Dongkrak Ekonomi Lokal, APPSI Jabar Puji Penyaluran Bansos Tahap III
Rabu, 04 November 2020 - 10:34 WIB
BANDUNG - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Barat menilai penyaluran bantuan sosial (bansos) Pemprov Jabar tahap III bagi warga terdampak COVID-19 sukses mendongkrak ekonomi lokal.
Ketua DPW APSSI Jabar Nandang Sudrajat menyatakan, pihaknya mengapresiasi penyaluran bansos Pemprov Jabar tahap III menyusul masuknya beragam produk lokal dalam paket bansos non-tunai yang dibagikan kepada sekitar 1,9 juta kelompok rumah tangga sasaran (KRTS) itu.
Menurutnya, secara misi, penyaluran bansos tahap III yang telah berjalan selama dua pekan terakhir lebih semarak dibandingkan penyaluran bansos tahap II dan I. "Bansos provinsi telah menyerap produk lokal, sehingga berdampak positif langsung terhadap perputaran ekonomi lokal," ujar Nandang di Bandung, Rabu (4/11/2020). (Baca juga: Nilai Bansos Pemprov Jabar Tahap III Susut Rp150.000, Ini Rincian Isinya )
Selain itu, bansos kali ini juga sejalan dengan keinginan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dan DPRD Jabar bahwa pengadaan bansos non-tunai semaksimal mungkin harus menyerap produk lokal Jabar. "Komoditi produk lokal yang diserap bansos kali ini, antara lain garam, beras, kantong kemasan, dan masker. Sebagai contoh, komoditi beras telah memunculkan aneka merek beras yang diproduksi oleh penggilingan padi lokal Jabar," terangnya.
Tidak hanya itu, Nandang juga menyebut, kemasan paket bansos non-tunai yang semula memakai dus diganti kantong memberikan dua manfaat sekaligus, yakni mendorong produksi kantong oleh UMKM sekaligus bisa digunakan untuk keperluan lain, tidak seperti dus yang langsung dibuang.
Tidak hanya itu, Nandang juga mengapresiasi penyerapan garam rakyat dalam bansos tahap III. Meskipun kebanyakan garam rakyat masih terkendala pengemasan karena dilakukan secara manual, namun hal itu tidak menjadi halangan agar masyarakat ikut diuntungkan dalam kegiatan bansos ini.
"Bagi APPSI, itu suatu temuan sebagai ladang untuk melakukan pembinaan sentra produksi bagi kebutuhan barang di pasar-pasar rakyat. Artinya, peningkatan mutu produk menjadi utama dan itu harus dilakukan," katanya.
Berkaitan dengan peningkatan mutu produk, lanjut Nandang, pihaknya langsung mengambil langkah konkret dengan melakukan pembinaan bekerja sama dengan dengan Disperindag Jabar, BP POM Jabar, Bank Indonesia Jabar, dan BRI Wilayah Jabar.
"Mudah-mudahan, melalui pembinaan peningkatan produk, garam rakyat bisa menjadi bahan pangan yang aman untuk didistribusikan ke pasar-pasar rakyat di Jawa Barat sebagai implementasi program distribusi APPSI dalam menyediakan barang-barang murah dan berkualitas melalui sistem distribusi yang efisien," tandasnya.
Ketua DPW APSSI Jabar Nandang Sudrajat menyatakan, pihaknya mengapresiasi penyaluran bansos Pemprov Jabar tahap III menyusul masuknya beragam produk lokal dalam paket bansos non-tunai yang dibagikan kepada sekitar 1,9 juta kelompok rumah tangga sasaran (KRTS) itu.
Menurutnya, secara misi, penyaluran bansos tahap III yang telah berjalan selama dua pekan terakhir lebih semarak dibandingkan penyaluran bansos tahap II dan I. "Bansos provinsi telah menyerap produk lokal, sehingga berdampak positif langsung terhadap perputaran ekonomi lokal," ujar Nandang di Bandung, Rabu (4/11/2020). (Baca juga: Nilai Bansos Pemprov Jabar Tahap III Susut Rp150.000, Ini Rincian Isinya )
Selain itu, bansos kali ini juga sejalan dengan keinginan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dan DPRD Jabar bahwa pengadaan bansos non-tunai semaksimal mungkin harus menyerap produk lokal Jabar. "Komoditi produk lokal yang diserap bansos kali ini, antara lain garam, beras, kantong kemasan, dan masker. Sebagai contoh, komoditi beras telah memunculkan aneka merek beras yang diproduksi oleh penggilingan padi lokal Jabar," terangnya.
Tidak hanya itu, Nandang juga menyebut, kemasan paket bansos non-tunai yang semula memakai dus diganti kantong memberikan dua manfaat sekaligus, yakni mendorong produksi kantong oleh UMKM sekaligus bisa digunakan untuk keperluan lain, tidak seperti dus yang langsung dibuang.
Tidak hanya itu, Nandang juga mengapresiasi penyerapan garam rakyat dalam bansos tahap III. Meskipun kebanyakan garam rakyat masih terkendala pengemasan karena dilakukan secara manual, namun hal itu tidak menjadi halangan agar masyarakat ikut diuntungkan dalam kegiatan bansos ini.
"Bagi APPSI, itu suatu temuan sebagai ladang untuk melakukan pembinaan sentra produksi bagi kebutuhan barang di pasar-pasar rakyat. Artinya, peningkatan mutu produk menjadi utama dan itu harus dilakukan," katanya.
Berkaitan dengan peningkatan mutu produk, lanjut Nandang, pihaknya langsung mengambil langkah konkret dengan melakukan pembinaan bekerja sama dengan dengan Disperindag Jabar, BP POM Jabar, Bank Indonesia Jabar, dan BRI Wilayah Jabar.
"Mudah-mudahan, melalui pembinaan peningkatan produk, garam rakyat bisa menjadi bahan pangan yang aman untuk didistribusikan ke pasar-pasar rakyat di Jawa Barat sebagai implementasi program distribusi APPSI dalam menyediakan barang-barang murah dan berkualitas melalui sistem distribusi yang efisien," tandasnya.
tulis komentar anda