Petugas Dikabarkan Sita Dua Pucuk Senpi di Kamar Terduga Teroris Tulungagung
Rabu, 31 Maret 2021 - 06:03 WIB
TULUNGAGUNG - Aparat Densus 88 Anti Teror yang menggeledah rumah NM (44) warga Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung Selasa sore (30/3/2021), menyita dua pucuk senjata api. Abu Umar (73), mertua NM mengaku mendengar informasi tersebut dari aparat desa yang diminta menjadi saksi penggeledahan. "Katanya perangkat ada dua pucuk senjata di dalam kamar menantu saya. Tapi saya tidak melihat sendiri," ujar Abu Umar kepada Sindonews.com di rumah NM Selasa petang (30/3/2021).
NM yang diduga terlibat jaringan terorisme ditangkap aparat Densus 88 anti teror pada Selasa (30/3/2021) sore. Yang bersangkutan diamankan di jalan raya Tulungagung saat jalan jalan sore mengendarai motor bersama MB (36) istri, dan anaknya yang masih berusia dua tahun. Baca juga: Terduga Teroris di Ciputat Punya Komunitas Ketapel dan Suka Latihan di Situ Gintung
Bersama dengan penangkapan, aparat juga langsung melakukan penggeledahan. Abu Umar mengaku baru selesai menunaikan salat ashar berjamaah. Ia menyaksikan tiba tiba banyak petugas didampingi perangkat Desa Tenggur, turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam rumah menantunya."Penggeledahan lebih dari satu jam," kata Abu Umar yang tempat tinggalnya persis di belakang rumah menantunya. Abu Umar mengaku hanya menyaksikan dari kejauhan. Saat berlangsung penggeledahan, kata dia tidak ada keluarga yang menyaksikan.
Karenanya ia tidak melihat sendiri yang dikatakan ada barang yang diangkut petigas dari kamar menantunya. Termasuk yang diinformasikan perangkat desa ada dua pucuk senjata api yang turut disita dari kamar, Abu Umar tidak menyaksikan sendiri. "Tidak ada keluarga yang menyaksikan penggeledahan," terang Abu Umar yang juga tidak tahu siapa yang membawa kunci rumah, sehingga petugas bisa masuk dan melakukan penggeledahan rumah menantunya.
Abu Umar mengatakan tidak melihat hal aneh dari menantunya. Yakni terutama merujuk pada penampilan sosok teroris, Abu Umar mengaku tidak melihat hal itu. Sepengetahuannya, NM juga bergaul dengan lingkungan, lazimnya warga desa lainnya."Juga datang saat diundang kendurian, tahlilan," tambah Abu Umar. NM berasal dari Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Ia menikahi MB, putri Abu Umar pada tahun 2005 dan sudah dikaruniai dua anak.
Sehari hari NM bekerja di lingkungan pertanian. Kecuali ke Nglegok, Kabupaten Blitar untuk menjenguk orang tuanya, NM yang hanya lulusan STM, juga tidak pernah kemana mana. Termasuk juga tidak pernah menerima tamu dari jauh.Abu Umar mengaku belum percaya menantunya ditangkap karena diduga terlibat jaringan teroris. Ia berharap dalam kasus ini petugas salah menangkap orang. Abu Umar juga mengaku belum tahu pasti posisi menantu, anak serta cucunya saat ini. Sebab telepon selularnya juga sudah tidak bisa dihubungi.
Ia hanya menerima informasi dari Kapolsek Rejotangan, kalau saat ini mereka berada di Polres Tulungagung . "Saya belum percaya. Semoga salah tangkap dan segera dipulangkan," kata Abu Umar penuh harap. Sementara hingga saat ini aparat kepolisian Tulungagung belum bisa dikonfirmasi.
NM yang diduga terlibat jaringan terorisme ditangkap aparat Densus 88 anti teror pada Selasa (30/3/2021) sore. Yang bersangkutan diamankan di jalan raya Tulungagung saat jalan jalan sore mengendarai motor bersama MB (36) istri, dan anaknya yang masih berusia dua tahun. Baca juga: Terduga Teroris di Ciputat Punya Komunitas Ketapel dan Suka Latihan di Situ Gintung
Bersama dengan penangkapan, aparat juga langsung melakukan penggeledahan. Abu Umar mengaku baru selesai menunaikan salat ashar berjamaah. Ia menyaksikan tiba tiba banyak petugas didampingi perangkat Desa Tenggur, turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam rumah menantunya."Penggeledahan lebih dari satu jam," kata Abu Umar yang tempat tinggalnya persis di belakang rumah menantunya. Abu Umar mengaku hanya menyaksikan dari kejauhan. Saat berlangsung penggeledahan, kata dia tidak ada keluarga yang menyaksikan.
Karenanya ia tidak melihat sendiri yang dikatakan ada barang yang diangkut petigas dari kamar menantunya. Termasuk yang diinformasikan perangkat desa ada dua pucuk senjata api yang turut disita dari kamar, Abu Umar tidak menyaksikan sendiri. "Tidak ada keluarga yang menyaksikan penggeledahan," terang Abu Umar yang juga tidak tahu siapa yang membawa kunci rumah, sehingga petugas bisa masuk dan melakukan penggeledahan rumah menantunya.
Abu Umar mengatakan tidak melihat hal aneh dari menantunya. Yakni terutama merujuk pada penampilan sosok teroris, Abu Umar mengaku tidak melihat hal itu. Sepengetahuannya, NM juga bergaul dengan lingkungan, lazimnya warga desa lainnya."Juga datang saat diundang kendurian, tahlilan," tambah Abu Umar. NM berasal dari Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Ia menikahi MB, putri Abu Umar pada tahun 2005 dan sudah dikaruniai dua anak.
Sehari hari NM bekerja di lingkungan pertanian. Kecuali ke Nglegok, Kabupaten Blitar untuk menjenguk orang tuanya, NM yang hanya lulusan STM, juga tidak pernah kemana mana. Termasuk juga tidak pernah menerima tamu dari jauh.Abu Umar mengaku belum percaya menantunya ditangkap karena diduga terlibat jaringan teroris. Ia berharap dalam kasus ini petugas salah menangkap orang. Abu Umar juga mengaku belum tahu pasti posisi menantu, anak serta cucunya saat ini. Sebab telepon selularnya juga sudah tidak bisa dihubungi.
Ia hanya menerima informasi dari Kapolsek Rejotangan, kalau saat ini mereka berada di Polres Tulungagung . "Saya belum percaya. Semoga salah tangkap dan segera dipulangkan," kata Abu Umar penuh harap. Sementara hingga saat ini aparat kepolisian Tulungagung belum bisa dikonfirmasi.
(don)
tulis komentar anda