UMKM Terpuruk, Hipmikindo Jabar Dituntut Kawal Pengusaha Mikro-Kecil
Sabtu, 27 Februari 2021 - 20:16 WIB
Baca juga: Pergerakan Tanah di Saguling Terus Melebar, BPBD Minta Tim Geologi Turun
Salah satu wujud kerja sama tersebut, yakni Hipmikindo Jabar dapat bekerja sama dengan para pengusaha Korea Selatan. Selain itu, para pelaku UMKM di Jabar juga dapat memasarkan produknya ke Korea Selatan.
"Perjuangan bagi pengurus DPD Hipmikindo Jabar sudah menanti di depan mata. Tentunya, bersama seluruh jajaran birokrasi, legislatif, dan para pemangku amanah bersinergi menggerakan berbagai program dan kegiatan pembangunan yang harus diutamakan," kata Rahmat.
Mengacu pada data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, dampak pandemi COVID-19 dirasakan langsung oleh para pelaku UMKM. Meski masih ada yang bertahan, namun tidak sedikit yang menyerah dan bangkrut.
"Penurunan daya beli berdampak signifikan terhadap para pelaku UMKM. Pendapatan mereka turun drastis hingga 80 persen dalam situasi pandemi ini," ungkap Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, Kusmana Hartadji.
Menurut Kusmana, UMKM di Jabar mencapai 4,6 juta unit usaha. Dari jumlah tersebut, 98 persennya merupakan usaha mikro dan kecil yang tidak mampu lagi membeli bahan baku untuk produksi, termasuk mengakses permodalan.
"Ada yang bertahan, ada juga yang sama sekali menghentikan usaha," ungkapnya.
Dia menekankan, upaya dan strategi harus dilakukan untuk menyelamatkan dan memulihkan UMKM, di antaranya mempermudah UMKM mendapatkan bahan baku.
"Selain itu, membentuk BLUD (Badan Layanan Umum Daerah), fasilitasi pembiayaan dan pemasaran, hingga program padat karya," katanya.
Salah satu wujud kerja sama tersebut, yakni Hipmikindo Jabar dapat bekerja sama dengan para pengusaha Korea Selatan. Selain itu, para pelaku UMKM di Jabar juga dapat memasarkan produknya ke Korea Selatan.
"Perjuangan bagi pengurus DPD Hipmikindo Jabar sudah menanti di depan mata. Tentunya, bersama seluruh jajaran birokrasi, legislatif, dan para pemangku amanah bersinergi menggerakan berbagai program dan kegiatan pembangunan yang harus diutamakan," kata Rahmat.
Mengacu pada data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, dampak pandemi COVID-19 dirasakan langsung oleh para pelaku UMKM. Meski masih ada yang bertahan, namun tidak sedikit yang menyerah dan bangkrut.
"Penurunan daya beli berdampak signifikan terhadap para pelaku UMKM. Pendapatan mereka turun drastis hingga 80 persen dalam situasi pandemi ini," ungkap Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, Kusmana Hartadji.
Menurut Kusmana, UMKM di Jabar mencapai 4,6 juta unit usaha. Dari jumlah tersebut, 98 persennya merupakan usaha mikro dan kecil yang tidak mampu lagi membeli bahan baku untuk produksi, termasuk mengakses permodalan.
"Ada yang bertahan, ada juga yang sama sekali menghentikan usaha," ungkapnya.
Dia menekankan, upaya dan strategi harus dilakukan untuk menyelamatkan dan memulihkan UMKM, di antaranya mempermudah UMKM mendapatkan bahan baku.
"Selain itu, membentuk BLUD (Badan Layanan Umum Daerah), fasilitasi pembiayaan dan pemasaran, hingga program padat karya," katanya.
(msd)
tulis komentar anda