Diskusi Kebangsaan: Praktik Mafia Hambat Kemandirian Industri Farmasi
Jum'at, 18 September 2020 - 16:43 WIB
Sedangkan, Rektor Universitas YARSI Fasli Djalal mengatakan, keinginan dan harapan untuk mencapai kemandirian obat dan alat kesehatan sudah lama dicanangkan pemerintah. Berbagai program dan kebijakan juga roadmap untuk mencapai kemandirian tersebut sudah disusun. Namun hingga kini kemandirian obat dan alat kesehatan masih jauh dari harapan.
Diakui industri obat dan alat kesehatan dalam negeri memang tubuh baik. Saat ini sekitar 72% farmasi dikuasai industri lokal, tetapi 95% bahan bakunya masih impor. Demikian juga untuk alat kesehatan, setiap tahun tumbuh rata-rata 12%. Sayangnya, 90% bahan baku alat kesehatan juga masih impor.
Fasli mengatakan, kemandirian alat kesehatan dan obat-obatan menjadi persoalan yang harus segera diatasi. Mengingat belanja produk alat kesehatan dan obat-obatan kita semakin hari semakin meningkat.
“Menjadi pelajaran berharga saat terjadi pandemi COVID-19, dimana kran impor tersendat, bagaimana kalang kabutnya industri farmasi dalam negeri untuk memperoleh bahan bakunya,” tutup Fasli.
Selain Fasli Djalal, Webinar yang dimoderatori Mayjen TNI (pur) I Dewa Putu Rai juga menampilkan narasumber lain. Yaitu Pakar Biologi Molekuler Prof Herawati Sudoyo Supolo, Staf Khusus Menteri Kesehatan Mayjen TNI (Pur) Dr Daniel Tjen, Ketua Industri Kesehatan BPP HIPMI DR dr I Gusti Nyoman Darmaputra, dan Dewan Pakar Aliansi Kebangsaan Yudi Latif.
Diakui industri obat dan alat kesehatan dalam negeri memang tubuh baik. Saat ini sekitar 72% farmasi dikuasai industri lokal, tetapi 95% bahan bakunya masih impor. Demikian juga untuk alat kesehatan, setiap tahun tumbuh rata-rata 12%. Sayangnya, 90% bahan baku alat kesehatan juga masih impor.
Fasli mengatakan, kemandirian alat kesehatan dan obat-obatan menjadi persoalan yang harus segera diatasi. Mengingat belanja produk alat kesehatan dan obat-obatan kita semakin hari semakin meningkat.
“Menjadi pelajaran berharga saat terjadi pandemi COVID-19, dimana kran impor tersendat, bagaimana kalang kabutnya industri farmasi dalam negeri untuk memperoleh bahan bakunya,” tutup Fasli.
Selain Fasli Djalal, Webinar yang dimoderatori Mayjen TNI (pur) I Dewa Putu Rai juga menampilkan narasumber lain. Yaitu Pakar Biologi Molekuler Prof Herawati Sudoyo Supolo, Staf Khusus Menteri Kesehatan Mayjen TNI (Pur) Dr Daniel Tjen, Ketua Industri Kesehatan BPP HIPMI DR dr I Gusti Nyoman Darmaputra, dan Dewan Pakar Aliansi Kebangsaan Yudi Latif.
(nth)
tulis komentar anda