Kurangi Risiko Penularan COVID-19, FK Unair Tarik Kembali PPDS dari Rumah Sakit Jejaring

Rabu, 23 Desember 2020 - 08:48 WIB
Dekan FK Unair, Prof Budi Santoso (tengah) bersama para lulusan dokter spesialis di selasar FK Unair, Surabaya, Selasa (22/12/2020). Foto/ist
SURABAYA - Kasus positif COVID-19 beberapa waktu belakangan meningkat. Untuk menghindari risiko penularan, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) menarik para dokter yang menempuh program pendidikan dokter spesialis (PPDS) dari rumah sakit jejaringnya.

Sejak kasus COVID-19 masuk ke Indonesia, FK Unair memang tidak mengirimkan PPDS ke rumah sakit jejaring. Namun, ketika mereda, PPDS kembali dikirim ke rumah sakit jejaring untuk belajar sekaligus membantu pelayanan kesehatan.

(Baca juga: Kasus Baru Positif COVID-19 di Jatim Mayoritas dari Klaster Keluarga )

“Tapi dua minggu terakhir kembali meningkat kasusnya, ya kami tarik kembali. Balik ke kampus lagi untuk belajar secara daring,” ujar Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG(K) usai melantik 84 dokter spesialis ke-135 di Aula FK Unair, Selasa (22/12/2020).



Keputusan FK Unair untuk menarik kembali PPDS-nya itu semata untuk memberikan rasa aman dan nyaman. “Karena di awal-awal banyak dari mereka yang menjadi korban. Kami tidak mau lengah karena sejatinya mereka masih menempuh pendidikan. Nanti kalau kasus sudah mereda kembali, pasti kami akan kirim lagi. Kami harap rumah sakit jejaring maklum dan memanfaatkan tenaga kesehatan yang ada,” jelasnya.

Tidak hanya PPDS, para dokter muda (DM) yang saat ini diterjunkan ke rumah sakit-rumah sakit juga mulai dipikirkan untuk ditarik. “Dan program DM ke rumah sakit kami akan hentikan juga sementara,” tukas Prof Bus panggilan akrab Prof Budi Santoso.

(Baca juga: Temukan Harga Rapid Test Antigen Tidak Wajar, Dinkes Blitar : Laporkan )

Prof Bus menyadari bahwa PPDS memang menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Bagi PPDS bertugas di rumah sakit adalah tempat menimba ilmu yang sebenarnya. Begitupun bagi para dokter muda. Karena hanya di rumah sakit, mereka bisa menemukan kasus-kasus penyakit yang sebenar-benarnya. Tapi, kami tetap mengutamakan keamanan dan keselamatan,” tuturnya.

Kenaikan pasien COVID-19 ini dibenarkan Direktur RSU dr Soetomo yang juga Ketua Gugus Kuratif COVID-19 Jatim, Dr dr Joni Wahyuhadi, SpBS (K). Dia mengatakan, di Jatim memang ada peningkatan angka kasus dan juga angka kematian akibat COVID-19 ini.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content