Dongkrak Ekonomi Lokal, APPSI Jabar Puji Penyaluran Bansos Tahap III
loading...
A
A
A
BANDUNG - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Barat menilai penyaluran bantuan sosial (bansos) Pemprov Jabar tahap III bagi warga terdampak COVID-19 sukses mendongkrak ekonomi lokal.
Ketua DPW APSSI Jabar Nandang Sudrajat menyatakan, pihaknya mengapresiasi penyaluran bansos Pemprov Jabar tahap III menyusul masuknya beragam produk lokal dalam paket bansos non-tunai yang dibagikan kepada sekitar 1,9 juta kelompok rumah tangga sasaran (KRTS) itu.
Menurutnya, secara misi, penyaluran bansos tahap III yang telah berjalan selama dua pekan terakhir lebih semarak dibandingkan penyaluran bansos tahap II dan I. "Bansos provinsi telah menyerap produk lokal, sehingga berdampak positif langsung terhadap perputaran ekonomi lokal," ujar Nandang di Bandung, Rabu (4/11/2020). (Baca juga: Nilai Bansos Pemprov Jabar Tahap III Susut Rp150.000, Ini Rincian Isinya )
Selain itu, bansos kali ini juga sejalan dengan keinginan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dan DPRD Jabar bahwa pengadaan bansos non-tunai semaksimal mungkin harus menyerap produk lokal Jabar. "Komoditi produk lokal yang diserap bansos kali ini, antara lain garam, beras, kantong kemasan, dan masker. Sebagai contoh, komoditi beras telah memunculkan aneka merek beras yang diproduksi oleh penggilingan padi lokal Jabar," terangnya.
Tidak hanya itu, Nandang juga menyebut, kemasan paket bansos non-tunai yang semula memakai dus diganti kantong memberikan dua manfaat sekaligus, yakni mendorong produksi kantong oleh UMKM sekaligus bisa digunakan untuk keperluan lain, tidak seperti dus yang langsung dibuang.
Tidak hanya itu, Nandang juga mengapresiasi penyerapan garam rakyat dalam bansos tahap III. Meskipun kebanyakan garam rakyat masih terkendala pengemasan karena dilakukan secara manual, namun hal itu tidak menjadi halangan agar masyarakat ikut diuntungkan dalam kegiatan bansos ini.
"Bagi APPSI, itu suatu temuan sebagai ladang untuk melakukan pembinaan sentra produksi bagi kebutuhan barang di pasar-pasar rakyat. Artinya, peningkatan mutu produk menjadi utama dan itu harus dilakukan," katanya.
Berkaitan dengan peningkatan mutu produk, lanjut Nandang, pihaknya langsung mengambil langkah konkret dengan melakukan pembinaan bekerja sama dengan dengan Disperindag Jabar, BP POM Jabar, Bank Indonesia Jabar, dan BRI Wilayah Jabar.
"Mudah-mudahan, melalui pembinaan peningkatan produk, garam rakyat bisa menjadi bahan pangan yang aman untuk didistribusikan ke pasar-pasar rakyat di Jawa Barat sebagai implementasi program distribusi APPSI dalam menyediakan barang-barang murah dan berkualitas melalui sistem distribusi yang efisien," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, paket bansos Pemprov Jabar tahap III yang kini masih dalam tahap pendistribusian kepada masyarakat terdampak COVID-19 diklaim mampu mendongkrak daya beli masyarakat. (Baca juga: Penyaluran Bansos Provinsi Jabar Tahap II Hampir Rampung )
Klaim tersebut disampaikan seiring banyaknya pihak yang terlibat dalam pengadaan isi paket bansos tahap III yang nilai totalnya mencapai Rp350.000 dengan rincian uang tunai sebesar Rp100.000 dan bahan pokok senilai Rp250.000.
Paket bahan pokok sendiri terdiri dari 5 kilogram (kg) beras kualitas premium, 1 kg gula pasir, 1 liter minyak goreng, 1 paket sarden, 1 paket kornet, 500 gram garam, 1 paket vitamin C, 5 buah susu kemasan kotak 200 ml, 4 buah masker, dan 1 buah tas.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar, M Arifin Soedjayana mengatakan, pihaknya melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pekerja lokal dan pesantren dalam pengadaan dan pengemasan paket bansos tahap III.
Menurut Arifin, paket bansos tahap III mampu membantu menggerakkan roda ekonomi lokal sebagai salah satu wujud upaya pemulihan ekonomi. Dia menyebutkan, 7 dari 10 komoditi paket non-tunai diproduksi di Jabar, sehingga membantu tenaga kerja dan pelaku usaha di Jabar.
"Bansos tahap III ini mampu menggerakkan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat," ujar Arifin di Bandung, Selasa (3/11/2020).
Ketua DPW APSSI Jabar Nandang Sudrajat menyatakan, pihaknya mengapresiasi penyaluran bansos Pemprov Jabar tahap III menyusul masuknya beragam produk lokal dalam paket bansos non-tunai yang dibagikan kepada sekitar 1,9 juta kelompok rumah tangga sasaran (KRTS) itu.
Menurutnya, secara misi, penyaluran bansos tahap III yang telah berjalan selama dua pekan terakhir lebih semarak dibandingkan penyaluran bansos tahap II dan I. "Bansos provinsi telah menyerap produk lokal, sehingga berdampak positif langsung terhadap perputaran ekonomi lokal," ujar Nandang di Bandung, Rabu (4/11/2020). (Baca juga: Nilai Bansos Pemprov Jabar Tahap III Susut Rp150.000, Ini Rincian Isinya )
Selain itu, bansos kali ini juga sejalan dengan keinginan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dan DPRD Jabar bahwa pengadaan bansos non-tunai semaksimal mungkin harus menyerap produk lokal Jabar. "Komoditi produk lokal yang diserap bansos kali ini, antara lain garam, beras, kantong kemasan, dan masker. Sebagai contoh, komoditi beras telah memunculkan aneka merek beras yang diproduksi oleh penggilingan padi lokal Jabar," terangnya.
Tidak hanya itu, Nandang juga menyebut, kemasan paket bansos non-tunai yang semula memakai dus diganti kantong memberikan dua manfaat sekaligus, yakni mendorong produksi kantong oleh UMKM sekaligus bisa digunakan untuk keperluan lain, tidak seperti dus yang langsung dibuang.
Tidak hanya itu, Nandang juga mengapresiasi penyerapan garam rakyat dalam bansos tahap III. Meskipun kebanyakan garam rakyat masih terkendala pengemasan karena dilakukan secara manual, namun hal itu tidak menjadi halangan agar masyarakat ikut diuntungkan dalam kegiatan bansos ini.
"Bagi APPSI, itu suatu temuan sebagai ladang untuk melakukan pembinaan sentra produksi bagi kebutuhan barang di pasar-pasar rakyat. Artinya, peningkatan mutu produk menjadi utama dan itu harus dilakukan," katanya.
Berkaitan dengan peningkatan mutu produk, lanjut Nandang, pihaknya langsung mengambil langkah konkret dengan melakukan pembinaan bekerja sama dengan dengan Disperindag Jabar, BP POM Jabar, Bank Indonesia Jabar, dan BRI Wilayah Jabar.
"Mudah-mudahan, melalui pembinaan peningkatan produk, garam rakyat bisa menjadi bahan pangan yang aman untuk didistribusikan ke pasar-pasar rakyat di Jawa Barat sebagai implementasi program distribusi APPSI dalam menyediakan barang-barang murah dan berkualitas melalui sistem distribusi yang efisien," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, paket bansos Pemprov Jabar tahap III yang kini masih dalam tahap pendistribusian kepada masyarakat terdampak COVID-19 diklaim mampu mendongkrak daya beli masyarakat. (Baca juga: Penyaluran Bansos Provinsi Jabar Tahap II Hampir Rampung )
Klaim tersebut disampaikan seiring banyaknya pihak yang terlibat dalam pengadaan isi paket bansos tahap III yang nilai totalnya mencapai Rp350.000 dengan rincian uang tunai sebesar Rp100.000 dan bahan pokok senilai Rp250.000.
Paket bahan pokok sendiri terdiri dari 5 kilogram (kg) beras kualitas premium, 1 kg gula pasir, 1 liter minyak goreng, 1 paket sarden, 1 paket kornet, 500 gram garam, 1 paket vitamin C, 5 buah susu kemasan kotak 200 ml, 4 buah masker, dan 1 buah tas.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar, M Arifin Soedjayana mengatakan, pihaknya melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pekerja lokal dan pesantren dalam pengadaan dan pengemasan paket bansos tahap III.
Menurut Arifin, paket bansos tahap III mampu membantu menggerakkan roda ekonomi lokal sebagai salah satu wujud upaya pemulihan ekonomi. Dia menyebutkan, 7 dari 10 komoditi paket non-tunai diproduksi di Jabar, sehingga membantu tenaga kerja dan pelaku usaha di Jabar.
"Bansos tahap III ini mampu menggerakkan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat," ujar Arifin di Bandung, Selasa (3/11/2020).
(don)