Bupati Takalar Imbau Warga Jangan Percaya Hoaks Vaksin Covid-19
Rabu, 03 Februari 2021 - 21:01 WIB
TAKALAR - Setelah sempat tertunda, Bupati Takalar, Syamsari Kitta , akhirnya menjalani vaksinasi Covid-19 di RSUD H Padjonga Dg Ngalle, Rabu (3/2). Sebelumya saat pencanangan pada 1 Februari, ia batal divaksin karena tidak memenuhi syarat akibat tekanan darahnya tinggi.
Syamsari tampak terus menebar senyum saat menjalani vaksinasi, termasuk tatkala jarum suntik menancap di lengannya. Orang nomor satu di Takalar itu bahkan sempat bercanda di depan perawat dan dokter di sela vaksinasi yang berlangsung sekitar lima menit itu.
"Kita senyum saja sambil berdoa, kita berharap agar program vaksinasi ini bisa efektif dalam mencegah penularan Covid 19," ujar Syamsari, sesaat setelah disuntik vaksin.
Ia menegaskan keikutsertaannya menjalani vaksinasi diharapkan bisa menambah kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 jenis Sinovac. Terlebih selama ini, banyak kabar hoaks yang beredar seputar efek samping dari vaksin asal China tersebut.
Orang nomor satu di Takalar itu mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan hoaks vaksin korona . Toh, vaksin jenis Sinovac yang dipakai Indonesia sudah melalui tahap pengujian dari lembaga resmi pemerintah, baik dari segi kualitas maupun kehalalan.
“Semoga bisa menambah kepercayaan masyarakat untuk ikut divaksin. Kemarin kan banyak yang ragu, nah masyarakat sekarang tidak perlu lagi takut divaksin karena sebenarnya bisa menambah pertahanan tubuh untuk melawan virus sehingga kita tidak mudah terpapar," ucap dia.
Selain itu, Syamsari berharap dengan adanya vaksinasi, maka swab test maupun rapid test antigen tidak lagi dugunakan jika berepergian bagi mereka yang sudah divaksin. Dengan demikian, belanja negara untuk swab test dan rapid test antigen yang sangat mahal bisa ditekan.
Baca Juga: Atasi Kendala Belajar Daring, Disdik Takalar Siapkan Program Kelas Udara
“Kalau ini sudah masif, maka ekonomi bisa pulih dan belanja negara yang berhubungan dengan Covid-19 bisa ditekan, misalnya swab, rapid test antigen dan APD bagi tenaga kesehatan dan tenaga medis,” kata Syamsari.
Direktur RSUD H Padjonga Dg Ngalle, Asriadi Ali, menyampaikan Bupati Takalar sebenarnya dijadwalkan mengikuti vaksinasi pada 1 Februari. Namun, kala itu tekanan darahnya terlalu tinggi sehingga tertunda. “Senin kemarin tekanan darah Pak Bupati tinggi mencapai 150, sekarang sudah normal 110 sehingga bersyarat untuk divaksin," jelasnya.
Selain Bupati Takalar , saat ini sejumlah pejabat publik di daerah tersebut telah melanjalani vaksinasi Covid-19. Di antaranya yani Kapolres Takalar, Ketua PN Takalar dan sejumlah pimpinan OPD di lingkup Pemkab Takalar.
Syamsari tampak terus menebar senyum saat menjalani vaksinasi, termasuk tatkala jarum suntik menancap di lengannya. Orang nomor satu di Takalar itu bahkan sempat bercanda di depan perawat dan dokter di sela vaksinasi yang berlangsung sekitar lima menit itu.
"Kita senyum saja sambil berdoa, kita berharap agar program vaksinasi ini bisa efektif dalam mencegah penularan Covid 19," ujar Syamsari, sesaat setelah disuntik vaksin.
Ia menegaskan keikutsertaannya menjalani vaksinasi diharapkan bisa menambah kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 jenis Sinovac. Terlebih selama ini, banyak kabar hoaks yang beredar seputar efek samping dari vaksin asal China tersebut.
Orang nomor satu di Takalar itu mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan hoaks vaksin korona . Toh, vaksin jenis Sinovac yang dipakai Indonesia sudah melalui tahap pengujian dari lembaga resmi pemerintah, baik dari segi kualitas maupun kehalalan.
“Semoga bisa menambah kepercayaan masyarakat untuk ikut divaksin. Kemarin kan banyak yang ragu, nah masyarakat sekarang tidak perlu lagi takut divaksin karena sebenarnya bisa menambah pertahanan tubuh untuk melawan virus sehingga kita tidak mudah terpapar," ucap dia.
Selain itu, Syamsari berharap dengan adanya vaksinasi, maka swab test maupun rapid test antigen tidak lagi dugunakan jika berepergian bagi mereka yang sudah divaksin. Dengan demikian, belanja negara untuk swab test dan rapid test antigen yang sangat mahal bisa ditekan.
Baca Juga: Atasi Kendala Belajar Daring, Disdik Takalar Siapkan Program Kelas Udara
“Kalau ini sudah masif, maka ekonomi bisa pulih dan belanja negara yang berhubungan dengan Covid-19 bisa ditekan, misalnya swab, rapid test antigen dan APD bagi tenaga kesehatan dan tenaga medis,” kata Syamsari.
Direktur RSUD H Padjonga Dg Ngalle, Asriadi Ali, menyampaikan Bupati Takalar sebenarnya dijadwalkan mengikuti vaksinasi pada 1 Februari. Namun, kala itu tekanan darahnya terlalu tinggi sehingga tertunda. “Senin kemarin tekanan darah Pak Bupati tinggi mencapai 150, sekarang sudah normal 110 sehingga bersyarat untuk divaksin," jelasnya.
Selain Bupati Takalar , saat ini sejumlah pejabat publik di daerah tersebut telah melanjalani vaksinasi Covid-19. Di antaranya yani Kapolres Takalar, Ketua PN Takalar dan sejumlah pimpinan OPD di lingkup Pemkab Takalar.
(tri)
tulis komentar anda