Petani Bawang Mengeluh Cari Pupuk Seperti Teroris
Minggu, 20 September 2020 - 06:06 WIB
BANTUL - Wajah petani di Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Bantul ceria. Panen bawang merah kali ini hasilnya sangat bagus, padahal nyaris saja tanaman bawang merah ini mati lantaran kekurangan air.
“Akibat proyek bendungan Kamijoro kami tidak mendapatkan pasokan air. Setiap lima hari kami hanya dapat pasokan air 7 jam. Saat itu kami dibantu akhirnya dapat pasokan air 3 hari tiga malam. Terima kasih Pak Gandung (anggota Komisi VII DPR RI Gandung Pardiman),” terang Kepala Gapoktan Desa Tirtohargo Kecamatan Kretek Subowo, di sela Panen Raya Bawang Merah di lapangan desa itu Sabtu (19/9/2020). Acara panen itu juga dihadiri anggota DPR RI Gandung Pardiman dan Bupati Bantul Suharsono.
Subowo menceritakan, panen kali ini terbilang bagus. Total lahan bawang merah yang di panen oleh kelompok tani ini sekitar 90 hektar. Dengan ingkat produksi antara 15 hingga 20 ton per hektar. Harga bawang merah juga membuat petani gembira. Per kilonya mencapai Rp18 ribu hingga Rp20 ribu. “Kalau harga di atas Rp15 ribu per kilo petani pasti untung,” terangnya.
Meski begitu Subowo mengaku ketersediaan pupuk masih menjadi kendala. Setiap musim tanam, tiba-tiba pupuk ponska dan ZA menghilang dari pasaran. Mereka harus kucing-kucingan mencari pupuk hingga ke daerah lain.
“Kita malah seperti teroris. Dari satu kecamatan ke kecamatan lain mencari pupuk. Kami mohon dibantu terkait kelangkaan pupuk ini,” terangnya.(Baca juga : Polemik Hibah Persiba, Dulu Disetor ke Pemkab Sekarang Diminta Kembali )
Mendapat laporan dari petani tetang kelangkaaan pupuk ini, anggota DPR RI Gandung Pardiman langsung bereaksi. Menurutnya kelangkaan pupuk ini disinyalir ada permainan di tingkat hulu.
“Ini pasti ada permainan, kami akan urus hal ini. Kami akan membentuk tim dari anggota DPRD kabupaten, DIY hingga pusat untuk menelusuri ini agar pupuk tidak lagi jadi bahan permainan. Siapa yang mempermainkan ini akan ita kejar,” jelasnya.
Menurut Ketua DPD I Partai Golkar DIY ini hasil panen bawang merah para petani masih bisa ditingkatkan lagi. Untuk itu Gandung berencana melakuan kerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk meningkatkan hasil panen petani.(Baca juga : Air Limbah Masuk ke Pemukiman, TPST Piyungan Diblokade Warga )
Dalam kesempatan itu Gandung juga memborong hasil panen petani. Politis senior Partai Golkar ini membeli bawang merah sebanyak Rp5 juta. Bawang merah yang dibeli itu kemudia dibagikan kembali kepada para petani yang belum panen. Selain itu Gandung juga memberikan bantuan uag tunai kepada kelompok tani. Bantuan yang sama sebelumnya juga diberikan Gandung kepada kelompok tani ini saat mereka mengeluhkan kesulitan air bagi lahan pertanian mereka.
Sementara itu Bupati Suharsono mengaku senang panen bawang merah lancar dan harganya stabil. Suharsono juga senang hasil panen para petani bagus.
Pensiunan perwira menengah Polri ini meminta masyarakat tak sungkan untuk melapor kepada dirinya jika ada kesulitan. Kalau ada apa-apa silahkan lapor saya. Pasti kami bantu mencari solusinya,” terangnya.
Suharsono juga mewacanakan akan menghidupkan kembali Koperasi Unit Desa (KUD) yang selama ini banyak yang sudh tidak aktif. “Keberadaan KUD ini untuk membantu para petani jika ada kesulitan. KUD juga bisa menampung hasil panen petani,” terangnya.
“Akibat proyek bendungan Kamijoro kami tidak mendapatkan pasokan air. Setiap lima hari kami hanya dapat pasokan air 7 jam. Saat itu kami dibantu akhirnya dapat pasokan air 3 hari tiga malam. Terima kasih Pak Gandung (anggota Komisi VII DPR RI Gandung Pardiman),” terang Kepala Gapoktan Desa Tirtohargo Kecamatan Kretek Subowo, di sela Panen Raya Bawang Merah di lapangan desa itu Sabtu (19/9/2020). Acara panen itu juga dihadiri anggota DPR RI Gandung Pardiman dan Bupati Bantul Suharsono.
Subowo menceritakan, panen kali ini terbilang bagus. Total lahan bawang merah yang di panen oleh kelompok tani ini sekitar 90 hektar. Dengan ingkat produksi antara 15 hingga 20 ton per hektar. Harga bawang merah juga membuat petani gembira. Per kilonya mencapai Rp18 ribu hingga Rp20 ribu. “Kalau harga di atas Rp15 ribu per kilo petani pasti untung,” terangnya.
Meski begitu Subowo mengaku ketersediaan pupuk masih menjadi kendala. Setiap musim tanam, tiba-tiba pupuk ponska dan ZA menghilang dari pasaran. Mereka harus kucing-kucingan mencari pupuk hingga ke daerah lain.
“Kita malah seperti teroris. Dari satu kecamatan ke kecamatan lain mencari pupuk. Kami mohon dibantu terkait kelangkaan pupuk ini,” terangnya.(Baca juga : Polemik Hibah Persiba, Dulu Disetor ke Pemkab Sekarang Diminta Kembali )
Mendapat laporan dari petani tetang kelangkaaan pupuk ini, anggota DPR RI Gandung Pardiman langsung bereaksi. Menurutnya kelangkaan pupuk ini disinyalir ada permainan di tingkat hulu.
“Ini pasti ada permainan, kami akan urus hal ini. Kami akan membentuk tim dari anggota DPRD kabupaten, DIY hingga pusat untuk menelusuri ini agar pupuk tidak lagi jadi bahan permainan. Siapa yang mempermainkan ini akan ita kejar,” jelasnya.
Menurut Ketua DPD I Partai Golkar DIY ini hasil panen bawang merah para petani masih bisa ditingkatkan lagi. Untuk itu Gandung berencana melakuan kerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk meningkatkan hasil panen petani.(Baca juga : Air Limbah Masuk ke Pemukiman, TPST Piyungan Diblokade Warga )
Dalam kesempatan itu Gandung juga memborong hasil panen petani. Politis senior Partai Golkar ini membeli bawang merah sebanyak Rp5 juta. Bawang merah yang dibeli itu kemudia dibagikan kembali kepada para petani yang belum panen. Selain itu Gandung juga memberikan bantuan uag tunai kepada kelompok tani. Bantuan yang sama sebelumnya juga diberikan Gandung kepada kelompok tani ini saat mereka mengeluhkan kesulitan air bagi lahan pertanian mereka.
Sementara itu Bupati Suharsono mengaku senang panen bawang merah lancar dan harganya stabil. Suharsono juga senang hasil panen para petani bagus.
Pensiunan perwira menengah Polri ini meminta masyarakat tak sungkan untuk melapor kepada dirinya jika ada kesulitan. Kalau ada apa-apa silahkan lapor saya. Pasti kami bantu mencari solusinya,” terangnya.
Suharsono juga mewacanakan akan menghidupkan kembali Koperasi Unit Desa (KUD) yang selama ini banyak yang sudh tidak aktif. “Keberadaan KUD ini untuk membantu para petani jika ada kesulitan. KUD juga bisa menampung hasil panen petani,” terangnya.
(nun)
tulis komentar anda