Kisah Calon Arang Usik Raja Airlangga, Gara-gara Cemas Putri Cantiknya Jadi Perawan Tua
Sabtu, 09 Oktober 2021 - 14:04 WIB
Rahasia kesaktian Calon Arang yang selama ini sulit terkalahkan, terungkap. Dengan bekal pengetahuan yang didapat dari muridnya, Mpu Baradah menyatroni Calon Arang. Saat bertemu Mpu Baradah, Calon Arang memperlihatkan keramahan sebagai besan. Janda Jirah itu juga meminta Sang Bogiswara Baradah meruwatnya.
"Mohon diruwatlah sebagai besan". Mpu Baradah melihat dosa Calon Arang teramat besar, dan karenannya permintaan itu ditolaknya mentah-mentah. Seketika itu Calon Arang murka. Dari mata, mulut, hidung, telinga muncul kobaran api yang langsung menyambar, membakar tumbuhan yang ada di sekelilingnya.
Tapi api tidak mampu menghanguskan tubuh Mpu Baradah. "Saya tidak mati kau sihir, Besan. Aku ambil nyawamu semoga kamu mati di tempatmu berdiri". Karena rahasia kesaktiannya sudah terbongkar. Dengan merapal asta capala, Mpu Baradah berhasil menumpas Calon Arang.
Perempuan tukang teluh, penyembah Batari Durga di kuburan yang ritualnya memakai darah dan organ manusia itu, mati seketika di tempatnya berdiri. Rakyat Kediri kembali tentram. Kewibawaan Raja Airlangga kembali terjaga, yang kelak kemudian membagi kekuasaannya menjadi Kerajaan Kediri atau Daha dengan Kerajaan Jenggala.
"Lalu bagaimana sikap Ratna Manggali, apakah akan saling menyalahkan sepanjang hayat. Suatu saat istri sadar menimbang antara cinta dan tipu muslihat, pula akan tersiksa menyalahkan diri karena ibu telah terkhianati," tulis Toeti Heraty.
"Mohon diruwatlah sebagai besan". Mpu Baradah melihat dosa Calon Arang teramat besar, dan karenannya permintaan itu ditolaknya mentah-mentah. Seketika itu Calon Arang murka. Dari mata, mulut, hidung, telinga muncul kobaran api yang langsung menyambar, membakar tumbuhan yang ada di sekelilingnya.
Tapi api tidak mampu menghanguskan tubuh Mpu Baradah. "Saya tidak mati kau sihir, Besan. Aku ambil nyawamu semoga kamu mati di tempatmu berdiri". Karena rahasia kesaktiannya sudah terbongkar. Dengan merapal asta capala, Mpu Baradah berhasil menumpas Calon Arang.
Perempuan tukang teluh, penyembah Batari Durga di kuburan yang ritualnya memakai darah dan organ manusia itu, mati seketika di tempatnya berdiri. Rakyat Kediri kembali tentram. Kewibawaan Raja Airlangga kembali terjaga, yang kelak kemudian membagi kekuasaannya menjadi Kerajaan Kediri atau Daha dengan Kerajaan Jenggala.
"Lalu bagaimana sikap Ratna Manggali, apakah akan saling menyalahkan sepanjang hayat. Suatu saat istri sadar menimbang antara cinta dan tipu muslihat, pula akan tersiksa menyalahkan diri karena ibu telah terkhianati," tulis Toeti Heraty.
(eyt)
tulis komentar anda