Menelusuri Jembatan Kereta Terpanjang Peninggalan Belanda di Cikubang Bandung Barat
Senin, 31 Mei 2021 - 05:00 WIB
Besi untuk pembuatan jembatan di jalur Karawang-Padalarang berasal dari Eropa yang dikirim melalui jalur laut ke Tanjung Priok Batavia. Pengiriman bahan ini tak selalu berjalan mulus, bahkan sempat mangkrak hingga berbulan-bulan. Ada pula besi yang dikirim melalui pelabuhan Cilacap. Bahkan pengiriman bahan besi jembatan sempat mengalami keterlambatan hampir 8 bulan.
"Proyek ini pada saat itu membutuhkan biaya sebesar f12 juta dan sempat menuai pro-kontra dari anggota parlemen Belanda. Belum lagi daerah yang dilewati penduduknya masih jarang sehingga secara ekonomi dianggap tidak menguntungkan," tulis Agus dalam bukunya. Baca: Kisah Sawito, Lelaki Blitar yang Ditangkap Kaki Tangan Soeharto Atas Tuduhan Makar.
Parlemen justru mendorong pemerintah membangun jalur ganda Buitenzorg-Batavia. Jika keukeuh jalur Karawang-Padalarang dibangun, bukan tidak mungkin lajur Buitenzorg-Batavia akan sepi. Namun akhirnya proyek itu diketuk palu karena sebanyak 56 anggota parlemen setuju, dan hanya 6 orang tidak setuju.
Kini setelah 115 tahun berlalu, jembatan yang dibangun Belanda tersebut masih tampak kokoh. Perawatan yang itensif dan penambahan penguatan konstruksi yang dilakukan PT KAI membuat jembatan ini masih menjadi urat nadi transportasi kereta api yang menghubungkan Jakarta-Bandung.
Bahkan kereta api dari Jakarta yang menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur lewat jalur selatan pasti akan melintas di jembatan bersejarah tersebut. Jembatan ini tentunya masih akan terus mewarnai perjalanan bangsa ke depan dan menjadi cerita berseri bagi generasi bangsa ke depan. Baca Juga: Misteri Batu Meteor dan Kisah Kehebatan Pusaka Tombak Baru Klinting serta Kiai Pleret.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
"Proyek ini pada saat itu membutuhkan biaya sebesar f12 juta dan sempat menuai pro-kontra dari anggota parlemen Belanda. Belum lagi daerah yang dilewati penduduknya masih jarang sehingga secara ekonomi dianggap tidak menguntungkan," tulis Agus dalam bukunya. Baca: Kisah Sawito, Lelaki Blitar yang Ditangkap Kaki Tangan Soeharto Atas Tuduhan Makar.
Parlemen justru mendorong pemerintah membangun jalur ganda Buitenzorg-Batavia. Jika keukeuh jalur Karawang-Padalarang dibangun, bukan tidak mungkin lajur Buitenzorg-Batavia akan sepi. Namun akhirnya proyek itu diketuk palu karena sebanyak 56 anggota parlemen setuju, dan hanya 6 orang tidak setuju.
Kini setelah 115 tahun berlalu, jembatan yang dibangun Belanda tersebut masih tampak kokoh. Perawatan yang itensif dan penambahan penguatan konstruksi yang dilakukan PT KAI membuat jembatan ini masih menjadi urat nadi transportasi kereta api yang menghubungkan Jakarta-Bandung.
Bahkan kereta api dari Jakarta yang menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur lewat jalur selatan pasti akan melintas di jembatan bersejarah tersebut. Jembatan ini tentunya masih akan terus mewarnai perjalanan bangsa ke depan dan menjadi cerita berseri bagi generasi bangsa ke depan. Baca Juga: Misteri Batu Meteor dan Kisah Kehebatan Pusaka Tombak Baru Klinting serta Kiai Pleret.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
(nag)
tulis komentar anda