Ekonomi Jatim Alami Kontraksi, Pertumbuhannya Kalah Dari Banten dan Yogyakarta
Kamis, 05 Agustus 2021 - 16:27 WIB
SURABAYA - Kondisi ekonomi Jatim , mengalami kontraksi. Pada triwulan II 2021 hanya tumbuh 7,05 persen, jika dibanding dengan triwulan II 2020 mengalami penurunan 5,90 persen. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi Yogyakarta, yang sebesar 11,81 persen, DKI Jakarta sebesar 10,91 persen, dan Banten 8,95 persen.
Perekonomian Jatim triwulan II 2021 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp604,84 triliun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp413,64 triliun.
"Sebagian besar lapangan usaha mengalami apresiasi atau pertumbuhan positif , kecuali Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang masih terkontraksi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan, Kamis (5/8/2021).
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 41,21 persen. Diikuti Transportasi dan Pergudangan 22,67 persen, dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 14,81 persen. "Kondisi ini sebagai imbas dari mulai dibukanya beberapa tempat rekreasi dan hiburan meskipun jumlah pengunjung dibatasi," imbuh Dadang.
Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi tumbuh 5,45 persen, sebagai akibat dari masih belum berakhirnya masa pandemi COVID-19. Sehingga masih berlakunya Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH) serta adanya larangan mudik yang menyebabkan trafik data meningkat pada saat momen lebaran.
"Momen Ramadhan, juga turut andil juga dalam meningkatkan permintaan produk makanan dan minuman , yang berimbas pada pertumbuhan Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 6,85 persen," terang Dadang.
Sementara itu, struktur perekonomian Jatim menurut lapangan usaha, selama triwulan II 2021 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama. Diantaranya, Lapangan Usaha Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar 30,23 persen. Lalu Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 18,28 persen.
Terakhir, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 12,37 persen. "Jika dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhannya, Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,38 persen. Diikuti Industri Pengolahan sebesar 2,04 persen," pungkas Dadang.
Perekonomian Jatim triwulan II 2021 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp604,84 triliun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp413,64 triliun.
"Sebagian besar lapangan usaha mengalami apresiasi atau pertumbuhan positif , kecuali Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang masih terkontraksi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan, Kamis (5/8/2021).
Baca Juga
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 41,21 persen. Diikuti Transportasi dan Pergudangan 22,67 persen, dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 14,81 persen. "Kondisi ini sebagai imbas dari mulai dibukanya beberapa tempat rekreasi dan hiburan meskipun jumlah pengunjung dibatasi," imbuh Dadang.
Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi tumbuh 5,45 persen, sebagai akibat dari masih belum berakhirnya masa pandemi COVID-19. Sehingga masih berlakunya Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH) serta adanya larangan mudik yang menyebabkan trafik data meningkat pada saat momen lebaran.
"Momen Ramadhan, juga turut andil juga dalam meningkatkan permintaan produk makanan dan minuman , yang berimbas pada pertumbuhan Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 6,85 persen," terang Dadang.
Sementara itu, struktur perekonomian Jatim menurut lapangan usaha, selama triwulan II 2021 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama. Diantaranya, Lapangan Usaha Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar 30,23 persen. Lalu Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 18,28 persen.
Terakhir, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 12,37 persen. "Jika dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhannya, Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,38 persen. Diikuti Industri Pengolahan sebesar 2,04 persen," pungkas Dadang.
(eyt)
tulis komentar anda