Adili The Panturas, Sukses Pukau Hakim atas Musik Rock Selancar Kontemporer
Jum'at, 13 November 2020 - 08:44 WIB
Debut mereka di dunia musik terus berlanjut. Pada tahun 2018 mereka memberanikan diri untuk merilis album perdana mereka yang diberi judul ‘Mabuk Laut’. Atas berbagai debutnya sebagai band rock selancar kontemporer maka mereka perlahan mulai membangun citra tidak hanya lewat karya lagu saja.
Buktinya, mereka memunculkan seni visual yang selalu berhubungan dengan laut dan kehidupan pantai dengan kemasan gaya tahun tujuh puluhan, lengkap dengan unsur komedi yang satir. Hingga tahun 2020 ini, tepatnya di bulan November disaat masa pandemic belum berakhir, The Panturas justru hadir kembali dengan karya terbaru mereka berupa single yang berjudul ‘Balada Semburan Naga’.
Single yang dibuat dengan latar video unik itu, yang juga menjadi alasan band ini didudukkan di kursi persidangan. "Lagu ini memberitakan balada cinta, dia datang ke orang tuanya, namun ditolak," imbuh Gogon.
Perwakilan Atap Promotion Gio Vitano mengatakan, single ‘Balada Semburan Naga’ menjadi alasan mereka ditarik ke persidangan DCDC Pengadilan Musik. Band ini cukup unik, kendati hidup di zaman populer dan milenial, band ini membawakan musik rock selancar yang terkesan jadul.
"Mereka membawakan musik yang khas, namun punya penggemar dari sound dan lirik yang menarik. Di zaman seperti ini, mereka memperkenalkan musik masa lalu. Intinya kami memacu agar para musisi tetap berkarya walaupun saat pandemi," jelas dia.
Menurut dia, Pengadilan Musik Virtual secara rutin mengundang dan mengkaji materi-materi terbaru dari band-band independen dan solois tanah air yang aktif dalam membuat karya. Setelah sempat off saat awal pandemi, Pengadilan Musik kembali hadir secara virtual untuk tetap mengakomodir para seniman musik yang mampu tetap berkarya. Arif budianto
Buktinya, mereka memunculkan seni visual yang selalu berhubungan dengan laut dan kehidupan pantai dengan kemasan gaya tahun tujuh puluhan, lengkap dengan unsur komedi yang satir. Hingga tahun 2020 ini, tepatnya di bulan November disaat masa pandemic belum berakhir, The Panturas justru hadir kembali dengan karya terbaru mereka berupa single yang berjudul ‘Balada Semburan Naga’.
Single yang dibuat dengan latar video unik itu, yang juga menjadi alasan band ini didudukkan di kursi persidangan. "Lagu ini memberitakan balada cinta, dia datang ke orang tuanya, namun ditolak," imbuh Gogon.
Perwakilan Atap Promotion Gio Vitano mengatakan, single ‘Balada Semburan Naga’ menjadi alasan mereka ditarik ke persidangan DCDC Pengadilan Musik. Band ini cukup unik, kendati hidup di zaman populer dan milenial, band ini membawakan musik rock selancar yang terkesan jadul.
"Mereka membawakan musik yang khas, namun punya penggemar dari sound dan lirik yang menarik. Di zaman seperti ini, mereka memperkenalkan musik masa lalu. Intinya kami memacu agar para musisi tetap berkarya walaupun saat pandemi," jelas dia.
Menurut dia, Pengadilan Musik Virtual secara rutin mengundang dan mengkaji materi-materi terbaru dari band-band independen dan solois tanah air yang aktif dalam membuat karya. Setelah sempat off saat awal pandemi, Pengadilan Musik kembali hadir secara virtual untuk tetap mengakomodir para seniman musik yang mampu tetap berkarya. Arif budianto
(atk)
tulis komentar anda