Istri Dimakamkan Protokol COVID-19, Ryadi: Demi Apapun Saya Akan Ambil Jenazahnya

Rabu, 03 Juni 2020 - 19:21 WIB
"Istri saya tidak memiliki riwayat penyakit, tiba-tiba kena stroke. Lama penanganannya sampai pecah pembuluh darah dan dia mengeluh sakit kepala terus. Jam 3 sore kena, kurang 5 menit jam 12 malam meninggal dan divonis PDP," ujarnya.

Karena terlanjur menandatangani sejumlah persyaratan penanganan pasien COVID-19 yang diterima dari rumah sakit sebelum istrinya dirawat, jenazah kemudian diserahkan ke tim gugus tugas untuk proses lebih lanjut. Saat itu kata Ryadi, dia sempat menolak karena istrinya jelas-jelas bukan meninggal dunia akibat COVID-19. Namun oleh pihak rumah sakit dinyatakan PDP.

Ryadi semakin merasa janggal ketika tim gugus melakukan uji swab terhadap jenazah sang istri. Ryadi mengaku awalnya menerima apabila jenazah istrinya saat itu ditangani sesuai protap COVID-19. Namun tetap dimakamkan dengan layak, tidak di TPK Macanda. Tapi saat proses pemulasaran jenazah kata Ryadi, sejumlah petugas dengan alat pelindung diri (APD) lengkap memasukan jenazah istrinya ke dalam peti.

Ketegangan pun diungkapkan Ryadi, sempat terjadi antara dia dan petugas gugus. Sempat terjadi dialog, salah satu dari petugas gugus berupaya untuk melunakkan Ryadi dengan janji bahwa jenazah tidak akan dibawa ke TPK Macanda. Salah seorang anak perempuannya, dia utus untuk tetap mengawal jenazah ibunya yang dimasukkan ke dalam peti agar tidak dibawa dengan mobil ambulans ke TPK.

"Tiba-tiba anak saya ini menangis-menangis melapor kalau jenazahnya ibunya sudah tidak bisa diambil. Tidak bisa dikeluarkan dari peti jenazah dan mau dibawa ke (TPK) Macanda. Saya sampai baring di bawah mobil jenazah supaya jenazah istri saya tidak dibawa. Saya diseret sama aparat supaya saya pindah. Saya sampai cium sepatunya itu aparat saya tetap diseret bahkan sampai mau diborgol," ungkapnya.

Ryadi bersama kedua anak perempuannya, mengaku sempat mengejar rombongan pengantar jenazah yang membawa istrinya ke TPK Macanda dengan mengendarai motor. Tapi tidak terkejar.

"Saya sampai bertanya-tanya di mana itu (TPK) Macanda sama warga karena saya tidak tahu itu," imbuhnya.



Tiba di TPK Macanda, Ryadi dan kedua anaknya tidak diizinkan mendekat oleh tim gugus yang sementara melakukan proses pemakaman jenazah sang istri.

"Saya hanya melihat dari jauh saya tidak tahu harus bagaimana saat itu. Hati saya menangis, ada anak-anak saya yang mau lihat ibunya dimakamkan dengan layak," akunya terisak.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content