Petani Cabai di Desa Pucuk Mojokerto Mendadak Jadi Jutawan

Senin, 29 Maret 2021 - 20:00 WIB


Kepala Desa dua periode ini menyebut, harga cabai tahun 2021 ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini sangat tinggi, dan bertahan hampir dua bulan. Mulai dari harga Rp 50.000 di awal panen Februari lalu, terus merangsek naik hingga mencapai Rp95.000.

Selain itu, minimnya ketersediaan cabai di luar daerah membuat petani Dawarblandong menjadi pemasok. Lantaran, di Kecamatan Dawarblandong yang hampir sebagian mata pencaharian warganya bertani memiliki hasil panen yang melipah kali ini.

Pengiriman pun dilakukan, hingga Kota Semarang, Surabaya, Gresik bahkan pulau Bali. "Sekali panen memperoleh dua sampai tiga kwintal. Itu setiap seminggu sekali kalau dikalikan sekitar Rp24 juta dan bisa panen bisa sampai 10-12 kali satu petani dikirimnya justru keluar,” bebernya.

Pemerintah Desa Pucuk menyambut antusias saat warganya mendapat rezeki berlimpah dari laba penjualan si pedas tahun ini. Sehingga, dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan petani cabe di Dawarblandong.

“Alhamdullilah tahun 2021 ini masyarakat Desa Pucuk panen cabe banyak, jadi hampir setiap hari beli sepeda motor. Pemdes sangat senang dengan hasil pertanian masyarakat di Desa Pucuk jadi petani bisa makmur," tandasnya.





Sementara itu, Kepala Dealer Honda Tirto Agung Mojokerto David Kurniawan menambahkan, selama masa panen raya cabai, pembelian motor di dealernya mengalami kenaikan cukup signifikan.

Meningkatnya jumlah pembeli motor di dealernya paling terasa dalam bulan ini. Kurang lebih ada kenaikan 150% dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Ini kenaikan penjualan di wilayah Dawarblandong saja," ungkapnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content