Demam Babi Afrika Jadi Momok Menakutkan Bagi Peternak di Sulut

Rabu, 07 Juli 2021 - 21:14 WIB
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian (Barantan), Wisnu Wasisa menambahkan, sejalan dengan tugas perkarantinaan dalam mengawasi keamanan dan mengendalikan mutu pangan dan pakan asal produk pertanian pihaknya telah menerapkan sistem pencegahan masuknya ASF dari wilayah wabah melalui instruksi Kepala Barantan tentang Mitigasi Risiko Virus African Swine Fever (ASF), Classical Swine Fever (CSF) dan Swine Flu (Influenza A).



“Dengan instruksi ini serta sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mengawal seluruh komoditas pertanian yang dilalulintaskan, maka setiap unit pelaksana teknis (UPT) di lingkup Barantan, wajib melakukan monitoring Influenza A pada babi yang dilalulintaskan di seluruh Indonesia," tutur Wisnu

Menurutnya, upaya pencegahan yang dilakukan bersama yang didukung oleh seluruh instansi tersebut patut diperkuat, demi menjaga mobilitas bisnis komoditas daging babi khususnya wilayah Sulut yang kini menjadi harapan baru.

“Ini benar-benar harus menjadi kesadaran bersama, mengingat resikonya tidak hanya melalui lalulintas babi hidup, tapi juga dari sisa makanan olahan yang berasal dari daerah tertular, ini harus menjadi kesadaan bersama-sama,” katanya.



Sementara itu, Ketua Asosiasi Peternak Babi Sulut, Gilbert Wantalangi menyampaikan bahwa upaya pencegahan masuknya demam babi Afrika tersebut tidak dapat dilakukan secara mandiri.

"Diperlukan sinergitas para pelaku usaha, peternak maupun pemerintah dalam upaya pencegahan masuknya ASF terutama di pintu-pintu pemasukan seperti pelabuhan dan bandara," tandasnya.
(nic)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content