Pengerjaan Jembatan Bialo Bulukumba Tahap Keempat Rusak, DPRD Minta Audit
Selasa, 09 Februari 2021 - 15:08 WIB
Hanya saja, dalam proses pelaksanaan tahap pertama. Pengerjaan jembatan yang diproyeksi menjadi ikon baru Bulukumba dianggap bermasalah dan diusut pihak penegak hukum.
Di tahap ketiga, pengerjaan kembali dilanjutkan. Hanya saja, pengerjaan tersebut kembali mengalami kerusakan sehingga dianggap pengerjaan itu kembali dianggap hanya dikerja asal-asalan.
"Jika pemerintah memikirkan pembangunan yang tepat sasaran, seharunya penawaran terendahlah yang dimenangkan. Sehingg selisi angagran yang ada bisa dialokasikan ke pekerjaan lainnya," sambung Thalib.
Senada dengan Ketua Komisi A DPRD Bulukumba , Andi Pangeran Hakim. Ia menerangkan jika Unit Layanan Pengadaan (ULP) Bulukumba telah mengumumkan lima perusahaan yang memenuhi krateria dan meloloskan penawar tertinggi dalam lelang tersebut.
"Ada lima peserta menang, masing-masing dengan nilai penawaran yang berbeda. Ada yang terendah tapi tidak dimenangkan, sehingga pemerintah kesannya tidak melakukan efesiensi anggaran," ujarnya.
Kelima pemenang tersebut yakni, PT Radjasa Tomaks Globalindo dengan nilai penawaran sebesar Rp19 miliar lebih, disusul PT Hanako Surya Sakti dengan nilai penawaran sebesar Rp22,8 miliar lebih.
Selanjutnya, PT Trikarya Utama Cendana dengan nilai penawaran Rp22,4 miliar lebih, PT Cipta Bahagia Utama dengan nilai penawaran Rp22,5 miliar lebih dan PT Gunung Raya Bulukumba sebesar Rp22,8 miliar lebih nilai tawar.
"Harusnya yang dimenangkan itu penawar terendah agar pemerintah memiliki selisi anggaran yang bisa dialokasikan ke program lainnya yang sangat perlu dilakukan," terang legislator PPP ini.
Di tahap ketiga, pengerjaan kembali dilanjutkan. Hanya saja, pengerjaan tersebut kembali mengalami kerusakan sehingga dianggap pengerjaan itu kembali dianggap hanya dikerja asal-asalan.
"Jika pemerintah memikirkan pembangunan yang tepat sasaran, seharunya penawaran terendahlah yang dimenangkan. Sehingg selisi angagran yang ada bisa dialokasikan ke pekerjaan lainnya," sambung Thalib.
Senada dengan Ketua Komisi A DPRD Bulukumba , Andi Pangeran Hakim. Ia menerangkan jika Unit Layanan Pengadaan (ULP) Bulukumba telah mengumumkan lima perusahaan yang memenuhi krateria dan meloloskan penawar tertinggi dalam lelang tersebut.
"Ada lima peserta menang, masing-masing dengan nilai penawaran yang berbeda. Ada yang terendah tapi tidak dimenangkan, sehingga pemerintah kesannya tidak melakukan efesiensi anggaran," ujarnya.
Kelima pemenang tersebut yakni, PT Radjasa Tomaks Globalindo dengan nilai penawaran sebesar Rp19 miliar lebih, disusul PT Hanako Surya Sakti dengan nilai penawaran sebesar Rp22,8 miliar lebih.
Selanjutnya, PT Trikarya Utama Cendana dengan nilai penawaran Rp22,4 miliar lebih, PT Cipta Bahagia Utama dengan nilai penawaran Rp22,5 miliar lebih dan PT Gunung Raya Bulukumba sebesar Rp22,8 miliar lebih nilai tawar.
"Harusnya yang dimenangkan itu penawar terendah agar pemerintah memiliki selisi anggaran yang bisa dialokasikan ke program lainnya yang sangat perlu dilakukan," terang legislator PPP ini.
tulis komentar anda