Anemia Tingkatkan Risiko Kematian Pasien COVID-19
Jum'at, 18 September 2020 - 14:53 WIB
SURABAYA - Penyakit anemia menambah risiko kematian pasien COVID-19 . Di tengah pandemi ini, masyarakat harus tetap waspada untuk bisa menjaga diri dan tetap menjalankan protokol kesehatan.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Dr dr M Atoillah Isfandiari, MKes mengatakan, anemia dapat memengaruhi daya tahan tubuh terhadap infeksi COVID-19. “Artinya begini, orang yang terinfeksi COVID-19 dan mengalami anemia memiliki risiko yang lebih berat jika dibandingkan dengan yang tidak anemia,” kata Atok, panggilan akrabnya, Jumat (18/9/2020). (Baca juga: Kalau Rumah Sakit Penuh, Pasien Covid Bakal 'Nginap' di Hotel )
Menurut dia, masalah utama pada infeksi COVID-19 adalah hipoksia atau kekurangan oksigen. Kondisi itu menyebabkan sesak dan gagal napas hingga kegagalan organ dan meninggal dunia. Sehingga pada penderita anemia, kemampuan menyalurkan oksigen ke jaringan tubuh juga berkurang. “Jadi kuncinya memang pada transportasi okgisen,” kata dia. (Baca juga: Sebanyak 12,5% Remaja Putri di Sleman Menderita Anemia )
Atok mengatakan, COVID-19 mengandung protein yang berpotensi menyerang sel darah merah dan zat besi yang mengikat. Sehingga sel darah merah akan rusak. Selanjutnya, hal itu juga dapat memicu peradangan pada sejumlah jaringan organ tubuh.
Bahkan, kata dia, ada banyak temuan pada sejumlah penelitian yang dilakukan di China dan Amerika. Hasilnya terbukti bahwa kombinasi paparan anemia dan COVID-19 menambah risiko kematian yang tinggi. “Semua penelitian ini konsisten. Hasilnya sama,” ujar dia.
Atok juga menjelaskan, COVID-19 adalah virus yang sangat ganas. Sebab, virus itu tidak hanya menyebabkan pneumonia di paru-paru, tetapi permasalahan yang tidak kalah serius seperti anemia. “Itu sebabnya, penderita COVID-19 yang gagal napas meskipun diberi ventilator, 50%tidak berhasil,” kata dia.
Rendahnya kadar zat besi dapat memicu turunnya sistem kekebalan tubuh sehingga mudah terinfeksi penyakit. Selain itu, anemia juga meningkatkan risiko komplikasi yang menyerang jantung dan tenggorokan.
“Jangan sampai terinfeksi COVID-19, jangan sampai anemia. Karena anemia kalau sudah kena COVID-19 menjadi lebih parah,” kata dia.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Dr dr M Atoillah Isfandiari, MKes mengatakan, anemia dapat memengaruhi daya tahan tubuh terhadap infeksi COVID-19. “Artinya begini, orang yang terinfeksi COVID-19 dan mengalami anemia memiliki risiko yang lebih berat jika dibandingkan dengan yang tidak anemia,” kata Atok, panggilan akrabnya, Jumat (18/9/2020). (Baca juga: Kalau Rumah Sakit Penuh, Pasien Covid Bakal 'Nginap' di Hotel )
Menurut dia, masalah utama pada infeksi COVID-19 adalah hipoksia atau kekurangan oksigen. Kondisi itu menyebabkan sesak dan gagal napas hingga kegagalan organ dan meninggal dunia. Sehingga pada penderita anemia, kemampuan menyalurkan oksigen ke jaringan tubuh juga berkurang. “Jadi kuncinya memang pada transportasi okgisen,” kata dia. (Baca juga: Sebanyak 12,5% Remaja Putri di Sleman Menderita Anemia )
Atok mengatakan, COVID-19 mengandung protein yang berpotensi menyerang sel darah merah dan zat besi yang mengikat. Sehingga sel darah merah akan rusak. Selanjutnya, hal itu juga dapat memicu peradangan pada sejumlah jaringan organ tubuh.
Bahkan, kata dia, ada banyak temuan pada sejumlah penelitian yang dilakukan di China dan Amerika. Hasilnya terbukti bahwa kombinasi paparan anemia dan COVID-19 menambah risiko kematian yang tinggi. “Semua penelitian ini konsisten. Hasilnya sama,” ujar dia.
Atok juga menjelaskan, COVID-19 adalah virus yang sangat ganas. Sebab, virus itu tidak hanya menyebabkan pneumonia di paru-paru, tetapi permasalahan yang tidak kalah serius seperti anemia. “Itu sebabnya, penderita COVID-19 yang gagal napas meskipun diberi ventilator, 50%tidak berhasil,” kata dia.
Rendahnya kadar zat besi dapat memicu turunnya sistem kekebalan tubuh sehingga mudah terinfeksi penyakit. Selain itu, anemia juga meningkatkan risiko komplikasi yang menyerang jantung dan tenggorokan.
“Jangan sampai terinfeksi COVID-19, jangan sampai anemia. Karena anemia kalau sudah kena COVID-19 menjadi lebih parah,” kata dia.
(nth)
tulis komentar anda