Inovasi JPD Funky, Lindungi Tamu dan Karyawan Hotel Patra Semarang

Selasa, 13 Oktober 2020 - 17:48 WIB
Jaket Pelindung Diri (JPD) yang didesain khusus pada masa pandemi Covid-19, inovasi Hotel Patra Semarang. Foto SINDOnews
SEMARANG - Dua bulan terakhir, Nur Sella Widyaningtyas, memiliki kebiasaan baru ketika tiba di tempat kerjanya Hotel Patra Semarang, Jalan Sisingamangaraja Kota Semarang . Tampil rapi dan cantik dengan balutan seragam khas hotel ternyata masih belum cukup.

Setelah menguas bedak ke pipi dan memastikan bibirnya berwarna merah bata, perempuan berparas ayu itu tak langsung memulai bekerja. Dia mengambil pakaian berbahan dasar plastik dengan beberapa motif batik yang menggantung di lemari untuk dikenakan.

Tak butuh waktu lama untuk mengenakan, karena pakaian yang disebut Jaket Pelindung Diri (JPD) yang didesain khusus pada masa pandemi Covid-19. Sekilas tampak seperti jas yakni kerah berbentuk V, dengan ujung lengan bawah dan atas, serta punggung, diberi hiasan kain perca batik.



Sementara untuk menyambungkan dua sisi kanan dan kiri menggunakan resleting agar mudah dikenakan maupun melepasnya. Dua perekat berhias batik melintang yang menutup resleting, kian menegaskan pakaian seragam ini mengusung kearifan lokal. (Baca: Serunya Menikmati Adu Paintball di Patra Semarang )

Lengan panjang hingga pergelangan akan melindungi tubuh bagian atas ketika bersenggolan dengan orang lain. Sementara panjang JPD hingga di bawah lutut, sehingga memungkinkan karyawan masih leluasa bergerak untuk melayani tamu.

“Kalau ribetnya sih enggak, karena memakaiannya kan mudah ada resleting sehingga mudah dibuka atau dilepasnya. Yang jelas JPD ini kan untuk kita sendiri, buat menjamin keamanan dan kenyamanan kita dari virus Covid-19 ,” kata gadis yang akrab disapa Sella itu, Kamis 8 Oktober.

“Kan kita kumpulnya banyak orang, kalau di ballroom dan resto itu orang datang dari mana-mana. Jadi yang lebih penting itu menjaga keamanan diri sendiri termasuk para tamu,” imbuhnya sembari mengenakan masker dan face shield.

Sella juga membungkus tangannya dengan sarung tangan berbahan karet, sehingga aman ketika beraktivitas melayani tamu. Meski sebagian besar tubuhnya terbalut plastik, namun gadis asal Ambarawa Kabupaten Semarang itu mengaku tak terlalu gerah.

“Di awal-awal memang terasa gerah, tapi kita kan kerjanya di ruang full AC, jadi nggak begitu gerah. Kita juga mobile, sliwar-sliwer (mondar-mandir) jadi tidak terasa panas. Memakainya selama acara berlangsung, paling lama ya sekira 2-3 jam,” lugasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content