Data Penerima Bansos Amburadul, Kuwu di Majalengka Dibuat Pusing
loading...
A
A
A
MAJALENGKA - Bantuan Sosial (Bansos) yang digulirkan pemerintah pusat untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19, menyisakan permasalahan baru di daerah. Amburadulnya data penerima bansos yang ada di DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) memicu permasalahan baru.
Kondisi itu diakui oleh sejumlah Kuwu (Kades/Kepala Desa) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Mereka mengaku kerap menemukan data penerima sejumlah bansos yang dianggap salah sasaran.
"Karut marut. Penerima adalah orang yang tidak layak. Banyak yang muda, banyak yang kaya, yang layak menerima justru tidak menerima. Juga mereka sudah menerima sebelumnya. Jadi dobel, bahkan ada yang empat (jenis bansos mereka menerima)," kata salah satu Kuwu, Dudung Abdulah Yasin seusai audienisi dengan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Majalengka, Kamis (5/8/2021).
Kondisi tersebut, jelas dia, tidak jarang memicu kemarahan warga lainnya. Diakuinya, dirinya bersama rekan-rekan Kuwu lainnya kerap menjadi sasaran fitnahan dari warganya sendiri. Kendati demikian, Dudung mengaku "serangan" itu sebagai sesuatu yang wajar.
"Kami sekarang banyak fitnahan , banyak tuduhan dari masyarakat. (Tapi) ikhlas kok, ikhlas. Karena kami memaklumi. Secara manusiawi, siapa sih yang tidak geram ketika haus, minta tolong dikirim air, sementara yang sudah kembung malah dikasih," jelas dia.
Kesemrawutan data, jelas dia, hampir terjadi di semua jenis bansos . Kondisi tersebut diperparah dengan adanya beberapa TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) yang dinilai tidak berjalan sesuai aturan.
Kondisi itu diakui oleh sejumlah Kuwu (Kades/Kepala Desa) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Mereka mengaku kerap menemukan data penerima sejumlah bansos yang dianggap salah sasaran.
"Karut marut. Penerima adalah orang yang tidak layak. Banyak yang muda, banyak yang kaya, yang layak menerima justru tidak menerima. Juga mereka sudah menerima sebelumnya. Jadi dobel, bahkan ada yang empat (jenis bansos mereka menerima)," kata salah satu Kuwu, Dudung Abdulah Yasin seusai audienisi dengan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Majalengka, Kamis (5/8/2021).
Kondisi tersebut, jelas dia, tidak jarang memicu kemarahan warga lainnya. Diakuinya, dirinya bersama rekan-rekan Kuwu lainnya kerap menjadi sasaran fitnahan dari warganya sendiri. Kendati demikian, Dudung mengaku "serangan" itu sebagai sesuatu yang wajar.
"Kami sekarang banyak fitnahan , banyak tuduhan dari masyarakat. (Tapi) ikhlas kok, ikhlas. Karena kami memaklumi. Secara manusiawi, siapa sih yang tidak geram ketika haus, minta tolong dikirim air, sementara yang sudah kembung malah dikasih," jelas dia.
Kesemrawutan data, jelas dia, hampir terjadi di semua jenis bansos . Kondisi tersebut diperparah dengan adanya beberapa TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) yang dinilai tidak berjalan sesuai aturan.