Saksi di Sidang Jerinx SID Menangis, Sebut Kehilangan Bayi Akibat Rapid Test
Selasa, 20 Oktober 2020 - 14:29 WIB
DENPASAR - Sidang lanjutan terdakwa drummer Superman Is Dead (SID) I Gede Ari Astina alias Jerinx SID dalam kasus unggahan 'IDI Kacung WHO' digelar di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, Selasa (20/10/2020). Dalam sidang, dihadirkan saksi seorang ibu yang kehilangan bayinya karena prosedur rapid test .
Saksi itu adalah Gusti Ayu Arianti. "Saya mau memberikan pernyataan terkait prosedur rapid test untuk ibu hamil," ujar Arianti menjawab pertanyaan kenapa dihadirkan sebagai saksi dari ketua majelis hakim Ida Ayu Adnya Dewi. (Baca juga: Jalani Sidang Perdana, Jerinx SID Langsung WO)
Ibu muda berusia 23 tahun itu lantas mengisahkan kejadian yang dialaminya pada 18 Agustus 2020 lalu di rumahnya di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Ketika usia kehamilannya menginjak sembilan bulan, dia tiba-tiba mengalami kontraksi pecah ketuban. Padahal hari perkiraan lahir masih 4 September 2020. (Baca juga: Sidang Jerinx, Saksi Sebut Unggahan 'IDI Kacung WHO' Lemahkan Dokter)
Arianti lalu dilarikan ke rumah sakit. Tiba di rumah sakit, petugas medis meminta hasil rapid test. Jika tidak ada, maka petugas menyarankan melakukan rapid test terlebih dulu. Tragisnya, di rumah sakit itu tidak tersedia layanan rapid test.
Arianti kemudian diarahkan melakukan rapid test ke Puskesmas. "Saat itu saya sudah menahan sakit. Saya ikuti prosedurnya. Jika tidak, saya tidak akan ditangani," ungkap dia sambil menahan tangis.
Setelah rapid test, Arianti kembali ke rumah sakit. Tiba di UGD, petugas medis mengatakan kondisi jantung bayinya sudah lemah. Petugas medis lalu memasang alat pendeteksi jantung di perut Arianti.
Proses persalinan akhirnya dilakukan melalui operasi caesar dan bayi dinyatakan sudah meninggal. "Saat siuman pasca operasi, sudah tidak ketemu bayi saya di ruang operasi," ujar Arianti yang tidak kuasa lagi menahan tangis.
Kepada hakim, Arianti menyatakan setuju dengan pernyataan Jerinx yang menolak rapid test untuk ibu hamil. "Kita tidak pernah tahu kapan melahirkan. Bisa maju seperti yang saya alami," imbuhnya.
Sidang juga menghadirkan saksi lainnya, yaitu dua personel Superman Is Dead, Bobi dan Eka. Sidang juga dihadiri artis Rina Nose.
Saksi itu adalah Gusti Ayu Arianti. "Saya mau memberikan pernyataan terkait prosedur rapid test untuk ibu hamil," ujar Arianti menjawab pertanyaan kenapa dihadirkan sebagai saksi dari ketua majelis hakim Ida Ayu Adnya Dewi. (Baca juga: Jalani Sidang Perdana, Jerinx SID Langsung WO)
Ibu muda berusia 23 tahun itu lantas mengisahkan kejadian yang dialaminya pada 18 Agustus 2020 lalu di rumahnya di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Ketika usia kehamilannya menginjak sembilan bulan, dia tiba-tiba mengalami kontraksi pecah ketuban. Padahal hari perkiraan lahir masih 4 September 2020. (Baca juga: Sidang Jerinx, Saksi Sebut Unggahan 'IDI Kacung WHO' Lemahkan Dokter)
Arianti lalu dilarikan ke rumah sakit. Tiba di rumah sakit, petugas medis meminta hasil rapid test. Jika tidak ada, maka petugas menyarankan melakukan rapid test terlebih dulu. Tragisnya, di rumah sakit itu tidak tersedia layanan rapid test.
Arianti kemudian diarahkan melakukan rapid test ke Puskesmas. "Saat itu saya sudah menahan sakit. Saya ikuti prosedurnya. Jika tidak, saya tidak akan ditangani," ungkap dia sambil menahan tangis.
Setelah rapid test, Arianti kembali ke rumah sakit. Tiba di UGD, petugas medis mengatakan kondisi jantung bayinya sudah lemah. Petugas medis lalu memasang alat pendeteksi jantung di perut Arianti.
Proses persalinan akhirnya dilakukan melalui operasi caesar dan bayi dinyatakan sudah meninggal. "Saat siuman pasca operasi, sudah tidak ketemu bayi saya di ruang operasi," ujar Arianti yang tidak kuasa lagi menahan tangis.
Kepada hakim, Arianti menyatakan setuju dengan pernyataan Jerinx yang menolak rapid test untuk ibu hamil. "Kita tidak pernah tahu kapan melahirkan. Bisa maju seperti yang saya alami," imbuhnya.
Sidang juga menghadirkan saksi lainnya, yaitu dua personel Superman Is Dead, Bobi dan Eka. Sidang juga dihadiri artis Rina Nose.
(shf)
tulis komentar anda