Kisah Calon Arang Usik Raja Airlangga, Gara-gara Cemas Putri Cantiknya Jadi Perawan Tua

Sabtu, 09 Oktober 2021 - 14:04 WIB
Mpu Kuturan yang lebih sakti ingin menempatkan cucunya sendiri di tahta, dan menolak raja dari Jawa. Kelak, atas saran Mpu Baradah lagi, Raja Airlangga membagi tahta menjadi Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala.



Sementara begitu dititahkan Raja Airlangga mengatasi urusan Calon Arang, Mpu Baradah langsung bersiap mengutus Mpu Kebo Bahula, murid kesayangannya. Bahula adalah seorang pujangga dari Gangga Citra. Mpu Baradah tahu, murka Calon Arang berakar dari putrinya yang terancam menjadi perawan tua. Ia pun memerintahkan Mpu Bahula untuk meminang Ratna Manggali.

"Dia akan kusuruh melamar Sang Manggali. Engkau Kanuruhan (utusan Raja Airlangga) beritahukanlah kepada Sang Penguasa Dunia, berapa saja mahar yang diminta hendaklah dipenuhi oleh raja," tulis Toeti Heraty. Kerajaan pun langsung menyiapkan mahar lamaran. Hidangan makanan, buah -buahan, ditambah jamuan upacara: tuak, nasi, ikan, sampo, brem, kilang, serta serebad budur dan minum cakelang.

Sesuai jalannya siasat, Calon Arang bersedia menerima Mpu Kebo Bahula sebagai menantunya. Namun Rangda Jirah itu juga mengingatkan, "Namun janganlah tidak bersungguh-sungguh dengan Ratna Manggali". Menyertai lamaran, Bahula juga menyerahkan sirih tanda pertunangan, perak hadiah perkawinan, selendang, permata ratna mutu manikam yang memancar.



Mpu Bahula dan Ratna Manggali, sah sebagai suami istri. Keduanya saling mencintai. Sesuai prosa Calon Arang berkode LOR 5387/5279 yang tertulis pada daun lontar yang berada di Puri Cakranegara, Lombok, Mpu Bahula mulai memata-matai aktifitas Calon Arang. Di setiap menjelang malam, janda Jirah itu selalu membawa lipyakara, pustaka suci, dan pergi ke kuburan.

Bahula sengaja mengawasi, dan lalu bertanya kepada istrinya, Ratna Manggali: "Dinda, adikku tercinta, mengapakah ibu selalu pergi malam hari? Saya khawatir Dinda,". Melalui mulut anaknya sendiri, rahasia kesaktian Calon Arang pun bocor. Ratna Manggali cerita, ibunya ke kuburan untuk menjalankan sihir. Sihir itulah yang mengakibatkan terjadinya pagebluk.

Mpu Bahula juga berhasil menyentuh lipyakarya. Sastra Lipyakarya merupakan buku suci yang berisi hal utama untuk jalan kebaikan menuju kesempurnaan, puncak rahasia pengetahuan. Calon Arang sengaja membelokkan untuk kesaktian sihir dan kesengsaraan. Bahula memperlihatkan kitab Lipyakarya kepada Mpu Baradah, gurunya.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content