediaan barang kebutuhan pokok dan sehari-hari bagi konsumsi rumah tangga atau masyarakat.
Baca juga: Jadi Tersangka Tubagus Joddy Sopir Vanessa Angel Dijerat Pasal 310 UU Lalu Lintas
Di Indonesia, katanya, konsumsi rumah tangga khususnya di sektor ritel masih menjadi yang tertinggi dengan menyumbang 58,9 persen Produk Domestik Bruto (PDB)
"Para peritel, baik yang berdiri sendiri maupun yang berada di Pusat Perbalanjaan atau Mall memiliki kontribusi penting dalam mendorong pemulihan ekonomi rumah tangga," terang Oke Nurwan dalam Konferensi Pers Hari Ritel Nasional 2021 yang digelar secara daring, Rabu (10/11/2021).
Oke menyebutkan, ekonomi digital Indonesia diproyeksi akan tumbuh delapan kali lipat pada tahun 2030. Dengan tingginya jumlah ritel di Indonesia dan besarnya potensi digitalisasi ritel, maka percepatan digitalisasi ritel akan berkontribusi positif terhadap percepatan ekonomi digital Indonesia.
Oke menegaskan bahwa pemerintah akan sangat mendukung dan mendorong adanya penyesuaian dan transformasi digital, terutama untuk sektor ritel.
Selain menyediakan tempat dan lokasi strategis agar konsumen dapat berbelanja secara luring (offline), usaha ritel juga perlu memasarkan dan mempromosikan barang-barangnya via daring peritel (online retailer) dan marketplace. Sebutan O2O (offline-to-online) bukan lagi merupakan dikotomi, tetapi suatu keniscayaan untuk dikembangkannya sinergisitas.
Kegiatan dengan tema “Ritel Tangguh, UMKM Maju, Indonesia Bangkit” ini terdiri dari aktivitas pendidikan dan pelatihan melalui seri webinar daring, gelaran produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pemberian apresiasi kepada sosok yang mendorong pertumbuhan dan kemajuan ritel modern, aktivitas lowongan kerja, serta berbagai inisiatif yang sinergis dan kolaboratif.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Oke Nurwan, ritel modern adalah pelaku usaha di sektor strategis hilir yang memberikan ketersediaan barang kebutuhan pokok dan sehari-hari bagi konsumsi rumah tangga atau masyarakat.
Baca juga: Jadi Tersangka Tubagus Joddy Sopir Vanessa Angel Dijerat Pasal 310 UU Lalu Lintas
Di Indonesia, katanya, konsumsi rumah tangga khususnya di sektor ritel masih menjadi yang tertinggi dengan menyumbang 58,9 persen Produk Domestik Bruto (PDB)
"Para peritel, baik yang berdiri sendiri maupun yang berada di Pusat Perbalanjaan atau Mall memiliki kontribusi penting dalam mendorong pemulihan ekonomi rumah tangga," terang Oke Nurwan dalam Konferensi Pers Hari Ritel Nasional 2021 yang digelar secara daring, Rabu (10/11/2021).
Oke menyebutkan, ekonomi digital Indonesia diproyeksi akan tumbuh delapan kali lipat pada tahun 2030. Dengan tingginya jumlah ritel di Indonesia dan besarnya potensi digitalisasi ritel, maka percepatan digitalisasi ritel akan berkontribusi positif terhadap percepatan ekonomi digital Indonesia.
Oke menegaskan bahwa pemerintah akan sangat mendukung dan mendorong adanya penyesuaian dan transformasi digital, terutama untuk sektor ritel.
Selain menyediakan tempat dan lokasi strategis agar konsumen dapat berbelanja secara luring (offline), usaha ritel juga perlu memasarkan dan mempromosikan barang-barangnya via daring peritel (online retailer) dan marketplace. Sebutan O2O (offline-to-online) bukan lagi merupakan dikotomi, tetapi suatu keniscayaan untuk dikembangkannya sinergisitas.
Lihat Juga :
tulis komentar anda