Salawat Jawa Ngelik Berkumandang di Masjid Patok Negara Plosokuning
Rabu, 28 Oktober 2020 - 20:30 WIB
SLEMAN - Suasana hening dan tenang terasa saat kaki memasuki gapura kompleks Masjid Jami' Patok Negoro Plosokuning, Minomartani, Ngaglik, Sleman , Rabu (28/10/2020) pagi. Setelah masuk ke dalam suasana sepi kian terasa. Ini lantaran di dalam masjid memang tidak ada kegiatan. Bahkan untuk pagar serambi masjid juga tertutup.
Di sudut timur halaman masjid terlihat bapak-bapak duduk seperti di sebuah warung. Mereka terlihat ngobrol sambil menikmati teh serta camilan yang ada di atas meja di depan kursi panjang. "Ya inilah suasana Masjid Plosokuning saat pagi hari," kata Takmir Masjid Pathok Negoro Plosokuning, Kamaludin Purnomo kepada SINDOnews, Rabu (28/10/2020) pagi. (Baca juga: Liburan ke Bali, Kendaraan Pribadi Padati Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk)
Dari pagi hari hingga menjelang salat dzuhur di tempat ini memang tidak ada aktivitas. Masjid ini, baru ramai waktu salat dzuhur serta ashar dan akan semakin ramai saat sore hingga malam, atau menjelang magrib hingga isya. (Baca juga: Nih, 5 Tempat Wisata di Surabaya Aman dan Cocok Didatangi saat Libur Panjang)
Apalagi saat bulan Rabiul Awal 1442 ini, pada malam hari ada gladen Salawat Jawa Ngelik oleh jamaah masjid. Gladen Salawat Jawa Ngelik ini sebagai rangkaian menyambut peringatakan Maulid Nabi Muhammad . Salawat Jawa Ngelik sendiri merupakan tradisi yang akan dilantunkan pada malam tanggal 15 Rabiul Awal.
Selain gladen Salawat Jawa Ngelik, rangkaian menyambut Maulid Nabi di Masjid Pathok Negoro Plosokuning yakni salawat tiap malam minggu. Kegiatan ini diikuti bukan hanya jamaah masjid setempat, namun juga jamaah dari luar. Sehingga setiap dilaksanakan salawat masjid selalu penuh.
"Untuk salawat ini, ada juga dari jamaah luar yang meminta ingin bersalawat di masjid ini. Seperti malam minggu kemarin, dari komunitas mahasiswa yang mengadakan salawat di sini," papar Kamaludin Purnomo.
Rangkaian peringatan yakni pada malam 12 Rabiul Awal jamaah ibu-ibu melantukan salawat Al Barzanji, malam 13 Rabiul Awal diadakan mujahadah dilanjutkan dengan salawat yang akan dipimpin KH Fuad dari Wonokromo. Selanjutnya malam 14 Rabiul Awal diadakan pemgajian, dan puncaknya malam 15 Rabiul Awal digelar salawat Jawa Ngelik.
"Dalam tradisi ini para jamaah juga membawa nasi berkat dan snack. Untuk snack ini bebas dan yang tidak boleh ketinggalan adalah lemper," jelasnya.
Salawat Jawa Ngelik dilantunkan setiap memperingati Maulid Nabi dan hari-hari besar keagaamaan Islam. Salawat Jawa Ngelik merupakan salawat yang dibacakan dengan langgam Jawa dan intonasi tinggi. Ngelik merupakan istilah bahasa Jawa yang berarti nada tinggi.
Dalam pembacaannya diiringi dengan alunan perpaduan alat musik tradisonal Jawa, kempul, beb, gong, kenteng dan dodog. Salawat Jawa Ngelik dilantunkansecara bersama mengikuti tahapan-tahapam yang dipimpin seorag dalang, sehingga pembacaanya selaras dengan irama musik. "Salawat Jawa Ngelik ini dibacakan setelah salat isya hingga tengah malam, sekitar pukul 02.00 WIB," terangnya.
Kamaludin menjelaskan, meski yang melakukan gladen salawat Jawa Ngelik para jamaah pria, namun saat pelaksaannya anak-anak, para remaja dan ibu-ibu, termasuk orang di luar jamaah masjid Pathok Negoro Plosokuning juga boleh mengikutinya. Sehigga akan ada ratusan yang akan melantunkan salawat Jawa Ngelik ini. "Salawat Jawa Ngelik ini diciptakan oleh KH Nur Iman dari Mlangi dan dibawa ke Plosokuning oleh KH Mustofa," terangnya.
Di sudut timur halaman masjid terlihat bapak-bapak duduk seperti di sebuah warung. Mereka terlihat ngobrol sambil menikmati teh serta camilan yang ada di atas meja di depan kursi panjang. "Ya inilah suasana Masjid Plosokuning saat pagi hari," kata Takmir Masjid Pathok Negoro Plosokuning, Kamaludin Purnomo kepada SINDOnews, Rabu (28/10/2020) pagi. (Baca juga: Liburan ke Bali, Kendaraan Pribadi Padati Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk)
Dari pagi hari hingga menjelang salat dzuhur di tempat ini memang tidak ada aktivitas. Masjid ini, baru ramai waktu salat dzuhur serta ashar dan akan semakin ramai saat sore hingga malam, atau menjelang magrib hingga isya. (Baca juga: Nih, 5 Tempat Wisata di Surabaya Aman dan Cocok Didatangi saat Libur Panjang)
Apalagi saat bulan Rabiul Awal 1442 ini, pada malam hari ada gladen Salawat Jawa Ngelik oleh jamaah masjid. Gladen Salawat Jawa Ngelik ini sebagai rangkaian menyambut peringatakan Maulid Nabi Muhammad . Salawat Jawa Ngelik sendiri merupakan tradisi yang akan dilantunkan pada malam tanggal 15 Rabiul Awal.
Selain gladen Salawat Jawa Ngelik, rangkaian menyambut Maulid Nabi di Masjid Pathok Negoro Plosokuning yakni salawat tiap malam minggu. Kegiatan ini diikuti bukan hanya jamaah masjid setempat, namun juga jamaah dari luar. Sehingga setiap dilaksanakan salawat masjid selalu penuh.
"Untuk salawat ini, ada juga dari jamaah luar yang meminta ingin bersalawat di masjid ini. Seperti malam minggu kemarin, dari komunitas mahasiswa yang mengadakan salawat di sini," papar Kamaludin Purnomo.
Rangkaian peringatan yakni pada malam 12 Rabiul Awal jamaah ibu-ibu melantukan salawat Al Barzanji, malam 13 Rabiul Awal diadakan mujahadah dilanjutkan dengan salawat yang akan dipimpin KH Fuad dari Wonokromo. Selanjutnya malam 14 Rabiul Awal diadakan pemgajian, dan puncaknya malam 15 Rabiul Awal digelar salawat Jawa Ngelik.
"Dalam tradisi ini para jamaah juga membawa nasi berkat dan snack. Untuk snack ini bebas dan yang tidak boleh ketinggalan adalah lemper," jelasnya.
Salawat Jawa Ngelik dilantunkan setiap memperingati Maulid Nabi dan hari-hari besar keagaamaan Islam. Salawat Jawa Ngelik merupakan salawat yang dibacakan dengan langgam Jawa dan intonasi tinggi. Ngelik merupakan istilah bahasa Jawa yang berarti nada tinggi.
Dalam pembacaannya diiringi dengan alunan perpaduan alat musik tradisonal Jawa, kempul, beb, gong, kenteng dan dodog. Salawat Jawa Ngelik dilantunkansecara bersama mengikuti tahapan-tahapam yang dipimpin seorag dalang, sehingga pembacaanya selaras dengan irama musik. "Salawat Jawa Ngelik ini dibacakan setelah salat isya hingga tengah malam, sekitar pukul 02.00 WIB," terangnya.
Kamaludin menjelaskan, meski yang melakukan gladen salawat Jawa Ngelik para jamaah pria, namun saat pelaksaannya anak-anak, para remaja dan ibu-ibu, termasuk orang di luar jamaah masjid Pathok Negoro Plosokuning juga boleh mengikutinya. Sehigga akan ada ratusan yang akan melantunkan salawat Jawa Ngelik ini. "Salawat Jawa Ngelik ini diciptakan oleh KH Nur Iman dari Mlangi dan dibawa ke Plosokuning oleh KH Mustofa," terangnya.
(shf)
tulis komentar anda