Industri Logistik Percepat UMKM Naik Kelas

Kamis, 31 Desember 2020 - 23:55 WIB
JNE terus meningkatkan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan kiriman logistik dan kurir, untuk mendorong ekonomi bangsa. Foto/Ist
BANDUNG - Industri logistik mendorong percepatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) naik kelas melalui akses teknologi. Kemudahan layanan sektor logistik , memberi peluang bagi pelaku usaha menjangkau pangsa pasar yang lebih luas.

Sebelum revolusi industri 4.0 dan pandemi terjadi, UMKM di Indonesia dianggap masih belum mengakses media digital. Dari 60 juta UMKM, baru sekitar 4 juta atau 7% yang melek teknologi pada medio 2018. Satu tahun berikutnya, pelaku usaha yang mengakses teknologi belum berkembang cukup baik.

(Baca juga: Sandiaga Uno Dorong UMKM Masuk dalam Ekosistem Digital)

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk men-drive agar pelaku UMKM naik kelas, mengakses teknologi digital. Pada perkembangannya, banyak kendala yang dihadapi terkait masalah pengetahuan, kesiapan pelaku usaha, infrastruktur pendukung, dan lainnya.

(Baca juga: Ngeri, Inilah Pengakuan Bocah Pembunuh Teller Cantik Bank di Denpasar)



Upaya mendorong digitalisasi UMKM pada akhirnya terdongkrak dengan sendirinya saat pandemi COVID-19. Keterbatasan mobilitas membuat pelaku usaha terpaksa mengakses platform digital seperti media sosial dan marketplace. Infrastruktur pendukung seperti jasa kurir juga sudah sangat memadai.

Laporan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah hingga Juni 2020, pelaku UMKM yang telah mengakses teknologi mencapai 9,6 juta atau sekitar 13%. Sampai akhir tahun, pemerintah optimistis 10 juta pelaku usaha dapat mengakses media digital untuk meningkatkan penjualan.

Menurut Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, pandemi telah mendorong percepatan pelaku usaha naik kelas, terutama dalam memanfaatkan teknologi. Keterbatasan penjualan offline menjadi biang bagi para pelaku usaha beralih menggunakan teknologi, sebagaimana tuntutan revolusi industri 4.0.

UMKM naik kelas terus bertambah. Terbukti, dalam kurun waktu tiga tahun, UMKM go digital mengalami kenaikan hampir dua kali lipat, dari 4 juta menjadi 9,6 juta. Kenaikan tertinggi terjadi pada 2020 ini, tepatnya setelah pandemi COVID-19. "Situasinya memang sangat mendukung pelaku usaha melakukan jualan online," kata Teten pada konferensi pers di Jakarta, September 2020 lalu.

Digitalisasi bagi pelaku usaha adalah keniscayaan. Di dalamnya terdapat kemudahan mengakses pasar, meningkatkan penjualan, menjangkau kiriman ke semua wilayah, serta sistem pembayaran cashless. Digitalisasi juga mendorong efisiensi antara produsen dan konsumen, mengefektifkan mata rantai perdagangan.

Bank Indonesia (BI) mencatat, transaksi jual beli secara digital (e-commerce) saat pandemi mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dibanding 2019 lalu. Volumenya melonjak dari 80 juta transaksi per Agustus 2019 menjadi 140 juta transaksi pada periode yang sama tahun ini.

Perputaran transaksi e-commerce sangat tinggi, didorong oleh pergeseran pola belanja masyarakat menggunakan platform online lantaran keterbatasan mobilitas. Sejumlah platform marketplace seperti Bukalapak juga mencatat kenaikan penjualan hingga 50% pada Juni 2020. Total transaksi (gross merchandise value/GMV) e-commerce naik 54% dari USD21 miliar menjadi USD32 miliar.

Andil Industri Logistik

Chairman Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi mengatakan, industri logistik termasuk sektor industri yang berperan penting dalam mendorong pelaku UMKM naik kelas, terutama pada penguasaan pangsa pasar yang lebih luas, menggarap market global. Industri logistik dan jasa kiriman, telah didukung oleh teknologi yang cukup baik, sehingga memudahkan pelaku usaha meningkatkan penjualan.

Berbagai inovasi teknologi telah dibuat oleh perusahaan penyedia jasa logistik dan kurir agar kiriman terdistribusikan lebih cepat dan efisien. Penyedia jasa logistik, membuat sistem tracking kiriman mandiri, menetapkan tarif kompetitif, serta meningkatkan coverage, mencakup semua wilayah nusantara hingga mancanegara.

"Industri logistik bisa berperan lebih luas lagi mendorong pelaku UMKM dengan terlibat pada konsolidasi proses pemerolehan bahan baku, terutama yang didapat melalui impor. Begitupun mendukung proses ekspor produk jadinya," kata dia, Selasa (29/12/2020).

Menurut Setijadi, kesiapan infrastruktur membawa industri logistik berperan besar dalam mendorong recovery ekonomi akibat pandemi. Walaupun sempat terkontraksi, namun sektor logistik dan jasa kurir mampu menjadi penopang ekonomi di awal pandemi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), SCI mencatat sektor logistik tumbuh sebesar 1,27% (yoy) sampai triwulan 1/2020. Tak jauh beda dengan pencapaian semester I/2019 sebesar 5,45%.

Menurut dia, sektor logistik berkontribusi terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) triwulan I/2020 sebesar 5,17%. Hanya terkoreksi beberapa poin, jika dibandingkan dengan pencapaian triwulan I/2019 sebesar 5,53%. Sektor logistik, kata dia, mencakup sub sektor pergudangan dan jasa penunjang angkutan, serta pos dan kurir.

Pertumbuhan tersebut, lanjut Setijadi, memberikan indikasi awal pemulihan sektor transportasi dan logistik. Indikasi lainnya adalah kenaikan nilai ekspor pada September 2020, tercapai USD14,01 miliar, mengalami kenaikkan 6,97% dibanding Agustus 2020. Sedangkan impor, mampu menembus angka USD11,57 miliar atau naik 7,71%.

"Jasa transportasi dan jasa logistik secara umum berperan penting, karena efisiensi logistik akan berdampak terhadap daya saing produk dan komoditas, maupun tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama saat pandemi," kata Setijadi.

Transformasi Teknologi
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More