Kisah Trimah, Lansia yang Diserahkan Anaknya ke Panti Jompo karena Tak Sanggup Mengurus
Senin, 01 November 2021 - 17:55 WIB
"Kita bukan ingin memviralkan bukan, kita syiar yang pertama, agar di kemudian hari tidak ada lagi yang seperti ini. Kita ambil contoh saja, bukan berniat memviralkan, sama sekali tidak ada, tidak ada niatan itu. Harapan kami, mereka yang masih orang tuanya masih di sini, harapan kami bisa diambil lagi, karena apapun alasannya mereka ini orang tua, kalau yang disini rata-rata, yang temuan dari dinsos, ada yang ikut orang diserahkan ke kami," terangnya.
Dari tiga orang tua yang diserahkan anaknya lantaran diklaim tak sempat merawat, satu orang tua bernama Soetiyo berusia 88 tahun meninggal dunia, pada Jumat lalu.
Sementara satu orang tua berjenis kelamin laki-laki, bernama Martiin asal Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo, menderita stroke parah hingga tak bisa melalui aktivitas apapun.
Sedangkan untuk Trimah, yang kisahnya viral beredar di media sosial juga menderita stroke, kendati masih bisa duduk. Tetapi perempuan dua bersaudara ini tak bisa berjalan dan berdiri, sehari-harinya ia dibantu oleh kursi roda yang didorong oleh para perawat di panti lansia.
"Yang Soetiyo Jumat kemarin meninggal, akhirnya ya dimakamkan di Mergan, Malang. Keluarganya juga tidak merawatnya, jadi semua kami yang urus sampai pemakamannya sesuai syariat Islam," bebernya.
Nur, panggilan akrabnya mengaku di panti lansia ini ditempati setidaknya 60 orang kapasitas maksimal. Di mana para penghuni merupakan para lansia yang tidak terurus, baik yang ditemukan dari relawan dari Nurul Hayat, Sahabat Yatim Dhuafa Indonesia, dan Galena Resque, dan dinas sosial dari sejumlah daerah di Indonesia.
"Kapasitas maksimal 60, harus terlantar, atau kalau tidak, ditelantarkan sama keluarganya, terus bukan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), dan panti kami bukan panti komersial gratis 100 persen. Tetapi kiriman harus ada surat keterangan RT RW setempat, bahwa benar-benar terlantar. Kiriman dari Dinsos (Dinas Sosial) berbagai daerah, Jombang, Kediri, Tuban, Tulungagung, hampir merata kalau Jawa Timur," pungkasnya.
Dari tiga orang tua yang diserahkan anaknya lantaran diklaim tak sempat merawat, satu orang tua bernama Soetiyo berusia 88 tahun meninggal dunia, pada Jumat lalu.
Sementara satu orang tua berjenis kelamin laki-laki, bernama Martiin asal Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo, menderita stroke parah hingga tak bisa melalui aktivitas apapun.
Sedangkan untuk Trimah, yang kisahnya viral beredar di media sosial juga menderita stroke, kendati masih bisa duduk. Tetapi perempuan dua bersaudara ini tak bisa berjalan dan berdiri, sehari-harinya ia dibantu oleh kursi roda yang didorong oleh para perawat di panti lansia.
"Yang Soetiyo Jumat kemarin meninggal, akhirnya ya dimakamkan di Mergan, Malang. Keluarganya juga tidak merawatnya, jadi semua kami yang urus sampai pemakamannya sesuai syariat Islam," bebernya.
Nur, panggilan akrabnya mengaku di panti lansia ini ditempati setidaknya 60 orang kapasitas maksimal. Di mana para penghuni merupakan para lansia yang tidak terurus, baik yang ditemukan dari relawan dari Nurul Hayat, Sahabat Yatim Dhuafa Indonesia, dan Galena Resque, dan dinas sosial dari sejumlah daerah di Indonesia.
"Kapasitas maksimal 60, harus terlantar, atau kalau tidak, ditelantarkan sama keluarganya, terus bukan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), dan panti kami bukan panti komersial gratis 100 persen. Tetapi kiriman harus ada surat keterangan RT RW setempat, bahwa benar-benar terlantar. Kiriman dari Dinsos (Dinas Sosial) berbagai daerah, Jombang, Kediri, Tuban, Tulungagung, hampir merata kalau Jawa Timur," pungkasnya.
(shf)
tulis komentar anda