Siasat Jitu Sultan Agung Mataram Taklukkan Surabaya dan Hancurkan Pemberontakan Pati
Senin, 18 Oktober 2021 - 05:15 WIB
Sedang pasukan dari arah barat dipimpin oleh Bupati Sumedang yang membawahi pasukan khusus berkuda, pasukan ini mendirikan barak di sekitar wilayah Matraman Margorejo sebelah barat Pati.
Terakhir, keluarga raja yang memimpin pasukan-pasukan Pamejagan Mataram. Pengawal pribadi terdiri dari 2.000 prajurit. Dalam pertempuran ini, Adipati Pragola II dibantu oleh enam tumenggung.
Keenam tumenggung tersebut yaitu, Tumenggung Mangunjaya, Adipati Kenduruan, Tumenggung Ramananggala, Tumenggung Tohpati, Adipati Sawunggaling, Tumenggung Sindurejo, serta seluruh rakyat Pati.
Pada hari Jumat wage, tanggal 4 Oktober 1627 M, Adipati Pragola II tewas tertusuk tombak Kyai Baru milik Sultan Agung yang diserahkan pada Lurah Kapedak, Naya Derma. Sang adipati meninggal dan dikebumikan di Sendang Sani.
Baca: Kisah Kali Gowang, Ki Ageng Giring Menahan Diri Tak Dapat Wahyu Keraton Mataram
Setelah wafatnya Adipati Pragola II, Sultan Agung menemui adiknya, Ratu Mas Sekar, istri dari adipati. Sultan Agung menanyakan alasan pemberontakan Pati terhadap Mataram. Ratu Mas Sekar pun menjawab apa adanya.
Dia mengatakan, bahwa semua berita yang didengar oleh sang Sultan adalah berita yang dipalsukan oleh Patih Mataram Endranata. Kaget dengan berita itu, akhirnya Patih Endranata ditangkap dan dieksekusi mati.
Sumber tulisan:
HJ De Graaf, Puncak Kekuasaan Mataram, Politik Ekspansi Sultan Agung, Grafiti, Cetakan Kedua, 1990.
SM Said, Sunu Hastoro, Kesaktian Sultan Agung, Mampu Kendalikan Makhluk Gaib Jadi Abdi Dalem
Terakhir, keluarga raja yang memimpin pasukan-pasukan Pamejagan Mataram. Pengawal pribadi terdiri dari 2.000 prajurit. Dalam pertempuran ini, Adipati Pragola II dibantu oleh enam tumenggung.
Keenam tumenggung tersebut yaitu, Tumenggung Mangunjaya, Adipati Kenduruan, Tumenggung Ramananggala, Tumenggung Tohpati, Adipati Sawunggaling, Tumenggung Sindurejo, serta seluruh rakyat Pati.
Pada hari Jumat wage, tanggal 4 Oktober 1627 M, Adipati Pragola II tewas tertusuk tombak Kyai Baru milik Sultan Agung yang diserahkan pada Lurah Kapedak, Naya Derma. Sang adipati meninggal dan dikebumikan di Sendang Sani.
Baca: Kisah Kali Gowang, Ki Ageng Giring Menahan Diri Tak Dapat Wahyu Keraton Mataram
Setelah wafatnya Adipati Pragola II, Sultan Agung menemui adiknya, Ratu Mas Sekar, istri dari adipati. Sultan Agung menanyakan alasan pemberontakan Pati terhadap Mataram. Ratu Mas Sekar pun menjawab apa adanya.
Dia mengatakan, bahwa semua berita yang didengar oleh sang Sultan adalah berita yang dipalsukan oleh Patih Mataram Endranata. Kaget dengan berita itu, akhirnya Patih Endranata ditangkap dan dieksekusi mati.
Sumber tulisan:
HJ De Graaf, Puncak Kekuasaan Mataram, Politik Ekspansi Sultan Agung, Grafiti, Cetakan Kedua, 1990.
SM Said, Sunu Hastoro, Kesaktian Sultan Agung, Mampu Kendalikan Makhluk Gaib Jadi Abdi Dalem
tulis komentar anda