Pastikan PON XX Aman dari Pandemi, Menpora: Pemerintah Terus Pantau Penerapan Prokes
Rabu, 06 Oktober 2021 - 22:16 WIB
JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga ( Menpora ) Zainudin Amali memastikan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua berjalan dengan baik dan aman dari pandemi COVID-19. Dia mengatakan, pihaknya termasuk Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan (prokes).
“Ini adalah kerja sama semua pemangku kepentingan, semua turun bergotong royong tanpa harus melihat fungsi. Pengawasan juga terus dilakukan berkeliling, bahkan oleh Bapak Kepala BNPB.Bapak Menkes juga menengok langsung pelaksanaan Prokes di lapangan,” tegas Menpora dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9)-KPCPEN, Selasa (5/10/2021).
Pemerintah beserta segenap elemen yang terlibat, lanjutnya, berusaha meminimalisir risiko transmisi COVID-19 melalui berbagai strategi, di antaranya penegakan prokes ketat. Dalam pelaksanaan PON XX Papua , lanjutnya, terdapat beberapa prinsip perlindungan kesehatan yang ditetapkan berdasarkan pengalaman dalam Olimpiade Tokyo.
"Seperti sistem bubble to bubble, di samping memastikan semua yang datang telah melakukan vaksinasi. Selain itu, penerapan tes COVID-19 secara reguler, minimal tes antigen, kepada para atlet. Terpenting, semua yang terlibat sudah tervaksin. Termasuk masyarakat sekitar, seperti ditargetkan oleh Bapak Presiden agar 60-70 persen sudah tervaksin,” beber Menpora.
Penerapan prinsip dasar tersebut untuk memastikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat setempat yang sangat antusias dalam menyambut kemeriahan PON XX. Sebab, PON ini adalah kegiatan yang sangat ditunggu masyarakat Papua. "Sehingga kita berikan perlindungan kepada mereka. Prokes ditetapkan dan dipantau panitia agar semua aman dan nyaman,” tambahnya.
Terkait proteksi kesehatan dalam PON XX Papua, Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah PON XX Papua, Mayjen TNI (Purn) Dr. Suwarno menjelaskan alur khusus yang ditetapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PON XX Papua.
Dijelaskan, semua harus divaksin, menjalani tes PCR dan isolasi di provinsi masing-masing sebelum berangkat. Saat tiba di lokasi, atlet kembali dites antigen, lalu diakomodasikan berdasarkancabang olahraganya. "Kegiatan mereka hanya dari tempat akomodasi ke tempat pertandingan, tanpa peluang mengunjungi tempat lain di luar agenda yang ditetapkan, sesuai prinsip sistem bubble," jelasnya.
Di tempat akomodasi, bila bergejala langsung dites antigen, bisa berlanjut PCR. Kalau positif, diisolasi dan dilakukan tracing untuk sekitarnya. "Atlet yang akan bertanding dengan body contactseperti wushu atau gulat, dilakukan tes antigen sebelum bertanding,” papar Suwarno.
Sebelum pulang, atlet akan kembali menjalani tes PCR untuk memastikan kondisi kesehatan sekaligus persyaratan penerbangan. Kemudian, setibanya di provinsi masing-masing, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) provinsi memberikan kesempatan isolasi agar betul-betul dapat dipastikan atlet tersebut dalam keadaan sehat.
“Ini adalah kerja sama semua pemangku kepentingan, semua turun bergotong royong tanpa harus melihat fungsi. Pengawasan juga terus dilakukan berkeliling, bahkan oleh Bapak Kepala BNPB.Bapak Menkes juga menengok langsung pelaksanaan Prokes di lapangan,” tegas Menpora dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9)-KPCPEN, Selasa (5/10/2021).
Pemerintah beserta segenap elemen yang terlibat, lanjutnya, berusaha meminimalisir risiko transmisi COVID-19 melalui berbagai strategi, di antaranya penegakan prokes ketat. Dalam pelaksanaan PON XX Papua , lanjutnya, terdapat beberapa prinsip perlindungan kesehatan yang ditetapkan berdasarkan pengalaman dalam Olimpiade Tokyo.
"Seperti sistem bubble to bubble, di samping memastikan semua yang datang telah melakukan vaksinasi. Selain itu, penerapan tes COVID-19 secara reguler, minimal tes antigen, kepada para atlet. Terpenting, semua yang terlibat sudah tervaksin. Termasuk masyarakat sekitar, seperti ditargetkan oleh Bapak Presiden agar 60-70 persen sudah tervaksin,” beber Menpora.
Penerapan prinsip dasar tersebut untuk memastikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat setempat yang sangat antusias dalam menyambut kemeriahan PON XX. Sebab, PON ini adalah kegiatan yang sangat ditunggu masyarakat Papua. "Sehingga kita berikan perlindungan kepada mereka. Prokes ditetapkan dan dipantau panitia agar semua aman dan nyaman,” tambahnya.
Terkait proteksi kesehatan dalam PON XX Papua, Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah PON XX Papua, Mayjen TNI (Purn) Dr. Suwarno menjelaskan alur khusus yang ditetapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PON XX Papua.
Dijelaskan, semua harus divaksin, menjalani tes PCR dan isolasi di provinsi masing-masing sebelum berangkat. Saat tiba di lokasi, atlet kembali dites antigen, lalu diakomodasikan berdasarkancabang olahraganya. "Kegiatan mereka hanya dari tempat akomodasi ke tempat pertandingan, tanpa peluang mengunjungi tempat lain di luar agenda yang ditetapkan, sesuai prinsip sistem bubble," jelasnya.
Di tempat akomodasi, bila bergejala langsung dites antigen, bisa berlanjut PCR. Kalau positif, diisolasi dan dilakukan tracing untuk sekitarnya. "Atlet yang akan bertanding dengan body contactseperti wushu atau gulat, dilakukan tes antigen sebelum bertanding,” papar Suwarno.
Sebelum pulang, atlet akan kembali menjalani tes PCR untuk memastikan kondisi kesehatan sekaligus persyaratan penerbangan. Kemudian, setibanya di provinsi masing-masing, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) provinsi memberikan kesempatan isolasi agar betul-betul dapat dipastikan atlet tersebut dalam keadaan sehat.
tulis komentar anda