PSBB Hari Pertama, Jalur Jembatan Kembar Gowa Lumpuh
Senin, 04 Mei 2020 - 12:33 WIB
SUNGGUMINASA - Pelaksanaan hari pertama pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yangdilakukan Pemerintah Kabupaten Gowa, Senin, (4/5/2020) diwarnai dengan lumpuhnya jalur lalu lintas di kawasan jembatan kembar Sungguminasa.
Kendaraan barracuda yang diparkir memalang jalan di tugu perahu Pinisi poros Pallangga-Jembatan Kembar menuju Sungguminasa membuat penumpukan kendaraan berakibat macet total.
Kondisi sama juga terlihat di Jalan Usman Salengke, Sungguminasa menuju arah jembatan kembar-Pallangga. Kendaraan tidak bisa bergerak di atas jembatan kembar, sejak pagi.
Ratusan kendaraan tidak bergerak lantaran hingga pukul 10.30 Wita volume kendaraan mengalir ke Jalan Usman Salengke dan ikut terjebak.
Sejumlah pengendara menyesalkan adanya pemalangan tersebut. Mereka mengaku paham dan tahu adanya PSBB. Namun tuntutan pekerjaan dan keperluan lainnya yang membuat mereka harus keluar rumah.
"Iya saya tau PSBB mulai diberlakukan tapi saya harus menuju tempat saya bekerja di Pallangga," kata Supri, salah seorang pengendara sepeda motor.
Hal sama dikatakan Rusli, seorang karyawan minimarket di kawasan poros Pallangga. Menurutnya, sebaiknya penutupan jalan dilakukan di wilayah batas kabupaten jangan didalam kawasan kota kabupaten.
Pasalnya mereka yang tetap harus masuk kerja jadi kerepotan. Apalagi penutupan jalan di ujung Jembatan Kembar.
"Semua kendaraan baik truk besar, mobil tangki hingga mobil kecil, motor dan sepeda menumpuk di atas jembatan," kata Rusli.
Kendaraan barracuda yang diparkir memalang jalan di tugu perahu Pinisi poros Pallangga-Jembatan Kembar menuju Sungguminasa membuat penumpukan kendaraan berakibat macet total.
Kondisi sama juga terlihat di Jalan Usman Salengke, Sungguminasa menuju arah jembatan kembar-Pallangga. Kendaraan tidak bisa bergerak di atas jembatan kembar, sejak pagi.
Ratusan kendaraan tidak bergerak lantaran hingga pukul 10.30 Wita volume kendaraan mengalir ke Jalan Usman Salengke dan ikut terjebak.
Sejumlah pengendara menyesalkan adanya pemalangan tersebut. Mereka mengaku paham dan tahu adanya PSBB. Namun tuntutan pekerjaan dan keperluan lainnya yang membuat mereka harus keluar rumah.
"Iya saya tau PSBB mulai diberlakukan tapi saya harus menuju tempat saya bekerja di Pallangga," kata Supri, salah seorang pengendara sepeda motor.
Hal sama dikatakan Rusli, seorang karyawan minimarket di kawasan poros Pallangga. Menurutnya, sebaiknya penutupan jalan dilakukan di wilayah batas kabupaten jangan didalam kawasan kota kabupaten.
Pasalnya mereka yang tetap harus masuk kerja jadi kerepotan. Apalagi penutupan jalan di ujung Jembatan Kembar.
"Semua kendaraan baik truk besar, mobil tangki hingga mobil kecil, motor dan sepeda menumpuk di atas jembatan," kata Rusli.
tulis komentar anda