Polisi Diminta Penuhi Jaminan Kesehatan Korban Penembakan Barukang

Selasa, 15 September 2020 - 23:25 WIB
Wanita asal Kabupaten Maros itu, baru tersadar ketika beberapa tetangganya mengabarkan Anjas tertembak di kepala dan dibawa ke rumah sakit Angkatan Laut Jalan Ammari.

"Barupi saya lihat ke di lorong, adami yang tanyaka. Anjas itu yang dibawa (ke rumah sakit) kena tembakan di kepalanya," jelas Hasbiah.

Sayang, peralatan rumah sakit tersebut yang belum memadai, memaksa pihak keluarga dan beberapa kerabat dekat Anjas membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara sekira pukul 03.30 Wita.

"Samaka bapaknya ke sana (rumah sakit) ternyata anakku betul, karena celananya ku liat, warna coklat. Baju hitam. Itumi yang selalu terbayang-bayang waktunya diseret," papar Hasbiah.

Hasbiah tinggal bersama keluarga besarnya di sebuah rumah panggung bercat biru dan hijau. Di rumahnya masih terpajang karangan bunga, ucapan dari Kapolres Pelabuhan Makassar , AKBP Kadarislam Kasim dan ditambah bubuhan kata beserta staf dan Bhayangkari.

"Saya mau dihukum seberat-beratnya itu pelaku, polisi. Tidak tegaka liat anakku dikasih begitu, pas di rumah sakit, itu daging jempolnya anakku terkikis. Masih seringka itu pergi lihat di sana, menangis. Kayak orang gila saya. Kalau ku ingat anakku (Anjas)," kata dia.



Wahyuni, kakak perempuan pertama Anjas menceritakan selama ini, almarhum kerap membawa hasil laut dari pelelangan ikan Paotere, tempatnya mencari nafkah. Wanita 30 tahun itu berkata, Anjas memilih meninggalkan bangku sekolah untuk membantu perekonomian keluarga.

"SD tidak tamat itu. Sembarang na kerja kodong, biasa parkir. Bantu-bantu jual ikan. Biasa bawa ikan pulang. Memang pekerja keras itu anak. Pergi kerja itu jam setengah satu pulang jam 7. Kadang jam 5 pulang jam 10. Baru kalau sudah itu pergi main futsal, sudah Asar, Magrib pi baru pulang," ujarnya.

Wahyuni bilang, beberapa kali Anjas sempat membicarakan soal kematian sekitar pertengahan bulan Juli. "Sama mamaku cerita, biasa bilang duluanka mati dari pada kita mak. Janganki menangis. Sering kali bilang begitu, na bilang mamaku, jangan begitu. Baru selalu termenung," ucapnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content