Bandung Gempar, Demonstran Tolak PPKM Bawa Bom Molotov dan 7 Positif COVID-19

Kamis, 22 Juli 2021 - 21:24 WIB
Aksi demonstrasi tolak PPKM Darurat yang berakhir ricuh di Bandung, Rabu (21/7/2021) kemarin. Foto/Ist.
BANDUNG - Polisi menangkap dan memeriksa terhadap sebanyak 170 demonstran yang melakukan aksi penolakan PPKM Darurat di Kota Bandung. Ratusan orang demonstran tersebut ditangkap, usai terlibat kericuhan pada Rabu (21/7/2021) kemarin.



Meski sempat ditangkap, ratusan demonstran yang mayoritas remaja tersebut kini sudah dipulangkan ke rumahnya masing-masing. Namun, enam demonstran di antaranya masih diamankan di Mapolrestabes Bandung, untuk menjalani pemeriksaan karena kedapatan membawa bom molotov saat aksi berlangsung.



Berdasarkan hasil pemeriksaan, dari total enam remaja pembawa bom molotov tersebut, satu demonstran di antaranya terbukti bersalah. "Total ada enam yang diamankan. Lima sebagai saksi dan satu terbukti (bersalah). Namun, karena dibawah umur, makan dikenakan UU Perlindungan Anak," ungkap Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Adanan Manopang di Mapolrestabes Bandung, Kamis (22/7/2021).



Lebih lanjut Adanan mengatakan, sebelum dipulangkan, seluruh demonstran yang ditangkap didata dan wajib menjalani rapid test antigen. Berdasarkan hasil tes, tujuh demonstran dinyatakan positif COVID-19. "Tujuh orang yang positif itu sudah dipulangkan untuk menjalani isolasi mandiri," katanya.

Adanan juga mengungkapkan bahwa ratusan remaja yang sempat ditangkap itu terindikasi merupakan anggota kelompok Anarko yang memang kerap berbuat onar. "Ada indikasi mereka kelompok-kelompok Anarko karena kita temukan bendera, ada beberapa pakaian yang identitasnya Anarko," ungkapnya.



Dia memastikan bahawa demonstran aksi tolak PPKM Darurat pembuat onar, mulai dari menyebabkan kemacetan hingga merusak fasilitas umum itu bukan dari kalangan pengemudi ojek online maupun pedagang.

"Aksi yang dibubarkan oleh Kapolres kemarin itu tidak memiliki izin, mereka tidak memberitahukan bahwa akan melakukan unjuk rasa . Mereka bukan dari elemen pengemudi ojol atau pedagang, mereka murni kelompok yang berseberangan dengan kebijakan pemerintah," tandasnya.



Diketahui, berdasarkan hasil pendataan, ratusan orang yang sempat diamankan pasca aksi demonstrasi ricuh itu terdiri dari pelajar SMP, SMA, mahasiswa, dan penganguran. Mereka ditangkap setelah berbuat onar mengganggu ketertiban dan merusak fasilitas umum.
(eyt)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content