Demam Babi Afrika Jadi Momok Menakutkan Bagi Peternak di Sulut
Rabu, 07 Juli 2021 - 21:14 WIB
MANADO - Permintaan komoditas daging babi di sepanjang tahun 2021 di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) meningkat cukup signifikan. Namun satu hal yang menjadi ketakutan bagi para peternak yakni demam babi afrika atau ASF.
Dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Barantan, sampai Juni 2021 pengiriman daging babi asal ProvinsiSulawesi Utara (Sulut) mencapai 653 ton, atau meningkat lima kali lipat dibanding lalu lintas pada periode sama di tahun sebelumnya yang hanya 108 ton.
Namun di balik peningkatan tersebut penyakit demam babi afrika atau African Swine Fever (ASF) menjadi momok tersendiri bagi para peternak babi di Sulut. Pasalnya hingga saat ini, Sulut masih menjadi salah satu wilayah yang masih bebas ASF.
Untuk itu, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado secara rutin melakukan monitoring Influenza A pada babi yang dilalulintaskan di seluruh Indonesia, termasuk di Sulut sebagaimana instruksi serta arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mengawal seluruh komoditas pertanian yang dilalulintaskan.
“Inilah yang harus kita waspadai dan tetap dijaga,” ujar Kepala Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan, Rabu (7/7/2021).
Menurut Donni, saat ini tujuan didominasi ke DKI Jakarta dan situasi ini sangat menguntungkan para pelaku agribisnis di wilayah kerjanya. Untuk itu, pihaknya melakukan kerja sama dengan seluruh entitas terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah yang sangat bahaya karena memiliki tingkat kematian (mortalitas) yang tinggi, yaitu 100%.
“Apalagi Sulut juga memiliki posisi yang strategis sekaligus terjepit oleh wilayah yang terdampak termasuk negara tetangga Filipina,” kata Donni
Dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Barantan, sampai Juni 2021 pengiriman daging babi asal ProvinsiSulawesi Utara (Sulut) mencapai 653 ton, atau meningkat lima kali lipat dibanding lalu lintas pada periode sama di tahun sebelumnya yang hanya 108 ton.
Namun di balik peningkatan tersebut penyakit demam babi afrika atau African Swine Fever (ASF) menjadi momok tersendiri bagi para peternak babi di Sulut. Pasalnya hingga saat ini, Sulut masih menjadi salah satu wilayah yang masih bebas ASF.
Untuk itu, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado secara rutin melakukan monitoring Influenza A pada babi yang dilalulintaskan di seluruh Indonesia, termasuk di Sulut sebagaimana instruksi serta arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mengawal seluruh komoditas pertanian yang dilalulintaskan.
“Inilah yang harus kita waspadai dan tetap dijaga,” ujar Kepala Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan, Rabu (7/7/2021).
Menurut Donni, saat ini tujuan didominasi ke DKI Jakarta dan situasi ini sangat menguntungkan para pelaku agribisnis di wilayah kerjanya. Untuk itu, pihaknya melakukan kerja sama dengan seluruh entitas terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah yang sangat bahaya karena memiliki tingkat kematian (mortalitas) yang tinggi, yaitu 100%.
“Apalagi Sulut juga memiliki posisi yang strategis sekaligus terjepit oleh wilayah yang terdampak termasuk negara tetangga Filipina,” kata Donni
tulis komentar anda