Ilmuwan Muslim Pimpin Tim Vaksin Covid di Amerika Serikat

Selasa, 19 Mei 2020 - 09:41 WIB
Prestasi ini juga menunjukkan bahwa Slaoui mengalami momen penting dalam kehidupannya dan proses pendidikan di Maroko. “Kualitas pendidikan di sekolah Maroko mampu mengantarkan Slaoui menjadi orang genius. Dia tidak menjalani sekolah dasar dan menengah di Belgia atau di AS, tetapi di Maroko,” katanya.

Stasiun televisi Samaa melaporkan, Presiden Trump dikenal memiliki sentimen negatif dalam berbagai kebijakan terhadap warga muslim di dunia. Namun, dalam kondisi darurat, Trump sendiri yang menunjuk seorang muslim untuk program yang bisa menentukan keberlangsungan warga AS ke depan khususnya dan dunia pada umumnya. “Itu suatu hal yang sedikit ironis,” demikian laporan Samaa. (BACA JUGA: Dubes China untuk Israel Tewas di Tel Aviv)

Berdasarkan tiga sumber yang mengetahui pemilihan Slaoui, mantan pemimpin divisi vaksin GlaxoSmithKline tersebut akan menjabat sebagai therapeutics czar pemerintahan Trump. Slaoui yang mengundurkan diri dari perusahaan farmasi pada 2017 tersebut kini dikenal sebagai venture capitalist, yakni membantu dan mengordinasi pengembangan vaksin dan obat Covid-19. Dia akan mengordinasikan hal itu pada Departemen Pertahanan dan Kesehatan AS.

Menteri Kesehatan AS Alex Azar, Koordinator Gugus Tugas Gedung Putih Deborah Birx, dan penasihat Gedung Putih Jared Kushner merupakan tokoh yang mewawancarai Slaoui dan kandidat lainnya. Di antara pesaing Slaoui yakni mantan Direktur Institute Nasional Kesehatan Elias Zerhouni.

Bloomberg merupakan media pertama yang melaporkan bahwa Slaoui ditunjuk sebagai pemimpin program percepatan pengadaan vaksin secara sukarela. Dia akan dibantu Jenderal Gustava Perna, pakar logistik, yang akan membantu peran operasional bagi Slaoui. “Saya tidak berkomentar mengenai wawancara dengan staf Operation Warp Speed,” kata juru bicara Departemen Kesehatan AS kepada Politico.

Slaoui memiliki hubungan dengan beberapa perusahaan farmasi yang mengembangkan vaksin Covid-19. GlaxoSmithKline juga bekerja sama mengembangkan vaksin Covid-19 dengan Slaoui. Selain itu, Slaoui juga menjabat dewan direksi di Moderna, perusahaan farmasi yang juga mengembangkan vaksin Covid-19. (BACA JUGA: Indonesia Menjadi Bagian Negara di Dunia Mendukung Penyelidikan Asal-usul Covid-19)

Ternyata, Slaoui bukan satu-satunya warga Maroko yang sukses menjadi ilmuwan berkelas internasional. Sebelumnya ada ilmuwan Rachid El Yazami dan Kamal Oudrhiri, pakar astronomi Merieme Chadid, dan dokter Sara Bilal serta Latifa Elouadrhiri yang dikenal sebagai para pakar di bidangnya yang membawa harum nama Maroko di kancah internasional.

Meskipun mereka telah memegang paspor kewarganegaraan lain, namun tetap dibanggakan oleh warga Maroko. Kebanyakan warga Maroko sadar bahwa negara tidak memberikan kesempatan bagi para ilmuwan untuk mengembangkan kemampuannya di dalam negeri sehingga memilih untuk bekerja di luar negeri. “Saya mengenai Slaoui sebagai orang baik dan ramah. Saya bangga kalau Maroko masih ada dalam pikiran Slaoui,” kata Bennis, teman Slaoui. “Ketika orang mencapai kesuksesan dalam finansial dan pengetahuan, orang cenderung melupakan akarnya, tetapi tidak dengan Slaoui,” ucapnya.
(vit)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content